EFISIENSI MANAJEMEN BERBASIS
SEKOLAH
MAKALAH
Disusun
untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Berbasis Sekolah
Dosen
Pengampu : Rakhil Fajrin, M.Pd.I
Oleh:
Dewi
Martalia Kurniasari
PROGRAM
STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
JURUSAN
TARBIYAH
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM DARUSSALAM
NGANJUK
JAWA TIMUR
2017
KATA
PENGANTAR
Puji syukur
kami panjatkan kehadiran kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan
rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan
makalah ini.
Shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada junjungan
kita Nabi Muhammad S.A.W yang diutus sebagai rahmat untuk sekalian alam dan
membimbing umat ke jalan yang lurus.
Ribuan terima kasih kami ucapkan kepada :
1.
Ibu Rakhil Fajrin, M.Pd.I yang telah memberikan
pengarahan atas terselesaikannya makalah ini.
2.
Pihak-pihak yang membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini.
3.
Teman-teman semester IV.
Makalah ini disusun sebagai pemenuhan tugas mata
kuliah Manajemen Berbasis Sekolah. Kami menyadari tentunya makalah ini jauh
dari kesempurnaan, oleh karenanya kami senantiasa mengharap adanya kritik dan
saran guna perubahan yang lebih baik kedepannya. Kendati demikian, kami
berharap makalah ini bermanfaat bagi
para pembaca. Akhir kata, permohonan maaf kami haturkan atas segala kekurangan
dalam makalah ini.
Tanjunganom, 18
Maret 2017
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL ............................................................................................ i
KATA
PENGANTAR ......................................................................................... ii
DAFTAR
ISI ....................................................................................................... iii
BAB
1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................ 1
C. Tujuan Pembahasan ......................................................................... 1
BAB
II PEMBAHASAN
A. Konsep Efisiensi dalam Pendidikan................................................. 2
B. Pelaksanaan Efisiensi Internal dan Eksternal
dalam Pendidikan..... 3
C. Upaya Peningkatan Efisiensi Pendidikan....................................... 10
BAB
III PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................... 11
B. Saran .............................................................................................. 11
DAFTAR
PUSTAKA ........................................................................................ 12
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Implementasi MBS di samping dilihat dari segi
efektivitas, juga perlu dianalisis dari segi efisiensi. Berbicara tentang
efisien, efisien adalah bagaimana
menghasilkan efektifitas dari suatu tujuan dengan proses yang lebih murah.
Dalam kaitannya dengan proses pendidikan, akan lebih baik jika memperhitungkan
untuk memperoleh hasil yang baik tanpa melupakan proses yang baik pula. Hal-hal
tersebut merupakan kekurangan dalam
pendidikan di Indonesia, dimana pendidikan kurang mempertimbangkan proses dan
hanya berfokus pada bagaimana dapat
meraih standar hasil yang telah ditentukan.
Proses pendidikan yang efisien adalah apabila
pendayagunaan sumber daya seperti waktu, tenaga dan biaya tepat sasaran, dengan
lulusan dan produktifitas pendidikan yang optimal. Dari uraian di atas akan
dibahas konsep efisiensi pelaksanaan pendidikan yang dikelompokkan menjadi
efisiensi internal dan eksternal serta upaya untuk meningkatkan efisiensi dalam
pelaksanaan pendidikan yang akan dipaparkan dalam makalah ini.
B. Rumusan
Masalah
Dari
latar belakang di atas dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana
konsep efisiensi dalam pendidikan?
2. Bagaimana
implementasi efisiensi internal dan eksternal pendidikan?
3. Bagaimana
upaya peningkatan efisiensi pendidikan?
C. Tujuan
Pembahasan
Tujuan
pembahasan makalah ini yaitu:
1. Mengetahui
konsep efisiensi dalam pendidikan.
2. Mengetahui
implementasi efisiensi internal dan eksternal pendidikan.
3. Mengetahui
upaya peningkatan efisiensi pendidikan.
PEMBAHASAN
A. Konsep
Efisiensi dalam Pendidikan
Dalam pelaksanaan MBS sebagai salah satu cara
meningkatkan mutu pendidikan bagi seluruh lapisan masyarakat dan efisiensi
sumber daya alam yang terbatas, sekolah perlu memilah strategi manajemen
pendidikan yang diterapkan. Efisiensi merupakan aspek yang sangat penting dalam
manajemen sekolah, karena umumnya sekolah dihadapkan pada kelangkaan sumber
dana, dan secara langsung berpengaruh pada kegiatan manajemen. Sehingga sejak
awal perlu dikaji tentang efisiensi implementasi MBS.
Efisensi menjadi salah satu fokus penelahaan
ilmu ekonomi pendidikan. Di bidang ekonomi, kata ekonomis juga sering
dipersepsi sebagai efisiensi. Diluar kerangka uang atau material, efisiensi
juga dapat digantikan dengan dimensi waktu dan tenaga. Istilah efisiensi
berasal dari kata efisien yang berarti hemat, sedikit modal tetapi tujuan
tercapai, sedikit pengeluaran biaya, sarana, tenaga, dan waktu tetapi tujuan
yang dikehendaki tercapai sesuai tujuan yang telah ditetapkan.[1]
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,
efisiensi diartikan sebagai ketepatan cara (usaha atau kerja) dalam menjalankan
sesuatu (dengan tidak membuang waktu, tenaga, dan biaya).[2]
Istilah efisiensi pendidikan menggambarkan hubungan antara input
(masukan) dan output (keluaran) dari suatu pelaksanaan proses
pendidikan.
Menurut Dharma yang dikutip E. Mulyasa,
efisiensi mengacu pada penggunaan sumber daya yang langka oleh organisasi.[3]
Efisiensi pendidikan menurut Mc Mahon adalah mengukur rasio efektìvitas dengan
biaya, misalnya biaya untuk setiap sks, atau manfaat dengan biaya, misalnya
nilai hasil seperti penghasilan dikaitkan dengan biaya investasi pendidikan.[4]
Menurut Nanang Fattah efisiensi pendidikan memiliki kaitan antara pendayagunaan
sumber-sumber pendidikan yang terbatas sehingga mencapai optimalisasi yang
tinggi. Dalam biaya pendidikan, efesiensi ditentukan oleh ketepatan di dalam
mendayagunakan anggaran pendidikan dengan memberikan prioritas pada
faktor-faktor input pendidikan yang dapat memacu pencapaian prestasi belajar
siswa.[5]
Efisiensi penyelenggaraan pendidikan diartikan
sebagai penghematan terhadap penggunaan sumber daya yang dimiliki sekolah,
yaitu penghematan terhadap penggunaan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan,
penghematan pemanfaatan sarana dan prasarana, penghematan biaya, dan
penghematan penggunaan waktu dalam melakukan proses pendidikan guna mencapai
tujuan pendidikan yang sudah ditentukan
secara efektif.[6]
Dari beberapa uraian di atas, dapat penulis simpulkan
bahwa efisiensi dalam pendidikan adalah suatu
kegiatan pelaksanaan pendidikan yang menunjukkan kondisi input atau
masukan yang minimal namun dapat menghasilkan output atau keluaran yang
maksimal atau sesuai dengan yang telah ditetapkan. Yang mana jika dikaitkan
dengan implementasi MBS, maka efisiensi disini menyangkut seluruh unsur
manajemen pendidikan yang berperan dalam pelaksanaan MBS.
B. Implementasi
Efisiensi Internal dan Eksternal dalam Pendidikan
1. Efisiensi
Internal
a. Konsep
Efisiensi Internal
Efisiensi internal adalah penghematan yang
terjadi di lingkungan internal sekolah pada waktu siswa masih aktif belajar di
sekolah dan yang bersangkutan menjadi tanggung jawab pihak sekolah. Efisiensi
internal diukur dari banyaknya lulusan yang dihasilkan oleh sekolah selama
periode waktu tertentu dengan
menggunakan perbandingan antara siswa yang masuk dengan siswa yang lulus, jika
rasio masukan dan keluaran ini diperoleh angka 1, maka hal itu berarti
penyelenggaraan pendidikan dapat
dikatakan efisien.[7]
Perhitungan efisiensi pendidikan dapat
dilakukan dengan beberapa cara, yaitu
yang pertama dilakukan dengan cara membandingkan antara hasil seleksi dalam
satu masa pendidikan dengan hasil seleksi di antara beberapa masa pendidikan. Kedua,
untuk mengetahui efisiensi internal pendidikan dari proporsi siswa yang
bertahan sampai akhir masa pendidikan atau tahun tamatan pendidikan.[8]
Pengukuran efisiensi dapat dilakukan sebagai
berikut:[9]
1) Mengukur
rata-rata lama belajar (average study trend)
Untuk menghitung tingkat efisiensi biaya
pendidikan dengan mengetahui lama belajar dalam satu putaran yaitu menghitung
waktu yang ia gunakan dibandingkan dengan jumlah lulus dan mendapat hasil
rata-rata lama belajar. Metode ini digunakan untuk mengetahui berapa lama
seorang lulusan menggunakan waktu belajarnya dengan cara menggunakan statistik
kohort (kelompok belajar). Cara penghitungannya adalah jumlah waktu yang
dihabiskan lulusan dalam suatu kohort dibagi dengan jumlah lulusan dalam kohort
tersebut.
2) Menghitung
rasio input dan output
Untuk
menghitung rasio input dan output dilakukan dengan menghitung rasio masukan
awal dengan tingkat kelulusan pada waktu yang telah ditetapkan, dan akan mendapat
nilai rata-rata rasio input.
b. Analisis
Input, Proses, dan Output dalam Efisiensi Internal
Sejalan
dengan uraian di atas, efisiensi juga merupakan perbandingan antara output dan
input yang dihasilkan. Untuk meningkatkan efisiensi internal pendidikan
mengharuskan para manajer pendidikan memfokuskan perhatiannya pada tiga hal:[10]
1) Faktor
input pendidikan
Secara operasional, masukan atau input
pendidikan adalah sumber daya yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan
pendidikan dan pengajaran dalam rangka mencapai tujuan yang diinginkan. Sumber
daya tersebut berkaitan dengan nilai, serta faktor manusia dan ekonomi. Nilai
dan pengetahuan menggariskan tujuan dan isi pendidikan, faktor manusia
merupakan pelaksana pendidikan, dan faktor ekonomi menyangkut biaya dan
fasilitas penyelenggaraan pendidikan. Masukan-masukan diatas adalah peserta
didik, guru, ruang kelas, buku teks, peralatan, kurikulum dan sarana
pendidikan. Masukan-masukan ini bisa dinyatakan dalam bentuk biaya per peserta
didik setiap tahun. Oleh karena itu untuk mengetahui tingkat efisiensi suatu
sekolah dapat dihitung dari banyak tahun yang dihabiskan peserta didik dalam
siklus tertentu untuk menyelesaikan
studinya. Efisiensi ini akan menurun apabila ada peserta didik yang drop
out. Hal ini dapat dipahami karena angka mengulang kelas dan drop out akan
mengakibatkan rata-rata waktu yang dibutuhkan oleh setiap peserta didik untuk
lulus menjadi semakin lama.[11]
Faktor input tersebut meliputi unsur-unsur
sebagai berikut:[12]
a) Unsur
SDM berupa jumlah dan mutu guru, pelatih, instruktur dan semua orang yang
berfungsi sebagai fasilitator pendidikan.
b) Unsur
mutu dan peran serta stake holders pendidikan yaitu peserta didik, siswa, orang
tua, peran serta masyarakat.
c) Unsur
pendanaan atau pembiayaan pendidikan yang memungkinkan semua program pendidikan
di lembaga pendidikan atau sekolah dapat berlangsung.
d) Unsur
prasarana dan sarana seperti tanah, bangunan gedung, perpustakaan sekolah, laboratorium,
dan pusat sumber belajar.
e) Unsur
teknologi yang diterapkan dan diprogram serta dimiliki oleh lembaga pendidikan
seperti: sarana komputer, media pembelajaran, orientasi guru terhadap penerapan
teknologi.
f) Unsur
kurikulum atau program pendidikan berikut seluruh agenda dan program pendidikan
dan pembelajaran yang diberlakukan di lembaga pendidikan.
g) Unsur
lingkungan lembaga pendidikan baik lingkungan alam seperti gunung, bukit,
lembah, pantai, pedalaman, hutan, persawahan, pertambakan, dan sebagainya.
h) Unsur
reputasi dan prestasi lembaga pendidikan yang memicu dan mendorong semangat
belajar para siswa dan masyarakat sekitarnya.
i) Unsur
waktu belajar dan pembelajaran yang sesuai dengan rancangan kurikulum dan agenda
atau program pembelajaran.
2) Faktor
proses pendidikan
Unsur
input di atas sangat menentukan bagi kelangsungan faktor berikutnya yaitu
faktor proses pendidikan berupa belajar dan pembelajaran yang meliputi
unsur-unsur sebagai berikut:[13]
a) Unsur
model pendekatan dan metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru dan lembaga
pendidikan yang bersangkutan.
b) Unsur
pendayagunaan waktu tersedia secara efisien dan efektif.
c) Unsur
orientasi dan wawasan belajar dan pembelajaran yang disosialisasikan di kelas
dan dalam forum belajar mengajar.
d) Unsur
pendayagunaan kurikulum dan ekstra kurikulum di dalam dan di luar proses
belajar mengajar.
e) Unsur
paradigma baru yang diterapkan dalam pendekatan belajar dalam arti belajar yang
lebih inovatif, kreatif, adaptif, dan generik.
3) Faktor
output pendidikan
Keluaran
atau output adalah segala sesuatu yang dikelola dan dihasilkan di sekolah,
yaitu berapa banyak yang dihasilkan dan seberapa baik sekolah dapat
mengelolanya. Keluaran tersebut dapat berupa perubahan perilaku baik dalam
aspek kognitif, psikomotor, maupun afektif, pada pengelola sekolah, baik
peserta didik, kepala sekolah, guru, maupun pegawai. Di samping itu, dapat
dilihat dampaknya terhadap masyarakat dan lingkugan.
Perubahan
kognitif berbentuk perubahan aspek intelektual, yang terjadi secara berjenjang
mulai dari aspek pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan
evaluasi. Perubahan psikomotor berupa perubahan keterampilan, tentunya diawali
dengan perubahan pengetahuan. Perubahan afektif merupakan hasil belajar yang
berupa perubahan sikap seseorang. Sementara dampak terhadap lingkungan bisa
positif dan negatif, dampak positif apabila dapat mengangkat harkat dan
martabat masyarakat.[14]
Faktor
input dan proses akan menentukan faktor output yang juga meliputi unsur-unsur
sebagai berikut:[15]
a) Tepat
waktu atau lebih cepat dari waktu program belajar dan pembelajaran yang
ditetapkan.
b) Hasil
pendidikan dan lulusan siap kerja melanjutkan pendidikan pada jenjang
berikutnya.
c) Para
orang tua dan seluruh stake holders pendidikan merasakan hasilnya
sesuai yang diharapkan.
d) Para
lulusan berhasil mendapatkan predikat kelulusan sesuai tuntutan kompetensi yang
ditetapkan dalam tujuan program.
e) Jumlah
peserta didik yang tak berhasil sangat minim dibandingkan mereka yang berhasil.
f) Hasil
atau output pendidikan dicapai dengan biaya yang sesuai dengan norma-norma
efisiensi.
2. Efisiensi
Eksternal
Efisiensi eksternal atau efisiensi pertukaran
bagi para ekonom mengacu pada sejauh mana sekolah mampu memproduksi outcome
atau output tersebut yang dikehendaki masyarakat.[16]
Efisiensi eksternal pada umumnya
dihubungkan dengan metode cost benefit analysis. Cost benefit analysis yaitu rasio
antara keuntungan finansial sebagai
hasil pendidikan (biasanya diukur dengan
penghasilan) dengan seluruh biaya yang
dikeluarkan untuk pendidikan. Efisiensi eksternal diukur secara makro yaitu dengan melihat pertumbuhan
ekonomi dan kesejahteraan sosial sebagai dampak dan hasil pendidikan. Dimana setiap individu
berpendidikan lebih baik memperoleh
penghasilan atau pendapatan, serta kesehatan yang lebih baik daripada yang
tidak. Analisis efisiensi eksternal
berguna untuk menentukan kebijakan dalam pengalokasian biaya atau distribusi
anggaran kepada seluruh sub-sub sektor pendidikan. Efisiensi eksternal juga
merupakan pengakuan sosial terhadap lulusan atau hasil pendidikan.[17]
Jika pada efisiensi internal setelah input
diproses maka akan menghasilkan output, maka pada efisiensi eksternal hasil
dari proses lebih mengarah kepada outcome. Outcome akhir (ultimate outcomes)
mengacu pada pengukuran utcome dari
pendidikan.
Dalam menganalisis efisiensi eksternal, dalam
bidang pendidikan dapat dibedakan dalam dua jenis, yaitu:[18]
a. Keuntungan
perorangan (private rate of return)
Yaitu perbandingan keuntungan pendidikan kepada
individu dengan biaya pendidikan dari individu yang bersangkutan.
b. Keuntungan
masyarakat (social rate of return)
Yaitu perbandingan keuntungan pendidikan kepada
masyarakat dengan biaya pendidikan masyarakat. Jadi, efisiensi eksternal
pendidikan meliputi tingkat balik ekonomi dan investasi pendidikan pada
umumnya, alokasi pembiayaan bagi jenis dan jenjang pendidikan.
Outcome
pendidikan dapat dibedakan menjadi 3, yaitu: [19]
a. Keuntungan
moneter dari pendidikan meliputi kontribusi pendidikan terhadap Gross National
Product yang dapat diukur dan juga dinilai.
b. Keuntungan-keuntungan
non-moneter dari pendidikan meliputi kontribusi terhadap pelayanan masyarakat,
budaya, kesehatan yang lebih baik, angka pertumbuhan populasi yang rendah,
waktu luang, dan pengaruh terhadap pemantapan pengetahuan para pemilih dan
demokrasi politik.
c. Kontribusi
pendidikan terhadap produktivitas buruh, atau pendapatan nasional per orang
yang bekerja meliputi lingkup perencanaan tenaga kerja yang dibatasi umumnya
oleh ketrampilan tertentu dan sektor industri, tetapi juga meliputi bidang jasa
dan pertanian. Kontribusi ini terhadap pertumbuhan ekonomi meliputi pengaruh
atas produktivitas buruh, penyebaran dan adaptasi sektor teknologi, mobilitas
kerja, serta partisipasi dan produktivitas angkatan kerja wanita.
C. Upaya
Peningkatan Efisiensi Pendidikan
Upaya-upaya dalam meningkatkan efisiensi
pendidikan dalam MBS tentunya mencakup seluruh unsur manajemen di sekolah,
sehingga pendidikan perlu diarahkan pada hal-hal pokok berikut ini:[20]
1. Pemerataan
kesempatan memasuki sekolah (equality of access). Hal ini dapat
dilakukan dengan menyamakan kesempatan calon peserta didik dalam seleksai
penerimaan tanpa mengistimewakan maupun mendiskriminasikan.
2. Pemerataan
untuk bertahan di sekolah (equality of survival). Banyak faktor dapat
mempengaruhi proses belajar peserta didik, sehingga harus diperhatikan beberapa hal yang berkaitan dengan alasan untuk
berhenti atau tetap bersekolah seperti faktor biaya, sarana dan prasarana,
hingga lingkungan.
3. Pemerataan
kesempatan untuk memperoleh keberhasilan dalam belajar (equality of output).
Dalam akhir proses belajar akan diketahui apakah pembelajaran tersebut berhasil
atau tidak, hal ini dipengaruhi oleh metode pembelajaran, kurikulum, dan
lain-lain.
4. Pemerataan
kesempatan menikmati manfaat pendidikan dalam kehidupan masyarakat (equality
of outcome). Semakin bermanfaat suatu pedidikan dalam kehidupan masyarakat
setelahnya akan meningkatkan jumlah peserta didik dan meningkatkan mutu
pendidikan di duatu daerah atau negara.
Konsep peningkatan
efisiensi dalam pendidikan akan mempunyai makna jika dalam pelaksanaannya
seimbang antara konsep efisiensi secara internal maupun secara eksternal.
Sehingga pendidikan yang dilaksanakan tidak hanya menngacu pada output tapi
juga outcome.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Efisiensi
dalam pendidikan adalah suatu kegiatan
pelaksanaan pendidikan yang menunjukkan kondisi input atau masukan yang minimal
namun dapat menghasilkan output atau keluaran yang maksimal atau sesuai dengan
yang telah ditetapkan. Yang mana jika dikaitkan dengan implementasi MBS, maka
efisiensi disini menyangkut seluruh unsur manajemen pendidikan yang berperan
dalam pelaksanaan MBS.
2. Efisiensi
internal adalah penghematan yang terjadi di lingkungan internal sekolah pada waktu
siswa masih aktif belajar di sekolah. Efisiensi internal diukur dari banyaknya
lulusan yang dihasilkan dari perbandingan antara siswa yang masuk dengan siswa
yang lulus, atau dengan pengukuran rata-rata lama belajar. Efisiensi eksternal
mengacu pada sejauh mana sekolah mampu memproduksi outcome atau output tersebut
yang dikehendaki masyarakat yang pada umumnya dihubungkan dengan metode cost
benefit analysis. Efisiensi eksternal diukur dengan melihat pertumbuhan ekonomi
dan kesejahteraan sosial sebagai dampak dan hasil pendidikan.
3. Upaya-upaya
dalam meningkatkan efisiensi pendidikan meliputi pemerataan kesempatan memasuki
sekolah, pemerataan untuk bertahan di sekolah, pemerataan kesempatan untuk
memperoleh keberhasilan dalam belajar, pemerataan kesempatan menikmati manfaat
pendidikan dalam masyarakat.
B. Saran
Dalam
implementasi MBS tidak hanya membahas soal efektivitas penddidikan namun juga
efisiensi, dimana efisiensi juga menjadi salah satu hal yang perlu diperhatikan
agar pembelajaran tujuan pembelajaran tercapai, menghasilkan output sesuai
rencana, tanpa tejadi pemborosan input. Terlepaas dari itu, penulis senantiasa
mengharapkan kritik dan saran untuk hasil yang lebih baik kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
Armida.
“Manajemen Biaya Pendidikan (Kajian Efektfitas dan Efisiensi Pengelolaan Biaya
Pendidikan)” dalam Jurnal Nazharat No. 2 Vol. IX (Agustus, 2011)
Dedhy
Ahmad K. Tt. Bahan Ajar Administrasi Pendidikan: Pembiayaan Pendidikan.
Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
E.
Mulyasa. 2011. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: Remaja Rosdakarya.
http://kbbi.web.id/efisiensi
Marsus
Suti, ”Strategi Peningkatan Mutu di Era Otonomi Pendidikan” dalam Jurnal
MEDTEK, No. 2 Vol. 3 (Oktober, 2011)
Matin.
2013. Perencanaan Pendidikan:
Perspektif Proses dan Teknik dalam Penyusunan Rencana Pendidikan. Jakarta:
Raja Grafindo Persada.
Nanang
Fattah. 2009. Ekonomi & Pembiayaan Pendidikan. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Walter
W. Mc Mahon. 2004. An Efficiency-based Management Information System,
terj. Nunik Nurjannah. Jakarta: Logos Wacana Ilmu.
[1]
Matin, Perencanaan Pendidikan: Perspektif Proses dan Teknik dalam Penyusunan
Rencana Pendidikan (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013), 85.
[2] http://kbbi.web.id/efisiensi
[3] E.
Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011),
89.
[4] Walter
W. Mc Mahon, An Efficiency-based Management Information System, terj. Nunik
Nurjannah (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2004), 7.
[5] Nanang
Fattah, Ekonomi & Pembiayaan Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2009), 35.
[6]
Matin, Perencanaan Pendidikan: Perspektif Proses dan Teknik dalam Penyusunan
Rencana Pendidikan, 85.
[7]
Matin, Perencanaan Pendidikan: Perspektif Proses dan Teknik dalam Penyusunan
Rencana Pendidikan, 85-86.
[8]
Armida, “Manajemen Biaya Pendidikan (Kajian Efektfitas dan Efisiensi
Pengelolaan Biaya Pendidikan)” dalam Jurnal Nazharat No. 2 Vol. IX
(Agustus, 2011), 134.
[9] Dedhy
Ahmad K, Bahan Ajar Administrasi Pendidikan: Pembiayaan Pendidikan
(Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia, tt), 14.
[10] Marsus
Suti, ”Strategi Peningkatan Mutu di Era Otonomi Pendidikan” dalam Jurnal
MEDTEK, No. 2 Vol. 3 (Oktober, 2011)
[11] E.
Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), 90.
[12] Marsus
Suti, ”Strategi Peningkatan Mutu di Era Otonomi Pendidikan” dalam Jurnal
MEDTEK, No. 2 Vol. 3 (Oktober, 2011)
[13] Marsus
Suti, ”Strategi Peningkatan Mutu di Era Otonomi Pendidikan” dalam Jurnal
MEDTEK, No. 2 Vol. 3 (Oktober, 2011)
[14] E.
Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), 91.
[15] Marsus
Suti, ”Strategi Peningkatan Mutu di Era Otonomi Pendidikan” dalam Jurnal
MEDTEK, No. 2 Vol. 3 (Oktober, 2011)
[16] Walter
W. Mc Mahon, An Efficiency-based Management Information System, 7.
[17]
Armida, “Manajemen Biaya Pendidikan (Kajian Efektfitas dan Efisiensi
Pengelolaan Biaya Pendidikan)” dalam Jurnal Nazharat No. 2 Vol. IX
(Agustus, 2011), 136.
[18] Ibid.,
136.
[19] Walter
W. Mc Mahon, An Efficiency-based Management Information System, 4-5.
[20] Dedhy
Ahmad K, Bahan Ajar Administrasi Pendidikan: Pembiayaan Pendidikan
(Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia, tt), 18.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar