Minggu, 30 April 2017

PELATIHAN dan PENGEMBANGAN PEKERJA

PELATIHAN dan PENGEMBANGAN PEKERJA

Makalah
Di ajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah “Manajemen sumber daya manusia
Dosen pengampu: Ahmad Saifuddin, M.Pd.I



Oleh:
Naning Nur Farichah


PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM DARUSSALAM
KREMPYANG TANJUNGANOM NGANJUK
JAWA TIMUR
2017



KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kami ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat-Nya yang telah memberikan jalan dan pemikiran sehingga makalah yang bejudul “pelatihan dan pengembangan pekerja” dapat terselesaikan dengan baik.
Pada kesempatan ini kami tidak lupa mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1.    Ahmad saifuddin, M.Pd.I selaku dosen pengampu.
2.    Orang tua kami yang senantiasa memberi dukungan serta doanya.
3.    Pihak-pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak.
Akhirnya kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kritik dan saran demi kebaikan makalah selanjutnya akan sangat membantu kami. Dan apabila ada kekurangan dari makalah ini kami mohon maaf. Ibarat tiada gading yang tak retak, tiada sesuatu di dunia ini yang tanpa cela. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.


Nganjuk, 16 April 2017


Penyusun










DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................... i
KATA PENGANTAR......................................................................................... ii
DAFTAR ISI....................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1
A. Latar Belakang....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.................................................................................. 1   
C. Tujuan Makalah...................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................... 2
A. Pengertian dan Tujuan Pelatihan dan Pengembang............................... 2
B. Waktu dan Jenis-jenis Pelatihan…………………………………..…...3
C. Orientasi Pekerja Baru dan Pelatihan dan Tahap-tahapnya….………...4
D. Pengembangan Karir dan Pelatihan Supervisor ……..……….…….…9
BAB III PENUTUP........................................................................................... 11
A. Kesimpulan........................................................................................... 11
B. Saran..................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 12
                                                                                                                         

BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Dalam proses MSDM (Manajemen Sumber Daya Manusia). Ada suatu usaha untuk memelihara, meningkatkan kemampuan, kapaitas maupun profesionalisme pegawai. Proses tersebut disebut dengan pengembangan pegawai.  Pelatihan dan pengambangan penting karena keduanya merupakan cara yang digunakan oleh organisasi untuk mempertahankan, menjaga, memelihara pegawai public dalam organisasi dan sekaligus meningkatkan keahlian para pegawai untuk kemudian dapat meningkatkan produktivitasnya.
B.       Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
1.      Bagaimana pengertian dan tujuan pelatihan dan pengembangan?
2.      Bagaimana waktu dan jenis-jenis pelatihan?
3.      Bagaimana orientasi pekerja baru dan pelatihan dan tahap-tahapnya?
4.      Bagaimana pengembangan karir dan pelatihan supervisor?

C.      Tujuan Makalah
Makalah ini bertujuan untuk mengetahui beberapa hal:
1.      Mengetahui pengertian dan tujuan pelatihan dan pengembang.
2.      Mengetahui waktu dan jenis-jenis pelatihan.
3.      Mengetahui orientasi pekerja baru dan pelatihan dan tahap-tahapnya.
4.      Mengetahui pengembangan karir danpelatihan supervisor.








BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian dan Tujuan Pelatihan dan Pengembangan
1.      Pengertian pelatihan dan pengembangan
Pelatihan adalah setiap usaha memperbaiki  performansi pekerja pada suatu pekerjaan tertentu yan sedang menjadi tanggung jawabnya, atau satu pekerjaan yang ada kaitannya dengan pekerjaannya.[1]
Istilah pelatihan sering disamakan dengan istilah pengembangan, pengembangan pegawai adalah suatu usaha untuk memelihara, meningkatkan kemampuan, kapaitas maupun profesionalisme pegawai.
Menurut Henry simamora perbedaan pelatihan dengan pengembangan adalah pelatihan diarahkan untuk membantu karyawan menunaikan kepegawaian mereka saat ini secara lebih baik sedangkan pengembangan adalah mewakili suatu investasi ke masa depan dalam diri pegawai.[2]
2.      Tujuan pelatihan dan pengembangan
Menurut Henry Simmora tujuan pelatihan dan pengembangan adalah:[3]
1.      Memperbaiki kinerja.
2.      Mengurangi waktu belajar bagi karyawan baru supaya menjadi kompeten dalam pegawai.
3.      Membantu memecahkan persoalan aperasional.
4.      Mempersiapkan karyawan untuk promosi.
5.      Memenuhi kebutuhan-kebutuhan pertumbuhan pribadi.
                                                                                           



B.       Waktu dan Jenis-jenis Pelatihan
1.      Waktu pelatihan
Pelatihan sering dipakai sebagai solusi atas persoalan kinerja organisasi. Table berikut meringkaskan sebab-sebab persoalan kinerja, tanggapan-tanggapan organisasi yang diinginkan dan aktivitas kepegawaian yang terlibat.[4]

SITUASI
TANGGAPAN ORGANISASI
AKTIVITAS KEPEGAIAN
1.pemasalahan yang tidak berarti
2. criteria seleksi tidak memadai

3. para pekerja tidak  mengetahui standar-standar kinerja
4. Para pekerja kurang trampil
5.Kinerja yang baik tidak dihargai
Kinerja yang jelek tidak dihukum
Abaikan hal tersebut

Meningkatkan perhatian pada criteria seleksi
Mengadakan umpan balik

Mengadakan pelatihan

Memberikan imbalan atau hukuman, dan kaitkan hal-hal tersebut dengan kinerja
Tidak

Analisis pekerjaan


Orientasi evaluasi kinerja

Pelatihan

Evaluasi kinerja

Tindakan disiplin


6.      Jenis-jenis pelatihan
Hasil sebuah studi atas berbagai organisasi yang beranggotakan lebih dari 100 pekerja memperlihatkan begitu banyak ragamnya program pelatihan dan pengembangan yang dilakukan oleh organisasi.[5]


Berikut merupakan jenis pelatiahan yang umum dilakukan:[6]
Types of Traning
Percentage providing
New employee orientation
Perfonmance appraisals
Word processing
Leadership
………
………
Other
80.7
66.2
63.5
63.3
…..
……
4.9

Table diatas menjelaskan keragaman tersebut terlihat bahwa bila dilihat dari bobot perhatian dan pentingnya dari berbagai program tersebut program orientasi pekerja baru dan penilaian performansi adalah yang mendapatkan perhatian paling tinggi.[7]

C.       Orientasi Pekerja Baru dan Pelatihan dan Tahap-tahapnya
1.      Orientasi pekerja baru
Orientasi merupakan proses melalui mana para pekerja baru dan organisasi menjelaskan persepsi dan harapan masing-masing. Karena kejelasan hubungan antara para pekerja dan para manajer organisasi merupakan dasar bagi produktivitas, pelayan klien dan hak tetap memiliki para pekerja, perhatian yang tepat terhadap orientasi pegawai baru harus memperkuat pola yang ditetapkan selama suatu wawancara pekerjaan yang realistic demi keberhasilan hubungan kerja dimasa yang akan datang.ada dua jenis oriaentasi:[8]
a.       Orientasi formal
Dari sudut pandang pegawai orientasi memberikan kesempatan untuk mengetahui harapan-harapan kerja dari organisasi dan untuk mempelajari tentang lingkungan kerja secara keseluruhan.
Proses orientasi yang diberikan kepada seorang pelamar prospektif yang diterima biasanya meliputi hal-hal mengenai organisasi dan yang lowong. Baik pejabat kepegawaian instansi setempat maupun staf kepegawaian dari pusat menyampaikan informasi dasar mengenai kedudukan melalui pengumuman  pekerjaan.
b.      Orientasi informal
Orientasi ini bisa bersifat mendukung atau sebaliknya bertentangan, tetapi selalu memperluas pengetahuan pekerja baru mengenai instansi dan orang yang bekerja di dalamnya. Orientasi informal bisa berbentuk nonverbal para pekerja yang baru akan belajar mengenai instansi dengan melihat rekan-rekannya berpengalaman dalam berhubungan dengan para klien, antara satu sama lain dan dengan supervisornya.
2.      Pelatihan dan tahap-tahapnya
Terdapat tiga tahap utama dalam pelatihan dan pengembangan yakni:
1.      Penentuan kebutuhan pelatihan
Adalah lebih sulit untuk menilai kebutuhan-kebutuhan pelatihan bagi para pekerja yang ada dari pada mengorientasikan para pegawai yang baru.[9] Tujuan dari penentuan kebutuhan pelatihan adalah mengumpulkan informasi untuk menentukan dibutuhkan atau tidaknya program pelatihan.[10] Pada tahap ini ada tiga macam kebutuhan akan pelatihan:[11]
a.       Analisis organisasi, mencoba menjawab permasalahan mengenai penekanan pelatihan yang seharusnya dilakukan dan factor-faktor yang seharusnya dilakukan dan factor yang mempengaruhi.
b.      Analisis kepegawaian, mencoba memecahkan permasalahan mengenai apa yang seharusnya dipelajari dalam pelatihan sehingga  para peserta pelatihan dapat menjalankan tugasnya dengan memuaskan.
c.       Analisis person atau individu, berusaha menjawab permasalahan mengenai siapa yang membutuhkan pelatihan dalam perusahaan dan tipe-tipe khusus pelatihan yang dibutuhkan.
2.      Mendesain program pelatihan
Sebenarnya persoalan performansi bisa diatasi melalui perubahan dalam system feedback, seleksi atau imbalan dan juga melalui pelatihan. Atau akan lebih mudah dengan melakukan pemecatan terhadap pegawai selama masa percaboannya.
Jika pelatihan merupakan solusi terbaik maka para manajer atau supervisor harus memutuskan program pelatihan. Ketepatan metode pelatihan tertentu tergantung pada tujuan yang hendak dicapai identifikasi mengenai apa yang diinginkan agar para pekerja mengetahui dan melakukan. [12]
a.       Metode pelatihan
Metode pelatihan yang tepat tergantung kepada tujuannya. Tujuan dann atau sasaran pelatihan yang berbeda akan berakibat pemakaian metode yang berbeda pula.
Bernandin dan Russell mengelompokkan metode-metode pelatihan atas dua kateori:[13]
1.      Informational methods biasanya menggunakan pendekatan satu arah, melalui mana informasi-informasi disampaikan kepada peserta oleh para pelatih. Metode jenis ini dipakai untuk mengajarkan hal-hal factual, keterampilan,  atau sikap tertentu. Para peserta biasanya tidak diberi kesempatan untuk mempratekkan atau untuk melibatkan diri dalam hal-hal yang diajarkan selama pelatihan. 
2.      Experiental methods adalah metode yan mengutamakan komunikasi yang luwes, fleksibel,  dan lebih dinamis, baik dengan instruktur, dengan sesame peserta, dan langsung mempergunakan alat-alat yang tersedia, misalnya: computer guna menambah ketrampilannya.metode ini biasanya dipergunakan untuk mengajarkan pengetahuan dan keterampilan-keterampilan, serta kemampuan-kemampuan, baik yang sifatnya software maupun yang hardware( fisik).
b.      Prinsip umum bagi metode pelatihan
        Terlepas dari berbagai metode yang ada, apapun bentuk metode yang dipilih, metode tersebut harus memenuhi prinsip-prinsip seperti:[14]
1.      Memotivasi para peserta pelatihan untuk belajar keterampilan yang baru.
2.      Memperlihatkan keterampilan-keterampilan yang diinginkan untuk dipelajari.
3.      Harus konsisten dengan isi misalnya menggunakan pendekatan interaktif untuk mengajarkan ketrampilan-ketrampilan interpersonal.
4.      Memungkinkan partisipasi aktif.
5.      Memberikan kesempatan berpraktek dan perluasan ketrampilan.
6.      Memberikian feedback mengenai performansi selama pelatihan.
7.      Mendorang adanya pemindahan yang positif dari pelatihan ke pekerjaan, dan
8.      Harus efektif dari segi biaya.
3.      Evaluasi efektifitas program pelatihan
Supaya efektif pelatihan harus merupakan suatu solusi yang tepat bagi permasalahan organisasi yakni nbahwa pelatihan tersebut harus dimaksudkan untuk memperbaiki kekurangan ketrampilan.[15]
Tujuan dari tahap ini adalah untuk menguji apakah pelaihan tersebut efektif didalam mencapai sasaran-sasarannya yang telah ditetapkan. Ini menghendaki identifikasi dan pengembangan criteria tertentu.[16]
a.       Tipe-tipe criteria efektifitas program pelatihan
Program pelatihan bisa dievaluasi berdasarkan informasi yang bisa diperoleh pada lima tingkatan:
1.      Reactions, ukuran mengenai reaksi ini didesain untuk mengtahui opini dari para perserta mengenai program pelatihan.
2.      Learning, informasi yang ingin diperoleh melalui jenis evaluasi ini adalah untuk mengetahui  seberapa jauh para peserta menguasai konsep-konsep, pengetahuan, dan ketrampilan-ketrampilan yang diberikan selama pelatihan.
3.      Behavior, perilaku dari para peserta sebelum dan sesudah pelatihan, dapat dibandingkan guna mengetahui tingkat pengaruh pelatihan terhadap perubahan performansi mereka.
4.      Organizational, tujuan dari pengumpulan informasi pada level ini adalah un tuk menguji dampak pelatihan terhadap kelompok kerja atau organisasi sevara keseluruhan.
5.      Costs effectifity, ini dimaksudkan untuk mengetahui besarnya biaya yang dihabiskan bagi program pelatiahan dan apakah besarnya biaya untuk pelatihan tersebut terhitung kecil atau besar dibandingkan biaya yang timbul dari perrmasalahan yang dialami oleh organisasi.
b.      Model-model penilaian efektifitas pelatihan
Proses evaluai itu sendiri bisa mendorong para pegawai untuk meningkatkan produktivitasnya. Untuk mengetahui dampak dari pelatihan itu secara keseluruhan terhadap hasil atau performansi seseorang atau suatu kelompok tertentu umumnya terdapat dua pilihan model penilaian pelatihan yaitu:[17]
1.      Uncontrolled model, model ini biasanya tidak memakai kelompok perbandingan dalam melakukan penilaian dampak penilaian terhadap hasil dan atau performansi kerjanya.
2.      Controlled model adalah model yang dalam melakukan penilaian efektifitas program pelatihan menggunakan system membanding yaitu membandingkan hasil dari orang  dan atau kelompok yang mengikuti pelatihan (grup I) terhadap hasil oran dan atau kelompok yang tidak mengikuti pelatihan (grup II).

D.      Pengembangan Karir dan Pelatihan Supervisor
1.      Pengembangan karir
Pengembangan karir merupakan usaha secara formal dan terorganisasi serta terencana untuk mencapai keseimbangan antara kepentingan karir individu dengan organisasi secara keseluruhan. Pengembangan karir harus didukung SDM yang ada dan system SDM yang lain, misalnya perencanaan SDM bahwa individu perlu melakukan penaksiran informasi dan gambaran peluang karir untuk merencanakan karirnya sendiri.[18]
Untuk memahami pengembangan karir dalam suatu organisasi diburuhkan pengujian atas dua proses utama yaitu:[19]
a.       Career planning, bagaimana orang merencanakan dan mewujudkan tujuan-tujuan karirnya sendiri,
b.      Career management, proses ini menunjuk kepada bagaimana organisasi mendesain dan melaksanakan program pengembangan karirnya.
2.      Pelatihan supervisor
Para manajer dan supervisor organisasi bertanggung jawab tidak hanya bagi kinerja mereka sendiri, tetapi juga bagi kinerja dari para pekerjanya. Akibatnya tujuan dari pelatihan supervise adalah untuk meningkatkan ketrampilan-ketrampilan pengawasan/ supervisi dan manajemen, supaya membantu manajemen kepegawaian untuk melaksanakan pekerjaan melalui orang lain, dan untuk membantu pegawai-pegawai dari manajer dan supervisor agar bekerja lebih tangkas.[20]

























BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwasannya,
Pelatihan adalah setiap usaha memperbaiki  performansi pekerja pada suatu pekerjaan tertentu yan sedang menjadi tanggung jawabnya, Pengembangan pegawai adalah suatu usaha untuk memelihara, meningkatkan kemampuan, kapaitas maupun profesionalisme pegawai. tujuan pelatihan dan pengembangan adalah: Memperbaiki kinerja, Membantu memecahkan persoalan aperasional, Mempersiapkan karyawan untuk promosi dan lain-lain.
Pelatihan sering dipakai sebagai solusi atas persoalan kinerja organisasi.
Orientasi merupakan proses melalui mana para pekerja baru dan organisasi menjelaskan persepsi dan harapan masing-masing. Tahap-tahap  pelatihan dan pengembangan meliputi: Penentuan kebutuhan pelatihan, Mendesain program pelatihan dan Evaluasi efektifitas program pelatihan.
Pengembangan karir merupakan usaha secara formal dan terorganisasi serta terencana untuk mencapai keseimbangan antara kepentingan karir individu dengan organisasi secara keseluruhan

B. Saran
Dengan terselesaikannya makalah ini mengajak kita untuk menyelami lebih dalam tentang pelatihan dan perkembangan pekerja. Kami berharap masyarakat dapat menjadikan ini sebagai acuan untuk meningkatkan pengetahuan dan dapat menerapkan dalam kegiatan sehari-hari.




DAFTAR PUSTAKA

Gomes, Faustino cordoso, Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta, CV Andi offset, 2003.
Rosidah, Ambar taguh sulistiyani, Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta, Graha Ilmu, 2009.





[1] Faustino cordoso gomes,Manajeman Sumber Daya Manusia,(Yogyakata:CV Andi  offset), 147.
[2] Ambar teguh sulistiyani rosidah, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Yogyakarta: Graha Ilmu), 219.
[3] Ibid,….220-221.
[4] Faustino cordoso gomes,Manajeman Sumber Daya Manusia,199.
[5] Ibid,…201.
[6] Faustino cordoso gomes,Manajeman Sumber Daya Manusia,201.
[7] Ibid,…202.
[8] Ibid,…202-203.
[9] Faustino cordoso gomes,Manajeman Sumber Daya Manusia, 204-205.
[10] Ambar teguh sulistiyani rosidah, Manajemen Sumber Daya Manusia, 223.
[11] Ibid,….223.
[12] Faustino cordoso gomes,Manajeman Sumber Daya Manusia,206.
[13] Ibid,….207-208.
[14] Faustino cordoso gomes,Manajeman Sumber Daya Manusia,208.
[15] Ibid,…209.
[16] Faustino cordoso gomes,Manajeman Sumber Daya Manusia,209-211.
[17] Ibid,…. 212-213.
[18]Ambar teguh sulistiyani rosidah, Manajemen Sumber Daya Manusia, 227.
[19] Faustino cordoso gomes,Manajeman Sumber Daya Manusia,214.
[20] Faustino cordoso gomes,Manajeman Sumber Daya Manusia,218.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar