Senin, 01 Mei 2017

KONSEP, ASAS DAN DASAR PENDIDIKAN ISLAM MENURUT AL-QURAN


KONSEP,  ASAS  DAN  DASAR  PENDIDIKAN  ISLAM  MENURUT AL-QURAN

MAKALAH FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Peserta Didik

Dosen Pengampu : H. M. Burhanuddin Ubaidillah Lc. MA





Oleh :
Aqim Durrotul Aimmah
Dewi Martalia Kurniasari


PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM DARUSSALAM

2016


KATA PENGANTAR


            Puji syukur kami panjatkan kehadiran kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat-Nya  saya dapat menyelesaikan makalah ini.
            Shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad S.A.W yang diutus sebagai rahmat untuk sekalian alam dan membimbing umat ke jalan yang lurus.
            Ribuan terima kasih kami ucapkan kepada :
1.        Bapak H.M. Burhanuddin Ubaidillah Lc. MA yang telah memberikan pengarahan atas terselesaikannya makalah ini.
2.        Pihak-pihak yang membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini.
3.        Teman-teman semester III.
Makalah  ini disusun sebagai pemenuhan tugas mata kuliah Filsafat Pendidikan Islam. Kami menyadari tentunya makalah ini jauh dari kesempurnaan, oleh karenanya kami senantiasa mengharap adanya kritik dan saran guna perubahan yang lebih baik kedepannya. Kendati demikian, kami berharap makalah  ini bermanfaat bagi para pembaca. Akhir kata, permohonan maaf kami haturkan atas segala kekurangan dalam makalah ini.





Krempyang,  21 Agustus 2016


          Penulis







DAFTAR  ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR .............................................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................................ iii

BAB 1           PENDAHULUAN
A.       Latar Belakang .............................................................................................. 1
B.       Rumusan Masalah ......................................................................................... 1
C.       Tujuan Pembahasan ...................................................................................... 1

BAB II          PEMBAHASAN
A.       Konsep Pendidikan Islam dalam Berbagai Istilah............................................. 2
B.       Prinsip atau Asas Pendidikan Islam Menurut Al-Quran.................................... 4
C.       Dasar Pendidikan Islam Menurut Al-Quran..................................................... 7

BAB III         PENUTUP
A.     Kesimpulan .................................................................................................. 12
B.     Saran ........................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 13






BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Al-Qur’an merupakan sumber pendidikan dan ilmu pengetahuan yang memberi petunjuk kepada manusia untuk mencapai kebahagiaan. Sementara pendidikan dalam Islam merupakan sebuah rangkaian proses pemberdayaan manusia menuju kedewasaan, baik secara akal, mental maupun moral, untuk menjalankan fungsi kemanusiaan yang diemban sebagai seorang hamba dihadapan Tuhan-nya dan juga sebagai pemelihara alam semesta. Dengan demikian, fungsi utama pendidikan adalah mempersiapkan peserta didik dengan kemampuan dan keahlian yang diperlukan agar memiliki kemampuan dan kesiapan untuk terjun ke tengah lingkungan masyarakat yang berbekalkan Al-Qur’an dan sunnah.
Pendidikan sendiri dalam Islam memiliki beberapa istilah yang berbeda, mulai dari konsep tarbiyah, ta’lim, dan ta’dib. Selain itu, pendidikan harus memiliki dasar dan asas yang menopang dan menyangganya, sehingga bangunan konsep pendidikan tersebut dapat berdiri kokoh dan dapat digunakan sebagai acuan dalam praktik pendidikan. Dasar adalah tempat untuk berdirinya sesuatu. Fungsi dasar adalah memberikan arah kepada tujuan dicapai sekaligus sebagai landasan berdirinya sesuatu. Setiap negara mempunyai dasar pendidikan sendiri yang merupakan pencerminan falsafah hidup suatu bangsa. Berdasarkan kepada dasar itulah pendidikan suatu bangsa disusun.

B.  Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut
1.    Bagaimanakah konsep pendidikan Islam dalam berbagai istilah?
2.    Apa saja prinsip atau asas pendidikan Islam menuurut Al-Quran?
3.    Apa saja dasar pendidikan Islam menurut Al-Quran?

C.  Tujuan Pembahasan
Tujuan pembahasan makalah ini antara lain
1.    Mengetahui dan memahami konsep pendidikan Islam dalam berbagai istilah.
2.    Mengetahui dan memahami prinsip atau asas pendidikan Islam menuurut Al-Quran.
3.    Mengetahui dan memahami dasar pendidikan Islam menurut Al-Quran.



BAB  II
PEMBAHASAN

A.  Konsep Pendidikan Islam dalam Berbagai Istilah
Istilah pendidikan dalam berbagai konteks Islam pada umumnya mengacu kepada term tarbiyah, ta’lim, dan ta’dib. Dari ketiga istilah tersebut, term yang paling populer digunakan dalam praktek pendidikan Islam adalah term tarbiyah. Sedangkan term ta’lim dan ta’dib jarang sekali digunakan, padahal kedua istilah tersebut telah digunakan sejak awal pertumbuhan Islam. Kendati demikian, dalam hal-hal tertentu, ketiga term tersebut memiliki kesamaan makna. Namun secara esensial, setiap term memiliki perbedaan sehingga perlu dikemukakan uraian dan analisis terhadap ketiga term pendidikan Islam tersebut dengan beberapa argumentai tersendiri dari beberapa pendapat ahli pendidikan Islam.
1.    Istilah Tarbiyah
Istilah tarbiyah berasal dari kata rabb. Walaupun kata ini memiliki banyak arti, akan tetapi pengertian dasarnya menunjukkan makna tumbuh, berkembang, memelihara, merawat, mengatur, dan memelihara eksistensinya. Dalam penjelasan lain, kata tarbiyah berasal dari tiga kata, yaitu: 1) rabba-yarbu yang berarti bertambah, tumbuh, dan berkembang (QS: Ar Ruum/30:39). 2) rabiya-yarba, yang berarti menjadi besar. 3) rabba-yarubbu, yang berarti memperbaiki, menguasai urusan, menuntun dan memelihara.
Kata rabb sebagaimana yang terdapat dalam QS. Al Fatihah/1:2 mempunyai kandungan makna yang berkonotasi dengan istilah tarbiyah. Sebab kata rabb (Tuhan) dan murabbi (pendidik) berasal dari akar kata yang sama. Berdasarkan hal ini, maka Allah adalah Pendidik Yang Maha Agung bagi seluruh alam semesta.
Dari uraian diatas, secara filosofis mengisyaratkan bahwa proses pendidikan Islam adalah pendidikan yang bersumber pada pendidikan yang diberikan Allah sebagai “pendidik” seluruh ciptaan-Nya. Dalam konteks yang luas, pengertian pendidikan Islam yang dikandung dalam term tarbiyah terdiri atas empat unsur pendekatan, yaitu : 1) memelihara dan menjaga fitrah anak didik menjelang dewasa. 2) mengembangkan seluruh potensi menuju kesempurnaan. 3) mengarahkan seluruh fitrah menuju kesempurnaan. 4) melaksanakan pendidikan secara bertahap.
Penggunaan term tarbiyah untuk menunjuk makna pendidikan Islam dapat difahami dengan merujuk pada firman Allah  
وَٱخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ ٱلذُّلِّ مِنَ ٱلرَّحْمَةِ وَقُل رَّبِّ ٱرْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِى صَغِيرًۭا
Artinya:   “Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil".
(QS Al-Isra’:24)
2.    Istilah Ta’lim
Istilah ini telah digunakan sejak periode awal pelaksanaan pendidikan Islam. Menurut para ahli, kata ini lebih bersifat universal dibanding dengan tarbiyah maupun ta’dib. Rasyid Ridha mengartikan ta’lim sebagai proses transmisi berbagai ilmu pengetahuan pada jiwa individu tanpa batasan dan ketentuan tertentu. Argumentasi tersebut merujuk pada ayat:
كَمَآ أَرْسَلْنَا فِيكُمْ رَسُولًۭا مِّنكُمْ يَتْلُوا۟ عَلَيْكُمْ ءَايَٰتِنَا وَيُزَكِّيكُمْ وَيُعَلِّمُكُمُ ٱلْكِتَٰبَ وَٱلْحِكْمَةَ وَيُعَلِّمُكُم مَّا لَمْ تَكُونُوا۟ تَعْلَمُونَ
Artinya:    Sebagaimana (Kami telah menyempurnakan nikmat Kami kepadamu) Kami telah mengutus kepadamu Rasul diantara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al Kitab dan Al-Hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui. (QS Al Baqarah:151)

Kalimat وَيُعَلِّمُكُمُ ٱلْكِتَٰبَ وَٱلْحِكْمَةَ dalam ayat tersebut menjelaskan tentang aktivitas Rasulullah mengajarkan tilawadt al-Quran kepada kaum muslimin.

Menurut Abdul Fattah Jalal, apa yang dilakukan Rasulullah bukan hanya sekedar membuat umat Islam bisa membaca, melainkan membawa kaum muslimin kepada nilai pendidikan pensucian diri dari berbagai kotoran, sehingga memungkinkannya menerima hikmah serta mempelajari segala yang bermanfaat untuk diketahui. Oleh karena itu, makna tidak hanya terbatas pada pengetahuan yang lahiriyah, tetapi mencakup pengetahuan teoritis, mengulang secara lisan, pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan dalam kehidupan, perintah untuk melaksanakan pengetahuan dan pedoman untuk berperilaku.
Kecenderungan Abdul Fattah Jalal sebagaimana dikemukakan diatas, didasarkan paa argumentasi bahwa manusia pertama yang mendapat pengajaran langsung dari Allah adalah nabi Adam as. hal ini secara eksplisit disinyalir dalam QS. Al Baqarah ayat 31, pada ayat tersebut dijelaskan, bahwa penggunaan kata allama untuk memberikan pengajaran kepada Adam as. memiliki nilai lebih yang sama sekali tidak dimiliki oleh malaikat.[1]
3.    Istilah Ta’dib
Pendidikan diistilahkan dengan Ta’dib, berasal dari kata “addaba” yang berarti memberi adab atau mendidik. Kata al-ta’dib diartikan kepada proses mendidik yang lebih tertuju pada pembinaan dan penyempurnaan akhlak atau budi pekerti peserta didik. Kata ta’dib tidak dijumpai langsung di dalam al-Qur’an, tetapi pendidikan dapat dilihat pada praktek yang dilakukan oleh Rasulullah. Rasul sebagai pendidik agung dalam pandangan Islam, sejalan dengan Allah megutus beliau kepada manusia yaitu untuk menyempurnakan akhlak. Allah juga menjelaskan, bahwa sesungguhnya Rasul adalah sebaik-baik contoh teladan bagi kamu sekalian. Allah berfirman dalam Q.S. Al-Ahzab 21 yang artinya:
“Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu(yaitu) bagi orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.”
Selanjutnya Rasulullah SAW meneruskan wewenang dan tanggung jawab tersebut kepada orang tua selaku pendidik kodrati. Juga dalam ayat lain Allah berfirman dalam QS.At-Tahriim ayat 6 yang artinya :
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah bahan manusia dan batu ; penjaganya malaika-malaikat yang kasar,keras dan tidak mendurhakai Allah terhadap yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengeerjakan apa yang diperintahkan”.
Sebagai proses pendidikan yang memerintahkan kepada anggota keluarga untuk bertaqwa dan taat menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Dengan demikian yang berstatus sebagai pendidik adalah orang tua di dasarkan atas tanggung jawab keagamaan yaitu dalam bentuk kewajiban orang tua terhadap anak, dan memberikan pendidikan akhlak kepada keluarga termasuk anak-anak.[2]

B.  Prinsip atau Asas Pendidikan Islam Menurut Al-Quran
Prinsip berarti asas, yakni kebenaran yang menjadi pokok dasar seseorang berpikir, bertindak, dan sebagainya. Dagobert D. Runes mengartikannya sebagai kebenaran yang bersifat universal yang menjadi sifat dari sesuatu. Bila dikaitkan dengan pendidikan, maka prinsip pendidikan dapat diartikan sebagai kebenaran yang universal sifatnya dan menjadi dasar dalam merumuskan perangkat pendidikan.[3] Prinsip pendidikan diambil dari dasar pendidikan, baik berupa agama maupun ideologi negara yang dianut. Adapun dasar pendidikan Islam seperti yang dikemukakan oleh Ahmad D. Marimba adalah Al-Quran dan Al-Hadits yang merupakan sumber pokok ajaran Islam. Al-Syaibani memperluas lagi dasar tersebut mencakup ijtihad, dan pendapat para u;ama’ terdahulu di kalangan umat Islam. Hal ini berarti semua perangkat pendidikan Islam harus ditegakkan diatas ajaran Islam, baik filsafat pendidikan, teori, maupun praktek.
Pandangan Islam yang bersifat filosofi terhadap jagad raya, manusia, masyarakat, pengetahuan dan akhlak, secara jelas tercermin dalam prinsip-prinsip pendidikan Islam. Adapun prinsip-prinsip yang dimaksud adalah:
1.    Prinsip pendidikan Islam Merupakan Implikasi dari Karakteristik Manusia
Ajaran Islam mengemukakan tiga macam ciri-ciri manusia yang membedakannya dengan makhluk lain, yaitu:
a.    Fitrah manusia adalah mempercayai Allah SWT sebagai Tuhan, sehingga manusia mempunyai potensi aktualisasi sifat-sifat Tuhan ke dalam dirinya yang harus dipertanggungjawabkan sebagai amanah dalam bentuk ibadah.
b.    Kesatuan roh dan jasad, dari segi jasad sebagian karakteristik manusia sama dengan binatang, yaitu sama-sama memiliki dorongan untuk berkembang dan mempertahankan diri serta memiliki keturunan. Namun dari segi roh, manusia memiliki dua daya, yaitu daya fikir atau aql dan daya rasa atau qalb. Dengan daya pikir manusia memperoleh ilmu pengetahuan, memperhatikan dan meneliti alam sekitar. Dengan daya rasa, manusia berusaha mendekatkan diri kepada Tuhan. Dengan dua daya tersebut, manusia mempunyai potensi untuk mengaktualisasi sifat-sifat Allah ke dalam dirinya dan mempunyai kecenderungan untuk mencari Allah, mencintai-Nya, beribadat kepada-Nya, membedakan kebaikan dan keburukan, serta memanfaatkan alam untuk kesejahteraan hidup.
c.    Kebebasan berkehendak, manusia memiliki karakter kebebasan berkemauan untuk memilih dan memutuskan tingkah lakunya sendiri. Kebebasan ini meliputi berbagai dimensi seperti kebebasan beragama, berbuat, berpendapat, berpikir, memiliki, berekspresi, dan sebagainya. Walaupun diberikan kebebasan, namun hal itu tidak mutlak meskipun ia dapat berbuat semaunya. Kebebasan dalam Islam adalah kebebasan yang bertanggungjawab dan berketuhanan, tidak menghalangi kebebasan orang lain, tidak melanggar norma dan aturan yang berlaku, menjunjung tinggi kebersamaan, keadilan, serta tetap rasional atau logis.
2.    Prinsip Pendidikan Islam adalah Pendidikan Integral
Pendidikan Islam tidak mengenal adanya dikotomi atau pemisahan antara sains dan agama. Peserta didik harus dapat memahami Islam sebagai a total way of life yang dapat mengatur berbagai aspek kehidupan manusia. Jika pemahaman dikotomi tidak dapat dihindari, minimal seorang pendidik harus dapat melakukan perubahan orientasi mengenai konsep ilmu yang secara langsungdikaitkan dengan dalil-dalil keagamaan, dan sebaliknya ajaran agama dikorelasikan dengan ilmu pengetahuan. Dengan pendekatan ini akan mengembangkan wawasan anak didik secara integral dalam agama dan ilmu pengetahuan.
3.    Prinsip Pendidikan Islam adalah pendidikan yang Seimbang
Pandangan Islam yang menyeluruh terhadap semua aspek kehidupan mewujudkan adanya keseimbangan dimana didalamnya terdapat beberapa prinsip yang mendasar pendidikan Islam yaitu:
a)    Keseimbangan antara kehidupan duniawi dan ukhrawi
b)   Keseimbangan antara badan dan roh
c)    Keseimbangan antara individu dan masyarakat
Implikasinya dalam pendidikan adalah bahwa dalam membentuk kepribadian yang harmonis sebagai tujuan akhir pendidikan Isla, maka prinsip keseimbangan harus diperhatikan. Kepribadian yang harmonis akan tumbuh ketika semua aspeknya bekerja secara seimbang.
4.    Prinsip Pendidikan Islam adalah Pendidikan Universal
Menurut Muhammad Mursy, maksud prinsip pendidikan universal dalam Islam adalah pendidikan Islam hendaklah meliputi seluruh aspek kepribadian manusia dan melihat manusia dengan pandangan yang menyeluruh yang terdiri dari aspek jiwa, badan dan akal, sehingga nantinya pendidikan Islam mampu diarahkan pada pendidikan jasmani, jiwa dan akal. Sedangkan menurut Zakiah Daradjat, menggunakan istilah manusia seutuhnya dalam menjelaskan prinsip universal ini. Menurutnya, pendidikan Islam haruslah menumbuh-suburkan dimensi fisik, akal, agama, akhlak, kejiwaan, rasa keindahan dan sosial masyarakat secara seimbang, serasi dan terpadu sehingga membawa kebahagiaan dan kesejahteraan di dunia dan akhirat.
Implikasinya dalam pendidikan Islam adalah meliputi seluruh dimensi kehidupan manusia dan tidak boleh hanya memberi penekanan pada salah satu aspek saja dengan meninggalkan aspek yang lainnya. Dalam pendidikan Islam diperlukan suatu modal (pattern) sistem yang menyeluruh, baik dalam pelembagaan pendidikan yang berjenjang dan bervariasi maupun dalam penerapan metode pendidikan. dengan pendekatan ini, pendidikan Islam akan mampu melahirkan model supra sistem yaitu ”one for all system”.
5.    Prinsip pendidikan Islam adalah Dinamis
 Pendidikan Islam menganut prinsip dinamis yang tidak beku dalam tujuan-tujuan, kurikulum dan metode-metodenya, tetapi berupaya selalu memperbaharui diri dan berkembang sesuai dengan perkembangan zaman. Pendidikan Islam seyogyanya mampu memberikan respon terhadap kebutuhan-kebutuhan zaman, tempat dan tuntutan perkembangan dan perubahan social. Pendidikan Islam berusaha mengadakan perubahan yang diinginkan pada tingkah laku individu dan keadaan masyarakat. Implikasinya adalah dengan membentuk suatu sistem kelembagaan pendidikan yang berjenjang dari tingkat dasar, menengah dan perguruan tinggi. Pendidikan Islam perlu bersifat dinamis dan progresif yang menuju ke arah kesempurnaan hidup manusia.

C.  Dasar Pendidikan Islam Menurut Al-Quran
Dasar diartikan sebagai landasan untuk berdirinya sesuatu. Fungsi dasar ialah memberikan arah kepada tujuan yang akan dicapai. Setiap negara mempunyaidasar pendidikannya sendiri. Eksistensinya merupakan ceriman filsafat hidup suatu bangsa. Berdasarkan dasr tersebut pendidikan suatu bangsa disusun. Oleh karena itu, sistem pendidikan suatu bangsa senantiasa berbeda karena setiap negara mempunyai flsafah hidup yang berbeda pula. Dalam konteks ini, dasar pendidikan Islam dapat dibedakan atas dasar ideal dan dasar operasional.
1.    Dasar Ideal Pendidikan Islam
a.    Al-Quran
Allah menganugrahkan kitab suci Al-Quran kepada umat Islam dengan segala petunjuk yang meliputi seluruh aspek kehidupan dan bersifat universal. Untuk itu, tentu dasar pendidikan mereka bersumber kepada filsafah hidup yang berdasarkan pada Al-Quran. Kedudukan Al-Quran sebagai sumber pokok pendidikan Islam dapat dipahami dari firman Allah : (QS. 16;64) (QS. 38;29)
Muhammad Fahil Al-Jamali menyatakan bahwa : “Pada hakikatnya Al-Quran merupakan pembendaharaan besar tentang kebudayaan manusia, terutama bidang kerohanian. Pada umumnya Al-Quran merupakan kitab pendidikan, kemasyarakatan, moril (akhlak) dan spirituil (kerohanian). Demikian pula, An-Nadwi mempertegas bahwa, “Pendidikan dan pengajaran umat Islam haruslah bersumber dari aqidah Islamiyyah, sekiranya pendidikan Islam tidak didasarkan pada aqidah yang bersumberkan kepada Al-Quran dan As-Sunnah, maka pendidikan yang dilaksanakan bukanlah pendidikan Islam, tetapi pendidikan asing. Sebagai wahyu, Al-Quran mendorong manusia agar menggunakan akalnya untuk mencari kebenaran.
Dengan akalnya, manusia dapat menempuh berbagai cara dalam memahami kebenaran dengan menggunakan ayat-ayat Al-Quran. Kebenaran dicari dengan cara merenungkan, menggali, menafsirkan, memperbandingkan, menghubungkan serta mentakwilkan informasi yang terkandung dalam wahyu. Kajian ini kemudian disusun dalam pemikiran pendidikan.
b.    Sunnah
Dasar yang kedua setelah Al-Quran adalah sunnah Rasulullah, karena Allah SWT telah menjadikan Rasulullah sebagai teladan bagi umatnya sebagaimana firman Allah SWT :
لقد كان لكم في رسول الله أسوة حسنة

Adapun alasan dipergunakan kedua dasar yang kokoh di atas, karena keabsahan dasar Al-Quran dan Sunnah sebagai pedoman hidup sudah mendapat jaminan Allah SWT dan Rasulullah SAW.
Prinsip menjadikan Al-Quran dan Sunnah sebagai dasar pendidikan Islam bukan hanya dipandang sebagai kebenaran keyakinan semata. Lebih jauh, kebenaran yang dikandungnya sejalan dengan kebenaran yang dapat diterima oleh akal yang sehat dan bukti sejarah. Dengan demikian, wajar jika kebenaran kedua sumber tersebut dijadikan dasar seluruh kehidupan, termasuk pendidikan.
c.    Perkataan, Perbuatan, dan Sikap para Sahabat
Sikap dan perbatan para sahabat serta ijtihad para ulama’ disebut sebagai dasar tambahan. Dasar tambahan ini dapat dipakai selama tidak bertentangan dengan dasar pokok. Hal ini dapat dilihat dari berbagai kebijakan pendidikan yang dilakukan para sahabat.
d.   Ijtihad
Karena Al-Quran dan Sunnah banyak mengandung arti umum, maka para ahli hukum dalam Islam menggunakan “ijtihad” untuk menetapkan hukum yang tidak ada pada kedua kitab sumber tersebut. Eksistensi ijtihad terasa sekali kebutuhannya setelah wafatnya Rasulullah SAW dan tatkala Islam keluar dari tanah Arab.

2.    Dasar Operasional Pendidikan Islam
Menurut Hasan Langgulung, dasar operasional pendidikan Islam ada enam macam, yaitu historis, sosiologis, ekonomi, politik dan administrasi, psikologis, dan filosofis.[4] Keenam macam dasar itu berpusat pada dasar filosofis. Dengan agama, semua aktivitas kependidikan menjadi bermakna, mewarnai dasar lain, dan bernilai ubudiyah, Oleh karena itu, dasar  operasional pendidikan tersebut perlu ditambahkan dasar yang ketujuh, yaitu agama.
a.    Dasar Historis
Dasar historis adalah dasar yang berorientasi pada pengalaman pendidikan masa lalu, baik dalam bentuk undang-undang maupun peraturan-peraturan, agar kebijakan yang ditempuh masa kini akan lebih baik. Firman Allah SWT. dalam QS. Al-Hasyr ayat 18: “Dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok.” Misalnya, bangsa Arab memiliki kegemaran untuk bersastra, maka pendidikan sastra di Arab menjadi penting dalam kurikulum masa kini. Sebab, sastra selain menjadi identitas dan potensi akademik bagi bangsa Arab juga sebagai sumber perekat bangsa.
b.    Dasar Sosiologis
Dasar sosiologis adalah dasar yang memberikan kerangka sosiobudaya dalam pelaksanaan pendidikan. Dasar ini juga berfungsi sebagai tolok ukur dalam prestasi belajar. Artinya, tinggi rendahnya suatu pendidikan dapat diukur dari tingkat relevansi output pendidikan dengan kebutuhan dan keinginan masyarakat. Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang tidak kehilangan konteks atau tercerabut dari akar masyarakatnya. Prestasi pendidikan hampir tidak berguna jika prestasi itu merusak tatanan masyarakat. Demikian juga, masyarakat yang baik akan menyelenggarakan format pendidikan yang baik pula.
c.    Dasar Ekonomi
Dasar ekonomi adalah yang memberikan perspektif tentang potensi-potensi finansial, menggali dan mengatur sumber-sumber serta bertanggung jawab terhadap rencana dan anggaran pembelanjaannya. Oleh karena pendidikan dianggap sebagai sesuatu yang luhur, maka sumber-sumber finansial dalam menghidupkan pendidikan harus bersih, suci dan tidak bercampur dengan harta benda yang syubhat. Ekonomi yang kotor akan menjadikan ketidakberkahan hasil pendidikan. Peningkatan ilmu pengetahuan bagi peserta didik tidak akan memiliki implikasi yang signifikan terhadap perkembangan moral dan spiritual peserta didik. Allah SWT berfirman kepada Nabi Dawud as. Dalam Hadis Qudsi: “Hai Dawud, hindari dan peringatkan pada kaummu dari makanan syubhat karena sesungguhnya hati orang yang memakan makanan syubhat itu tertutup dari-Ku.” Pada Hadis ini diisyaratkan bahwa penggunaan harta syubhat (tidak jelas halal-haramnya) tidak diperbolehkan, apalagi harta yang haram.
d.   Dasar Politik dan Administratif
Dasar politik dan administrasi adalah dasar yang memberikan bingkai ideologis, yang digunakan sebagai tempat bertolak untuk mencapai tujuan yang dicita-citakan dan direncanakan bersama. Dasar politik menjadi penting untuk pemerataan pendidikan, baik secara kuantitatif maupun kualitatif, Dasar ini juga berguna untuk menentukan kebijakan umum dalam rangka mencapai kemaslahatan bersama, bukan kemaslahatan hanya untuk golongan atau kelompok tertentu. Sementara dasar administrasi berguna untuk memudahkan pelayanan pendidikan, agar pendidikan dapat berjalan dengan lancar tanpa ada gangguan teknis dalam pelaksanaannya.
e.    Dasar Psikologis
Dasar psikologis adalah dasar yang memberikan informasi tentang bakat, minat, watak, karakter, motivasi dan inovasi peserta didik, pendidik, tenaga administrasi, serta sumber daya manusia yang lain. Dasar ini berguna juga untuk mengetahui tingkat kepuasan dan kesejahteraan batiniah pelaku pendidikan, agar mereka mampu meningkatkan prestasi dan kompetisi dengan cara yang baik dan sehat. Dasar ini pula yang memberikan suasana batin yang damai, tenang, dan indah di lingkungan pendidikan, meskipun dalam kedamaian dan ketenangan itu senantiasa terjadi dinamika dan gerak cepat untuk lebih maju bagi pengembangan lembaga pendidikan.
f.     Dasar Filosofis
Dasar filosofis adalah dasar yang memberi kemampuan memilih yang terbaik, memberi arah suatu sistem, mengontrol dan memberi arah kepada semua dasar-dasar operasional lainnya, Bagi masyarakat sekuler dasar ini menjadi acuan terpenting dalam pendidikan. Sebab, filsafat bagi mereka merupakan induk dari segala dasar pendidikan. Sementara bagi masyarakat religius, seperti masyarakat Muslim, dasar ini sekadar menjadi bagian dan cara berpikir di bidang pendidikan secara sistemik, radikal, dan universal yang asas-asasnya diturunkan dan nilai ilahiyah.
g.    Dasar Religius
Dasar religius adalah dasar yang diturunkan dari ajaran agama. Dasar ini menjadi penting dalam pendidikan Islam. Sebab dengan dasar ini, semua kegiatan pendidikan jadi bermakna. Agama menjadi frame bagi semua dasar pendidikan Islam. Aplikasi dasar-dasar yang lain merupakan bentuk realisasi diri yang bersumberkan dari agama dan bukan sebaliknya. Apabila agama Islam menjadi frame bagi dasar pendidikan Islam, maka semua tindakan kependidikan dianggap sebagai suatu ibadah. Sebab, ibadah merupakan aktualisasi diri (self-actualization) yang paling ideal dalam pendidikan Islam. DaIam masalah agama, Aktualisasi di sini memiliki arti realisasi perilaku keagamaan yang pernah dijanjikan di alam arwah antara ruh manusia dan Tuhan.
BAB  III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
1.    Dalam konsep pendidikan Islam terdapat tiga konsep sebagai istilah untuk mengungkapkan pendidikan itu sendiri yaitu tarbiyah, ta’lim dan ta’dib.
2.    Asas atau prinsip pendidikan Islam meliputi prinsip pendidikan Islam merupakan implikasi dari karakteristik manusia,  pendidikan Islam merupakan pendidikan integral, pendidikan Islam merupakan pendidikan yang seimbang, pendidikan Islam merupakanpendidikan universal, pendidikan Islam adalah dinamis.
3.    Dasar pendidikan Islam terbagi menjadi dua yaitu dasar ideal pendidikan Islam  yang meliputi Al-Quran, sunnah, perkataan perbuatan dan sikap sahabat, dan ijtihad. Kemudian dasar operasional pendidikan meliputi dasar historis, dasr sosiologis, dasar ekonomi, dasar politik dan admnistrasi, dasar psikologis, dasar filosofis, dan dasar religius

B.  Saran
Terlepas dari berbagai term yang mengkonsepkan pendidikan Islam, terlebih dengan adanya prinsip dan dasar yang sesuai dengan Al-Quran, sebagai pelajar hendaknya berfokus melaksanakan pendidikan yang dapat mengarahkan kehidupannya sesuai ideologi Islam namun tetap sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Dimana ideologi ini yang nantinya akan menjadi acuan agar proses dan hasil dari ilmu pengetahuan terssebut tetap sesuai dengan ajaran agama Islam.


DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Tafsir, 2012, Ilmu Pendidikan Islam. Bandung : Rosda. 
Nizar, Samsul dan Ramayulis, 2009, Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta : Kalam Mulia.
Zubaedi, 2012, Filsafat Pendidikan Islam. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.




[1] Samsul Nizar dan Ramayulis, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2009), hlm 84.
[2]  Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Islami, (Bandung: Rosda, 2012), hlm. 39.
[3] Samsul Nizar dan Ramayulis, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2009), hlm 95.
[4] Zubaedi, Filsafat Pendidikan Islam, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2012), hlm 22-23.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar