BAB VIII
LAYANAN REFERENSI
Oleh:
DEWI MARTALIA K.
A. Pendahuluan
Perkembangan informasi dan teknologi belakangan
ini menyebabkan keberlimpahan informasi di tengah masyarakat sehingga
menimbulkan kebingungan masyarakat dalam memilih dan menentukan nilai dari
informasi yang ditemukan. Perkembangan ilmu pengetahuan merupakan salah satu
pemicu munculnya ledakan informasi dan keingintahuan masyarakat tentang suatu
informasi. Guna
memenuhi rasa ingin tah akan informasi ini salah satu cara yang dpat dilakukan
adalah dengan memanfaatkan perpustakaan.
Sebuah perpustakaan memiliki berbagai cara
untuk menarik minat baca dan kunjungan terhadap perpustakaan, salah satunya
adalah layanan yang diberikan. Di perpustakaan umum berbagai layanan diberikan
kepada pemustaka dimulai dari layanan teknis hingga layanan pemakai. Salah satu dari sekian jenis pelayanan perpustakaan
yang ditujukan untuk memenuhi permintaan informasi dari masyarakat pemakainya
adalah yang dinamakan pelayanan referensi. Untuk mencari informasi, sangat
diperlukan kemahiran para pustakawan dan ketersediaan koleksi referensi baik
dalam bentuk tercetak maupun online. Berikut penulis akan memaparkan mengenai
konsep layanan referensi, fungsi, jenis, dan jenis jasa layanan referensi.
B. Pembahasan
1.
Konsep Layanan Referensi
Kata referensi berasal dari bahasa Inggris
reference yang berarti menunjukkan kepada, menyebut yang oleh Pius dan
Dahlan diartikan dengan acuan, rujukan,
kepustakaan.[1] Layanan referensi
sendiri memiliki beberapa definisi yang dikemukakan para ahli, antara lain:
a.
Menurut Lasa, pelayanan referensi adalah pelayanan yang memberikan
informasi singkat tentang nama orang, peristiwa, subjek, geografi, ukuran,
kata, pustaka, lambang, dan lainnya yang terdapat dalam sumber-sumber rujuka.[2]
b.
Menurut American Library Association (ALA),
pelayanan rujukan merupakan bagian layanan perpustakaan yang langsung berhubungan
dengan pembaca dalam memberikan informasi dan penggunaan perpustakaan untuk
kepentingan studi dan riset.
c.
Menurut Margaret Hutckins, layanan referensi termasuk layanan yang bersifat
pribadi dan langsung bagi mereka yang mencari informasi di perpustakaan untuk
berbagai tujuan, dan juga berbagai macam kegiatan perpustakaan yang bertujuan
menyediakan informasi tersebut semudah mungkin.
d.
Menurut Louis Shoures, layanan referensi adalah bagian dari layanan
perpustakaan yang bertugas menginterpretasikan seluruh koleksi perpustakaan
bagi pemakainya.[3]
e.
Menurut Rahayuningsih layanan
referensi adalah suatu kegiatan untuk membantu pengguna perpustakaan dalam
menemukan informasi yaitu dengan cara menjawab pertanyaan dengan menggunakan
koleksi referensi, serta memberikan bimbingan untuk menemukan dan memakai
koleksi referensi.[4]
f.
Menurut Soejono Trimo, layanan referensi adalah semua kegiatan yang ditujukan untuk mempersiapkan
segala sarana untuk mempermudah proses penelusuran informasi.[5]
Dari berbagai pendapat di atas layanan referensi dapat diartikan
sebagai kegiatan dalam layanan perpustakaan yang bersifat pribadi dan langsung yang
memberikan informasi atau menginterpretasikan koleksi referensi, serta memberikan
bimbingan untuk menemukan dan memakai koleksi referensi. Ciri-ciri dari layanan
referensi sendiri yaitu buku referensi pada umumnya mahal, buku tidak perlu
dibaca seluruhnya, buku tidak boleh dibawa atau dipinjam dari perpustakaan, dan
untuk layanan ini diperlukan ruang khusus dan alat foto kopi.[6]
Sementara tugas layanan referensi antara lain:[7]
a.
Memberikan layanan referensi yang
bersifat langsung, yakni berhubungan langsung dengan pembaca atau pengguna.
b.
Memberikan informasi, baik bersifat
umum atau ilmiah untuk tujuan studi dan penelitian.
c.
Memberikan layanan informasi
seluas-luasnya, baik yang terdapat di perpustakaan maupun yang tersimpan di
perpustakaan lain.
d.
Membantu pengguna dalam memanfaatkan
bahan pustaka sebaik-baiknya.
2. Unsur
Layanan Referensi
Hal-hal
yang mempengaruhi layanan referensi, yaitu:[8]
a. Kelengkapan
Koleksi
Keberhasilan dalam pelayanan referensi sangat
dipengaruhi oleh kelengapan sumber-sumber sarana bibliografi yang ada di
perpustakaan yang bersangkutan. Terutama dalam memberikan jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan yang membutuhkan bantuan koleksi bahan rujukan. Jenis
koleksi referensi yang layaknya ada di perpustakaan seperti kamus, ensiklopedi,
buku pegangan (handbook), almanak, laporan penelitian ilmiah, directory,
katalog induk, sumber biografi, sumber geografi, index dan abstrak, buku
tahunan, kliping artikel dan lain-lain.
Untuk itu sebaiknya koleksi-koleksi rujukan
tersebut atau sejenisnya sebaiknya tidak dipinjamkan untuk dibawa pulang tetapi
hanya dibaca ditempat atau di foto kopi karena untuk keperluan rujukan dan
tidak perlu dibaca secara keseluruhan.
b. Kemampuan
Petugas Referensi
Seorang petugas Referensi dituntut untuk dapat
memberikan bantuan yang tepat, cepat, dan akurat kepada pengguna. Dalam
melaksanakan tugas tersebut seorang pustakawan referensi harus memiliki
keahliah dan kemampuan sebagai berikut:[9]
1) Wawasan
dan pengetahuan tentang subjek ilmiah
2) Kemampuan
di bidang teknologi informasi (TI)
3) Pengetahuan
tentang macam, cara dan penggunaan koleksi Referensi
4) Pengetahuan
bidang perpustakaan
5) Kemampuan
mempromosikan informasi ilmiah
6) Kemampuan
untuk memahami kebutuhan pengguna
7) Kemampuan
berkomunikasi dengan baik
8) Kemampuan
manajerial untuk menangani beberapa sistem informasi.
9) Serta
mampu mengambil keputusan dalam melakukan strategi penelusuran informasi,
termasuk mencari sumber lain di luar perpustakaan atau memberi rujukan jika
tidak mampu menjawab.
c. Sarana
dan Prasarana
Sebaiknya perpustakaan menyediakan ruangan
khusus untuk layanan referensi, peletakan meja informasi diatur sedemikian rupa
sehingga dapat mengawasi ruangan, pengguna, dan koleksi secara menyeluruh.
Fasilitas lain yang diperlukan yaitu alat foto kopi, telepon, dan komputer yang
terhubung dengan internet.
d. Pemakai
Latar belakang pengguna layanan ini diperlukan
untuk mengetahui informasi apa yang kemungkinan dibutuhkan dan sejauh mana
kemampuan pengguna dalam memanfaatkan koleksi perpustakaan.
Dengan
adanya koleksi yang lengkap tentang bahan rujukan, fasilitas atau sarana dan
prasarana yang memadai dan didukung adanya SDM petugas referensi yang baik maka
akan diperoleh suatu layanan yang memuaskan pengguna.
3. Fungsi
dan Tujuan Layanan Referensi
Dalam
menjalankan tugasnya, layanan referensi memiliki fungsi sebagai berikut: [10]
a. Fungsi
informasi, yaitu memberikan jawaban atas kebutuhan pemakai akan informasi.
b. Fungsi
bimbingan, yaitu memberikan bimbingan perpustakaan kepada pemakai. Misalnya
membimbing belajar secara efektif dan efisien dan membimbing membuat resume.
c. Fungsi
instruksi, yaitu memberikan pengarahan kepada pemakai perpustakaan mengenai
pengguanaan perpustakaan secara umum dan sebagainya.
d. Fungsi
supervisi, yaitu melakukan pengawasan terhadap pengaturan personel, koleksi,
ruangan, tat tertib, jam layanan, dam sebagainya.
e. Fungsi
bibliografi, yaitu membuat sarana temu kembali informasi.
f. Fungsi
evaluasi, yaitu melaksanakan evaluasi terhadap sumber-sumber referensi.
Secara spesifik, Marly Bloomberg mengemukanan
bahwa jenis pelayanan referensi memiliki beberapa tujuan. Pertama, memilihkan
sumber rujukan yang lebih tepat untuk menjawab pertanyaan dalam bidang
tertentu. Kedua, memberikan pengarahan kepada pemakai untuk memperluas wawasan
merekamengenai subjek maupun topik tertentu. Ketiga, mendayagunakan sumber
informasi yang tersedia. Dan keempat, tercapainya efisiensi tenaga, biaya, dan
waktu.[11]
4. Jenis-jenis
Koleksi Referensi
Beberapa
jenis koleksi referensi antara lain:[12]
a. Kamus,
adalah buku yang berisi daftar kata-kata suatu bahasa atau daftar terminologi
suatu objek yang disusun secara alfabetis dengan keterangan arti dan
penggunaan.
b. Ensiklopedi,
yaitu suatu ringkasan ilmu pengetahuan yang disusun secara alfabetis untuk memberikan
pengertian dasar yang bersifat umum sampai pada keterangan lebih lanjut.
Ensiklopedi disusun oleh ahli pada bidangnya dan diawasi oleh editor sehingga
ensiklopedi paling sering dipakai dibanding buku referensi lainnya. Contoh
ensiklopedi yaitu Ensiklopedi Indonesia berjumlah 10 jilid, dan Encyclopedia
Britannica berjumlah 24 jilid.
c. Direktori,
yaitu buku yang berisi daftar nama orang atau organisasi yang disusun secara
alfabetis dan sistematis menuurut subjeknya. Contoh direktori yaitu Direktori Perpustakaan
di Indonesia.
d. Almanak,
yaitu buku yang sebenarnya berisi seperti kalender yang mencatat perubahan
cuaca, ramalan astronomi dan lain-lain, namun sekarang termasuk catatan bunga
rampai. Contoh almanak yaitu Almanak Gampang dan Almanak Dewi Sri.
e. Biografi,
yaitu buku yang berisi riwayat hidup seseorang dari lahir hingga meninggal
dunia. Berisi berbagai aspek mulai dari sifat hingga pandangan hidup. Terdapat
dua macam biografi yaitu biografi individu dan biografi kolektif. Contoh
biogafi individu yaitu Biografi Sukarno, sedangkan contoh biografi kolektisf
adalah Biografi Tokoh Kebudayaan Indonesia.
f. Buku
statistik, yaitu buku yang berisi sumber informasi siap pakai dalam bidang
pengetahuan tertentu. Contohnya Buku Statistik Perdagangan Kopi Indonesia 2004.
g. Sumber
geografi, buku ini biasanya berupa atlas atau peta.
h. Buku
tahunan, yaitu buku yang mengulas perkembangan kejadian dalam setahun yang
disajikan dalam bentuk statistik. Contoh: American Annual.
i. Buku
petunjuk, yaitu terbitan berisi petunjuk atau aturan dari suatu subjek. Contoh:
Buku Manual Televisi.
j. Buku
pegangan, yaitu buku yang berisi hal khusus seperti statistik dan aturan
kata-kata suatu ungkapan. Contoh: Handboook of Chemistry and Physics.
k. Bibliografi,
yaitu buku yang berisi daftar buku atau bahan cetak yang pernah ditulis atau
diterbitkan. Contohnya yaitu Bibliografi Nasional Indonesia.
l. Indeks, yaitu
buku yang menunjukkan lokasi suatu artikel yang ditulis seseorang. Contoh
indeks yaitu Indeks Majalah aIlmiah Indonesia.
m. Sumber
elektronis, yaitu salah satu jenis bahan referensi yang tidak tertulis.
Contohnya yaitu sumber informasi dalam internet.
5. Jenis
Jasa Layanan Referensi
Secara
garis besar layanan refernsi digolongkan menjadi tiga bagian sebagai berikut:[13]
a. Jasa
Dasar
Jasa dasar merupakan jasa yang harus
dilaksanakan oleh setiap perpustakaan yang meliputi:
1) Pemberian
informasi umum, informasi umum yang dimaksud di sini biasanya terkait
pertanyaan-pertanyyan seputar perpustakaan, seperti jam kerja perpustakaan,
cara mendaftar sebagai anggota, dan syarat meminjam buku.
2) Penyediaan
informasi khusus, hal ini meliputi pemberian bimbingan cara penggunaan koleksi
perpustakaan maupun konsultasi dengan pustakawan.
3) Bantuan
penggunaan katalog, karena tidak semua pengguna perpustakaan mengerti bagaimana
menggunakan katalog untuk menemukan bahan pustaka yang mereka cari baik katalog
kartu maupun katalog terpasang atau tersambung.
4) Bantuan
menelusuri dokumen, terutama bagi penggunna yang jarang menggunnakan
perpustakaan, bantuan ini akan sangat diperlukan untuk mempercepat menemukan
bahan pustaka yang mereka cari.
5) Bimbingan
menggunakan buku referensi, karena buku referensi biasanya disusun berbeda
dengan buku pada umumnya, adanya bimbingan penggunaan buku referensi akan lebih
memudahkan pengguna menemukan informasi yang mereka cari.
b. Jasa
yang Lazim Digunakan
Beberapa
jasa yanng lazim dilakukan antaralain:
1)
Jasa
pinjam antarperpustakaan
2)
Kolekssi
tandon
3)
Pendidikan
pemakai
4)
Kunjungan
perpustakaan
5)
Menyelenggarakan
pameran
6)
Jasa
bimbingan pembaca
7)
Memberikan
izin sementara bagi pemakai ukan anggota
8)
Membantu
penerbitan perpustakaan
9)
Jasa
pengindeksan dan abstrak
10) Kompilasi
bibliografi
11) Pembuatan
kliping
12) Pembuatan
jajaran vertikal, berisi pamflet, prospektus, brosur, dan lain-lain.
c. Jasa
yang Jarang Digunakan
Beberapa
jasa yang jarang digunakan yaitu:
1) Jasa
terjemahan, layanan ini kadang disediakan oleh perpustakaan instansi BUMN
maupun yang bonafide. Layanan ini dilakukan oleh staf perpustakaan yang
menguasai bahasa asing.
2) Jasa
referal, jasa ini merupakan tugas utama namun jarang dilaksanakan karena
merupakan tugas yang berat bagi petugas referensi pustakawan dituntut cepat dn
tepat menemukan jawaban atas pertanyaan yang dihadapinya. Biasanya pustakaawan
akan memberikan dokumen yang berisi informasi yanng diperlukan pengguna atau
memberikan rujukan kepada personel atau lembaga yang mungkin dapat memberi
innformasi jika informasi tersebut tidak terdapat di perpustakaannya. Rujukan
ini dapat ditujukan pada beberapa pusat referal seperti Perpustakaan Nasional
RI, PDII LIPI, dan lain-lain.
6. Pertanyaan
Referensi
Dalam kaitannya dengan pelayanan referensi,
terdapat berbagai pertanyaan yang lazim digunkan oleh para pengguna baik secara
langsung maupun tidak, seperti menggunakan e-mail atau telepon. Pertanyaan
referensi sendiri dapat dikelompokkan berdasarkan jenisnya, yaitu:[14]
1. Bersifat
bimbingan
Pertanyaan seperti ini muncul ketika pengguna
membutuhkan bimbingan dari petugas perpustakaan. Bimbingan yang dibutuhkan
contohnya penggunaan katalog, peta dan lain-lain.
2. Ready
reference
Jenis pertanyaan seperti ini tidak membutuhkan
analisis atau bimbingan, namun dapat langsung dijawab dengan satu sumber yang
sudah pasti. Contohnya adalah alamat kantor Perpustakaan Nasional RI, maka
dapat dijawab dengan sumber Direktori Perpustakaan Indonesia.
3. Penelusuran
Beberapa pertanyaan tertentu membutuhkan
jawaban yang rinci sehingga pustakawan butuh waktu untuk melakukan penelusuran
sumber referensi sesuai yang dibutuhkan pengguna.
C. Kesimpulan
1. Layanan
referensi diartikan sebagai kegiatan dalam layanan perpustakaan yang bersifat pribadi dan langsung yang
memberikan informasi atau menginterpretasikan koleksi
referensi serta memberikan bimbingan menemukan dan memakai koleksi referensi.
2. Unsur
layanan referensi diantaranya kelengkapan
koleksi, kemampuan petugas perpustakaan, sarana dan prasrana, serta pengguna.
3. Fungsi
layanan referensi yaitu fungsi informasi, fungsi bimbingan, fungsi instruksi,
fungsi supervisi, fungsi bibliografi, dan fungsi evaluasi. Tujuan layanan
referensi menurut Marly Bloomberg yaitu memilihkan sumber rujukan yang lebih
tepat, memberikan pengarahan kepada pemakai untuk memperluas wawasan mereka,
mendayagunakan sumber informasi yang tersedia, dan tercapainya efisiensi
tenaga, biaya, dan waktu.
4. Jenis
koleksi referensi diantaranya kamus, ensiklopedi, direktori, almanak, biografi,
buku statistik, sumber geografi, buku tahunan, buku petunjuk, buku pegangan, bibliografi,
indeks, dan sumber elektronis.
5. Secara
garis besar layanan refernsi digolongkan menjadi tiga yaitu jasa dasar yang
meliputi pemberian informasi umum dan informasi khusus, bantuan penggunaan
katalog, bantuan menelusuri dokumen, dan bimbingan menggunakan referensi. Kemudian jasa yang lazim digunakan
seperti jasa pinjam antarperpustakaan, kolekssi tandon, pendidikan pemakai, kunjungan
perpustakaan, menyelenggarakan pameran, bimbingan pembaca, memberikan izin
sementara bagi pemakai bukan anggota, membantu penerbitan perpustakaan, pengindeksan
dan abstrak, kompilasi bibliografi, pembuatan kliping dan jajaran vertikal
berisi pamflet, prospektus, brosur, dan lain-lain. Dan yang ketiga jasa yang
jarang digunakan yaitu jasa terjemahan, dan jasa referal.
6. Pertanyaan
referensi sendiri dapat dikelompokkan berdasarkan jenisnya, yaitu bersifat
bimbingan, ready reference, dan penelusuran.
D. Daftar
Pustaka
Andi Prastowo, Manajemen Perpustakaan Sekolah Profesional (Yogyakarta:
Diva Press, 2012)
F. Rahayuningsih,
Pengelolaan Perpustakaan (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007)
Hartono, Manajemen Perpustakaan Sekolah (Yogyakarta:
Ar Ruzz Media, 2016)
Ibrahim
Bafadal, Pengelolaan Perpustakaan Sekolah (Jakarta: Bumi Aksara, 2009)
Lasa HS, Manajmen Perpustakaan (Yogyakarta:
Gama Media: 2008)
Pius Partanto dan M. Dahlan Barry, Kamus
Ilmiah Populer (Surabaya: Arkola, 2012)
[1] Pius
Partanto dan M. Dahlan Barry, Kamus Ilmiah Populer (Surabaya: Arkola,
2012) 666.
[2]
Lasa HS, Manajmen Perpustakaan (Yogyakarta:
Gama Media: 2008) 218
[3] Hartono,
Manajemen Perpustakaan Sekolah (Yogyakarta: Ar Ruzzz Media, 2016) 195.
[4] F.
Rahayuningsih, Pengelolaan Perpustakaan (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007)
103.
[5]
Andi Prastowo, Manajemen Perpustakaan Sekolah Profesional (Yogyakarta:
Diva Press, 2012) 262.
[6] Hartono,
197.
[7] Ibid.
[8] Ibrahim
Bafadal, Pengelolaan Perpustakaan Sekolah (Jakarta: Bumi Aksara, 2009)
134-136.
[9]
Andi Prastowo, 263-264.
[10] Hartono,
197-198.
[11]
Andi Prastowo, 263.
[12] Hartono,
198-200.
[13] Ibid,
201-203.
[14] Ibid,
203-204.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar