Rabu, 19 April 2017

ANALISIS PEKERJAAN

ANALISIS PEKERJAAN

Makalah
 
Disusun dalam Rangka Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Manajemen Sumber Daya Manusia

 Dosen Pengampu : Ahmad Saifudin, M.Pd.I.
Disusun Oleh :
Karina Nuraini


 SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM DARUSSALAM
  KREMPYANG TANJUNGANOM NGANJUK JAWA TIMUR
                                                            2017
KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim

Segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan rahmat serta hidayahNya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul "Analisis Pekerjaan"
Dengan terselesaikannya makalah ini, kami juga mengucapkan terima kasih kepada:
1.    Ahmad Saifudin, M.Pd.I. selaku dosen pembimbing "Manajemen Sumber Daya Manusia"
2.    Orang tua yang selalu mendukung study kami
3.    Teman-teman yang selalu membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini kami buat dengan segenap kemampuan kami. Namun, kami juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Sehingga, kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari anda demi kesempurnaan makalah ini.

Alhamdulillahirobbilalamiin



Krempyang, 1Maret 2017


                                                                                                   Penyusun






DAFTAR  ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................................
KATA PENGANTAR ............................................................................................... i
DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii

BAB 1 PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang ........................................................................................... 1
B.   Rumusan Masalah ..................................................................................... 1
C.   Tujuan Masalah ......................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A.  Pengertian analisis pekerjaan...................................................................... 2
B.   Tujuan analisis pekerjaan........................................................................... 3
C.   Langkah-langkah utama dalam analisis pekerjaan...................................... 4
D.  Jenis analisis pekerjaan............................................................................... 5
E.   Klasifikasi pekerjaan.................................................................................. 8
F.    Politik reklasifikasi..................................................................................... 9
BAB III PENUTUP
A.  Kesimpulan ............................................................................................. 10
B.   Saran ....................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................
  BAB 1
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang:
Analisis pekerjaan adalah usaha yang sistematik dalam mengumpulkan, menilai, dan mengorganisasikan organisasi. Berarti dalam suatu organisasi diperlukan keberadaan sekelompok analisis terhadap semua pekerjaan yang ada.
Analisis pekerjaan ini akan menghasilkan suatu daftar uraian pekerjaan pernyataan tertulis mengenai kewajiban-kewajiban pekerja dan juga mencakup standar kualifikasi, yang merinci pendidian dan pengalaman minimal yang diperlukan bagi seorang pekerja untuk melkasanakan kewajiban-kewajiban dari kedudukanya secara memuaskan. Analisis pekerjaan merupakan hal yang sangat penting bagi organisasi.

B.  Rumusan Masalah:
1.    Apa pengertian analisis pekerajaan dan tujuan analisis pekerjaan?
2.    Apa langkah-langakah dan jenis analisis pekerjaan?
3.    Apa klasifikasi pekerjaan dan politik reklasifikasi?

C.  Tujuan Masalah:
1.    Mengetahui pengertian analisis pekerajaan dan tujuan analisis pekerjaan.
2.    Mengetahui langkah-langakah dan jenis analisis pekerjaan.
3.    Mengetahui klasifikasi pekerjaan dan politik reklasifikasi.

BAB II
PEMBAHASAN

A.      Pengertian Analisis Pekerjaan
Analisis pekerjaan adalah menganalisis dan mendesain pekerjaan apa saja yang harus dikerjakan, bagaimana mengerjakannya, dan mengapa pekerjaan itu harus dikerjakan. Analisis pekerjaan akan memberikan informasi mengenai uraian pekerjaan, spesifikasi pekerjaan dan evaluasi pekerjaan. Analisis pekerjaan adalah informasi tertulis mengenai pekerjaan apa saja yang harus dikerjakan dalam suatu perusahaan agar tujuan tercapai.[1]
Analisis pekerjaan adalah suatu konsep yang tidak dapat dipisahkan dari organisai. Organisai merupakan sekumpulan pekerjaan yang dikerjakan oleh orang-orang yang bekerja sama, baik pada bidang yang sama maupun bidang yang berbeda, yang ada dalam suatu wadah untuk mencapai suatu tujuannya. Berdasarkan pengertian tersebut dalam organisasi terdiri dari banyak pekerjaan, orang-orang yang berkerja sama, dan sumberdaya lainnya dalam rangka mencapai tujuannya. Seluruh sumberdaya dan pekerjaan-pekerjaan yang ada dalam organisasi akan diatur dan dilaksanakan oleh manusia untuk mencapai tujuannya oleh sebab itu sumberdaya manusia memiliki peran yang besar dalam mencapai tujuan organisasi. Tugas manusia dalam organisasi adalah mengatur pekerjaan secara efisien dan efektif.
Pekerjaan-pekerjaan dalam organisasi perlu dianalisis terlebih dahulu agar dapat dikerjakan secara efisien dan efektif sehingga tercapai tujuan organisai. Menganalisis pekerjaan dalam organisasi dibutuhkan informasi-informasi tentang isi dan pernyataan dari pekerjaan tersebut. Dengan demikian analisis pekerjaan merupakan prosedur dalam menentukan tugas-tugas dan hakekat pekerjaan serta kualifikasi orang-orang yang perlu diangkat untuk mengerjakannya.
Analisisi pekerjaan adalah proses sistematis untuk mengenal karakteristik suatu pekerjaan. Berbagai informasi dapat diperoleh melalui analisis pekerjaan. Mencakup tugas-tugas, wewenang dan tanggung jawab yang dituntut suatu pekerjaan. Berdasarkan informasi tersebut akan dapat ditentukan persyaratan-persyaratan yang harus dimiliki seseorang untuk dapat mengerjakan suatu pekerjaan. [2]
Suatu organisasi akan dapat tetap bertahan dan berkembang menyesuaikan lingkungan manakala didukung oleh ketangguhan manusianya.untuk mewujudkan ketangguhan manusia dalam organisasi. Analisis pekerjaan merupakan suatu penelaahan secara mendalam dan sistematis terhadap suatu pekerjaan, untuk memperoleh manfaat dari hasil penelaahan.[3]
Analisis pekerjaan adalah proses pegumpulan informasi mengenai suatu pekerjaan yang dilakukan oleh seorang pekerja, yang dilaksanakan dengan cara mengamati atau mengadakan interview terhadap pekerjaan dengan bukti-bukti yang benar dari supervisor.
Analisis pekerjaan ini akan manghasialkan suatu daftar uraian pekerjaan pernyataan tertulis mengenai kewajiban-kewajiban pekerja dan bisa juga mencangkup standar kualifikasi, yang merinci pendidikan dan pengalaman minimal yang diperlukan bagi seorang pekerja untuk melaksanakan kewajiaban-kewajiban dari kedudukannya secara memuaskan.[4]

B.  Tujuan Analisis Pekerjaan
Analisis pekerjaan dipakai untuk berbagai tujuan, baik disektor publik  maupun sektor swasta. Terdapat kurang lebih 12 macam tujuan, yaitu:
1.        Job description, yang berisi informasi pengidentifikasian pekerjaan, riwayat pekerjaan, kewajiban-kewajiban pekerjaan, dan pertanggung jawaban, spesifikasi pekerjaan atau informasi mengenai standar-sandar pekerjaan.
2.        Job classifacation, penyusunan pekerjaan-pekerjaan ke dalam klas-klas, kelompok-kelompok atau jenis-jenis berdasarkan rencana sistimatika tertentu.
3.        Job evaluation, suatu prosedur pengklasifikasian pekerjaan berdasarkan kegunaan masing-masing didalam organisasi dan dalam pasar tenaga kerja luar yang terkait.
4.        Job desing restructuring, meliputi usaha-usaha untuk merelokasi dan merestruralisasikan kegiatan-kegiatan pekerjaan kedalam berbagai kelompok.
5.        Personnel requirement/ specifications, ­berupa penyusunan persyaratan-persyaratan atau spesifikasi-spesifikasi tertentu bagi suatu pekerjaan, seperti pengetahuan (knowledge), keterampilan (skills), ketangkasan (aptitudes), sifat-sifat dan ciri-ciri (attributes and traits) yang diperlukan bagi keberhasilan pelaksanaan suatu pekerjaan.
6.        Performance appraisal, ini merupakan suatu penilaian sistematis yang dilakukan oleh para supervisor terhadap performansi pekerjaan dari para pekerja.
7.        Worker training, untuk tujuan-tujuan pelatihan.
8.        Worker mobility, untuk tujuan mobilitas pekerja (karir), yaitu dinamika masuk-keluarnya seseorang dalam posisi-posisi, pekerja-pekerja tertentu.
9.        Efficiency, ini mencakup penggabungan proses keja yang optimal dan rancangan keamanan dari peralatan dan fasilitas fisik lainnya dengan referensi tertentu pada kegiatan-kegiatan kerja, termasuk prosedur-prosedur kerja, susunan kerja, dan standar-standar kerja.
10.    Safety, ini sama dengan efisiensi, tapi perhatiannya lebih diarahkan pada identifikasi dan peniadaan perilaku-perilaku kerja yang tidak aman, kondisi-kondisi fisik, dan kondisi-kondisi lingkungan.
11.    Human resource planning. Ini meliputu kegiatan-kegiatan antisipatif dan reaktif melalui suatu organisai untuk memastikan bahwa organisai tersebut memiliki dan akan terus memiliki jumlah dan macam orang pada tempat yang tepat, waktu yang tepat, pelaksanan pekerjaan-pekerjaan yang memaksimalkan tujuan-tujuan pelayanan melalui mana organisasi mempertinggi aktualisasi diri dan kebutuhan-kebutuhan pertumbujan anggotanya dan memungkinkan pemanfaatan yang lebih maksimal mengenai kecakapan-kecakapan dan bakat-bakat dari para anggota.
12.    Legal/ quasi legal requirements, anturan-aturan dan ketentuan lainnya yang berkaitan dengan organisasi.[5]

C.  Langkah-langkah Utama dalam Analisis Pekerjaan
Proses dalam menganalisis pekerjaaan melalui langkah-langkah sebagai berikut:
a.    Menentukan penggunaan hasil informasi analisi pekerjaan.
b.    Mengumpulkan informasi tentang latar belakang.
c.    Menyeleksi muwakal (orang yang akan diserahi) jabatan yang akan dianalisis.
d.   Mengumpulkan informasi analisis pekerjaan.
e.    Meninjau informasi dengan pihak-pihak yang berkepentingan.
f.     Menyusun uraian pekerjaan dan spesifikasi pekerjaan.
g.    Meramalkan/memperhitungkan perkembangan perusahaan.
Dengan analisis pekerjaan maka kita memperoleh informasi tentang uraian pekerjaan, uraian jabatan, spesifikasi pekerjaan, dan evaluasi pekerjaan pada perusahaan tersebut.[6]
Dalam analisi pekerjaan terdapat dua langkah utama yang harus dilakukan, yaitu: (1) penentuan tugas-tugas utama, kegiatan-kegiatan, perilaku-perilaku, atau kewajiaban-kewajiban yang akan dilaksanakan dalam pekerjaan; (2) penetapan pengetahuan (knowledge), kemampuan-kemampuan (abilities), kecakapan-kecakapan (skills), dan beberapa karakteristik lainnya (faktor-faktor kepribadian, sikap, ketangkasan atau karakteristik fisik dan mental yang diperlukan bagi pekerjaan) yang dibutuhkan untuk pelaksanaan tugas-tugas.[7]

D.  Jenis Analisis Pekerjaan
Terdapat dua jenis analisis pekerjaan yakni:
1.    Analisis Pekerjaan Tradisional(Traditional Job Analysis)
Model tradisional ini hanya mencari informasi sekitar tiga aspek:
a.    Tanggung jawab , merinci unit organisasi kepada suatu kedudukan harus bertanggung jawab, harus tunduk kepada pengarahan dan bagian pengendalian peleksanaan.
b.    Kewajiban-kewajiban umum dari seorang yang sedang memegang suatu kedudukan.
c.    Kualifikasi-kualifikasi minimal yang ditampilkan sebagai kelayakan.
Terdapat beberapa kelemahan yang melekat pada modal tradisional ini:
1.    Uraian tugas pada model ini hanya mencatat tugas-tugas umum yang dilaksanakan oleh sejumlah pembantu administrasi.
2.    Tidak ada syarat-syarat bagi pelaksanaan suatu pekerjaan.
3.    Tidak ada standar-standar performansi minimal yang dapat diterima bagi seorang pekerja.  
4.    Tidak merinci kuantitas, kualitas atau ketepatan waktu dari suatu pelayanan yang diinginkan.
5.    Uraian tugas tradisional merinci suatu perangkat standar yang umum dari kualifikasi minimal untuk setiap kedudukan.
Para perencana organisasi menjadi tidak berdaya karena uraian pekerjaan tradisional hanya menguraikan input-input tenaga keja pada suatu pekerjaan, dan tidak merinci output-output yang dihasilkannya, tidak merinci berapa banyak pegawai yang dibutuhkan untuk menghasilkan suatu output tersebut, dalam jumlah dan kualitas tertentu atau waktu tertentu pula. Karena uraian-uraian pekerjaan tradisional tidak memikirkan output analisis maka tidak bermanfaatlah bagi para perencana sumber daya manusia yang memerlukannya untuk menetapkan keterkaitan antara input sumber daya manusia dan output organisasi. Keadaan ini mempersulit para manager untuk mengambil peranan proaktif dalam proses perencanaan sumber daya manusia.
2.    Analisis Pekerjaan yang Berorientasikan Hasil (Results-orirnted Job Description, atau RODs)
Analisis pekerjaan jenis ini beramsumsi bahwa uraian pekerjaan akan menjadi lebih bermanfaat jika uraian pekerjaan tersebut memperjelas harapan -harapan organisasi kedapa para pekerja, dan keterkaitan antara tugas-tugas, standar-standar, kecakapan-kecakapan, dan kualifikasi-kualifikasi minimal. Oleh karena itu, analisi pekerjaan ini memuat keterangan-keteragan yang berkisar pada pertanyaan-pertanyaan, seperti:
a      Tasks. Perilaku-perilaku, kewajiban-kewajiban atau fungsi-fungsi apa yang penting bagi suatu pekerjaan?
b      Conditions. Bagaimana sifat dasar dari pada pekerjaan, atau syarat-syarat apa yang diperlukan agar pekerjaan itu terlaksana, biasanya mudah atau sulit? Petunjuk tertulis apa atau instruksi-instruksi supervisor apa yang tersedia untuk membantu pekerja dalam melaksanakan suatu tugas tertentu?
c      Standards. Harapan-harapan performansi obyektif apa yang diberikan pada setiap tugas, yang dituangkan menurut ketentuan standar kuantitas, kalitas, atau ketepatan waktu, yang benar-benar dikaitkan dengan tujuan organisasi?
d     SKAs (skills, knowledges, and abilities). Kecakapan-kecakapan apa, pengetahuan dan kemampuan-kemampuan apa yang dibutuhkan untuk melaksanakan setiap tugas pada standar minimal yang diterima?
e      Qualifications. Pendidikan, dan pengalaman yang bagaimana, serta kualifikasi-kualifikasi lain yang bagaimana yang dibutuhkan untuk memastikan bahwa para pekerja mempunyai SKAs yang diperlukan bagi pelaksanaan tugasnya.
Uraian pekerjaan yang berorientasikan hasil menguraikan harapan-harapan organisasi yang jelas kepada para pekerja dan sekaligus mendoronh para supervisor dan pekerja untuk mengetahui bahwa baik standar maupun imbalan tergantung pasa persyaratan-persyaratan (conditions) tertentu.
Uraian pekerjaan yang berorientasikan hasil memusatkan perhatian pada standar-standar performansi, persyaratan-persyaratan yang membedakan pekerjaan, dan kaitan-kaitan antara standar-standar, SKAs, dan kualifikasi-kualifikasi. Model ini banyak membantu untuk menyelesaikan permasalahan yang terdapat pada uraian pekerjaan tradisional.
a.    Kelebihan-kelebihan Model yang Berorientasikan Hasil (RODs)
Model RODs ini mempunyai kelebihan-kelebihan, yang antara lain, meliputi:
1.    Model ini menyediakan suatu sarana untuk menghubungkan input-input personil terhadap output-output organisasi bagi para perencana program.
2.    Model ini menyediakan sarana untuk memperkenalkan kepada para pekerja yang baru atas harapan-harapan, tujuan-tujuan MBO yang ditetapkan, dan untuk mengadakan evaluasi terhadap performansi pekerja secara lebih obyektif bagi para manager.
3.    Model ini memberikan gambaran yang jelas mengenai harapan-harapan performansi organisasi, dan kualifikasi minimal yang dibutuhkan untuk promosi atau penempatan bagi para pegawai.
4.    Meningkatkan dampak dari para manager kepegawaian terhadap produksivitas organisai dan pekerja daripada membatasi dampak mereka pada manajemen kedudukan dan pemaksaan pengawasan legislatif dari luar.
b.    Kelemahan-kelemahan Model yang Berorientasi Hasil (RODs)
Model Analisis pekerjaan yang berorientasi hasil ini mempunyai beberapa kelemahan, antara lain:
1.    Perubahan-perubahan di dalam syarat-syarat dan standar-standar menuntut peninjauan kembali atas RODs. Syarat-syarat yang mempengaruhi performansi akan berubah yang pada gilirannya akan menuntut RODs untuk merumuskan kembali guna memuat dan merinci syarat-syarat yang berubah tersebut.
2.    Setiap kedudukan menuntut RODs tersendiri
3.    Bebrapa kedudukan tidak mempunyai standar-standar performansi yang tidak dapat diukur
Antara RODs dengan metode-metode evaluasi tradisional terdapat keterkaitan yang saling melengkapi. Metode-metode tradisional akan menunjukkan struktur pekerjaan dari organisasi, dan RODs akan menunjukan bagaimana kualifikasi-kualifikasi yang meningkat berkaitan dengan  SKAs dab SKAs berkaitan dengan tugas. Menerima RODs berarti organisasi akan menggunakan dua jenis uraian kerja: yang tradisional dan yang berorientasikan performasi.[8]

E.   Klasifikasi Pekerjaan
Klasifikasi pekerjaan merupakan proses pengkatagorisasikan kedudukan sesuai dengan jenis kerja yang dilakukan, jenis kecakapan yang dibutuhkan, atau faktor lainnya yang berkaitan dengan kerja. Klasifikasi mempermudah analisis pekerjaan  karena klasifikasi berarti uraian pekejaan dan standar kualifikasi yang dibakukan dapat dirumuskan untuk sekumpulan posisi. Pekerjaan sebenarnya merupakan sekumpulan kedudukan yang sangat mirip sesuai dengan tugas-tugas dan kualifikasi-kualifikasi untuk pembenaran keberadaanya seperti ditetapkan dalam uraian pekerjaan.
Sistem klasifikasi untuk semua pekerjaan, baik disektor publik maupun swasta, didasarkan pada beberapa faktor:
1.    Masukan informasi: Dimana dan bagaimana si pekerja memperoleh informasi yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan.
2.    Proses-proses mental: Pertimbangan apa yang ditekankan dalam pembuatan keputusan, perencanaan dan aktifitas poroses informasi apa yang dlibatkan dalam pelaksanaan pekerjaan.
3.    Output pekerjaan: aktivitas-aktivitas fisik apa yang dilakukan oleh para pekerja dan alat-alat apa yang dipakai para pekerja.
4.    Relasi dengan orang: relasi dengan orang lain yang bagaimana yang dituntut dalam pelaksanaan pekerjaan.
5.    Konteks pekerjaan: dalam konteks fisik dan sosial apa pekerjaan yang dilaksanakan.
6.    Metode-metode kerja: metode atau teknik apa yang digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan.
7.    Ciri-ciri pekerjaan: ciri-ciri kepribadian  atau kemampuan-kemampuan apa yang dibutuhkan untuk pelaksanaan pekerjaan.[9]

F.   Politik reklasifikasi
Tiga aktivitas manajemen sumber daya manusia yaitu: perencanaan sumber daya manusia, analisis pekerjaan dan klasifikasi pekerjaan, serta evaluasi pekerjaan. Daya tanggap politik mempengaruhi fungsi-fungsi alokasi dari analisis pekerjaan dengan cara mendeskripsikan ramifikasi politik mengenai dua  jenis keputusan reklasifikasi yakni: reklasifikasi yang melibatkan perubahan dalam gaji, relaksifikasi yang menyertakan perubahan status dari suatu posisi pelayanan sipil yang telah diklasifikasikan dalam unit hasil kompromi bersama ke suatu posisi yang dikecualikan (tidak terklasifikasi) atau di luar unit kompromi.[10]


BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan:
Analisis pekerjaan adalah menganalisis dan mendesain pekerjaan apa saja yang harus dikerjakan, bagaimana mengerjakannya, dan mengapa pekerjaan itu harus dikerjakan.
Analisis pekerjaan Terdapat kurang lebih 12 macam tujuan, yaitu: Job description, Job classifacation, Job evaluation, Job desing restructuring, Personnel requirement/ specifications, Performance appraisal, Worker training, Worker mobility, Efficiency, Safety, Human resource planning, Legal/ quasi legal requirements.
Analisis Pekerjaan melalui langkah-langkah sebagai berikut: Menentukan penggunaan hasil informasi analisi pekerjaan, mengumpulkan informasi tentang latar belakang, menyeleksi muwakal (orang yang akan diserahi) jabatan yang akan dianalisis, mengumpulkan informasi analisis pekerjaan, meninjau informasi dengan pihak-pihak yang berkepentingan, menyusun uraian pekerjaan dan spesifikasi pekerjaan, meramalkan/memperhitungkan perkembangan perusahaan.
Jenis Analisis Pekerjaan
Terdapat dua jenis analisis pekerjaan yakni: Analisis Pekerjaan Tradisional dan Analisis Pekerjaan yang Berorientasikan Hasil.
Klasifikasi pekerjaan merupakan proses pengkatagorisasikan kedudukan sesuai dengan jenis kerja yang dilakukan, jenis kecakapan yang dibutuhkan, atau faktor lainnya yang berkaitan dengan kerja.
Tiga aktivitas manajemen sumber daya manusia yaitu: perencanaan sumber daya manusia, analisis pekerjaan dan klasifikasi pekerjaan, serta evaluasi pekerjaan. Daya tanggap politik mempengaruhi fungsi-fungsi alokasi dari analisis pekerjaan.
B.  Saran:
Penulis telah berusaha menyelesaikan makalah dengan sebaik-baiknya. Akan tetapi, penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. Maka, penulis sangat mengharapkan saran terutama dari dosen kami dan juga para pembaca untuk membantu demi membangun kesempurnaan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA
Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia (Jakarta: Bumi Aksara, 2011)
Wilson Bangun, Manajemen Sumber Daya Manusia (Jakarta: Aksara Pratama, 2012)
Abdurrahmad Fathoni, Manajemen Sumber Daya Manusia (Jakarta: Rineka Cipta, 2006)
Faustino Cordoso Gomes, Manajemen Sumber Daya Manusia (Yogyakarta: Andi, 2003)


[1] Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), 28-29
[2] Wilson Bangun, Manajemen Sumber Daya Manusia (Jakarta: Aksara Pratama, 2012), 74-75
[3] Abdurrahmad Fathoni, Manajemen Sumber Daya Manusia (Jakarta: Rineka Cipta, 2006), 81
[4] Faustino Cordoso Gomes, Manajemen Sumber Daya Manusia (Yogyakarta: Andi, 2003), 91
[5] Faustino Cordoso Gomes, Manajemen Sumber Daya Manusia, 92-94
[6] Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, 29-31
[7] Faustino Cordoso Gomes, Manajemen Sumber Daya Manusia, 94
[8] Faustino Cordoso Gomes, Manajemen Sumber Daya Manusia, 95-101
[9] Faustino Cordoso Gomes, Manajemen Sumber Daya Manusia, 102-103
[10] Ibid, 103

Tidak ada komentar:

Posting Komentar