Senin, 24 April 2017

MANAJEMEN KONFLIK DALAM ORGANISASI PENDIDIKAN

MANAJEMEN KONFLIK DALAM ORGANISASI PENDIDIKAN

Makalah Ini Disusun Dalam Rangka Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Manajemen Konflik

Dosen Pengampu : Idam Musthofa, M. Pd.
  




Oleh :
Apriliana
Nailatun Nihayatan Niami

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM DARUSSALAM
KREMPYANG TANJUNGANOM NGANJUK
2017
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Robbil’alamin, puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Robbil Samawati wal Ard yang senantiasa mencurahkan lipatan kasih sayang dalam debaran nadi hingga yaumus Sa’ah.
Sholatullah ma’a Salamuhu semoga senantiasa mengalir ke haribaan Habibullah nabi muhammad SAW. Dan menetes pula pada umatnya yang mengharapkan beliau sebagai Sidjul Qolbi fi Dunya ila Yaumil Qiyamah.
Selanjutnya karya tulis sederhana ini mengharap agar karya sederhana ini dapat bermanfaat khususnya untuk diri sendiri dan umumnya untuk orang lain. Dengan terselesaikannya tugas makalahyang berjudul Manajemen Konflik dalam Organisasi Pendidikan yang merupakan tugas semester IV dari mata kuliah Manajemen Konflik.

 Dengan terselesainya makalah ini kami berterimakasih kepada :
1.        Bpk. Burhanuddin, Lc. M. Ag. Selaku ketua STAIDA
2.        Idam Musthofa M. Pd.  selaku dosen pengampu
3.        Semua pihak yang ikut andil dalam penyusunan karya ini

Semoga magfiroh Allah SWT senantiasa memeluk mereka dimanapun berada. Amin.
Sebagai manusia biasa tentunya masih banyak kekurangan dan kesalahan pada penyusunan karya ini, maka penyusun mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak demi tersempurnakanya karya ini.




Krempyang, 07 Maret  2017

DAFTAR ISI


HALAMAN JUDUL........................................................................................... i
KATA PENGANTAR......................................................................................... ii
DAFTAR ISI....................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1
A. Latar Belakang........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah....................................................................................... 1                   
C. Tujuan Makalah.......................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................... 2
A.  Organisasi dan Konflik............................................................................... 2
1.      Pengertian Organisasi........................................................................... 2
2.      Pengertian Konflik................................................................................ 3
B.  Penyebab Konflik dalam Organisasi Pendidikan....................................... 3
C.  Pengelolaan Strategi Manajemen Konflik.................................................. 4
BAB III PENUTUP............................................................................................ 9
A. Kesimpulan................................................................................................. 9
B. Saran........................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 10

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Keberadaan manusia didunia ini tidak ada yang luput dari keanggotaan suatu organisasi. Organisasi merupakan sebuah wadah dimana orang berinteraksi untuk mencapai tujuan bersama. Dimana di dalamnya terjadi interaksi  antara satu dengan yang lainya, memiliki kecenderungan timbulnya konflik. Konflik sangat erat kaitanya dengan perasaan manusia. Perasaan-perasaan tersebut sewaktu-waktu dapat memicu timbulnya kemarahan, keadaan tersebut akan mempengaruhi seseorang dalam melaksanakan kegiatanya secara langsung maupun tidak langsung.
Tersedianya sumber daya di dalam suatu organisasi pendidikan baik sumber daya manusia, dana, kurikulum sarana dan prasarana, belum menjamin kesuksesan suatu organisasi pendidikan. Untuk itu perlu adanya menejemen konflik.
Dalam makalah ini penulis akan menguraikan mengenai apa sebenarnya organisasi pendidikan, penyebab konflik dalam organisasi pendidikan dan bagaimana pengelolaanya.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan organisasi dan konflik?
2.      Apa penyebab konflik dalam organisasi pendidikan?
3.      Bagaimana pengelolaan strategi manajemen konflik?

C.     Tujuan Masalah
1.      Mengetahui pengertian organisasi dan konflik.
2.      Mengetahui penyebab konflik dalam organisasi pendidikan.
3.      Mengetahui bagaimana pengelolaan strategi manajemen konflik.






BAB II
PEMBAHASAN
Organisasi dan konflik merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia maka penulis akan memaparkan sedikit tentang :

A.    Organisasi dan Konflik
1.      Pengertian Organisasi
Organisasi didefinisikan beragam oleh berbagai ahli. Variasi definisi didasarkan pada sudut pandang dan waktu ahli ketika mendefinisikan. Perkembangan kajian yang kompleks yang dicirikan oleh koneksitas organisasi yang tidak terbatas antara unit-unit organisasi dengan lingkunganya. Dalam bukunya Manajemen Pendidikan, Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia mengutip dari Gibson, Ivancevich, dan Donnelly (1996:6) mendefinisikan organisasi sebagai wadah yang memungkinkan masyarakat dapat meraih hasil yang sebelumnya tidak dapat dicapai oleh individu secara sendiri-sendiri. Lebih jauh mereka menyebutkan bahwa organisasi adalah suatu unit terkoordinasi terdiri setidaknya dua orang berfungsi mencapai satu sasaran tertentu atau serangkaian sasaran. Definisi ini menekankan pada upaya peningkatan pencapaian tujuan bersama secara lebih efektif dan efisien melalui koordinasi antar unit organisasi.
Menurut Tim Dosen Administrasi yang dikutip dari Oteng  Sutisna,  yakni organisasi adalah mekanisme yang mempersatukan kegiatan-kegiatan untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan. Definisi ini menekankan pada mekanisme kerja dalam organisasi untuk mencapai tujuan organisasi. [1]
Dari beberapa definisi di atas, penulis menyimpulkan bahwa organisasi adalah suatu sistem interaksi antara orang yang ditujukan untuk mencapai tujuan organisasi, dimana sistem tersebut memberikan arahan atau perilaku bagi anggota organisasi.




2.      Pengertian Konflik
Kata konflik menurut bahasa Yunani configere  yang berarti berbenturan. Arti kata ini menunjuk pada semua bentuk benturan, tabrakan, ketidaksesuaian, ketidak serasian, pertentangan, perkelahian, oposisi, dan interaksi-interaksi yang antagonis. Menurut Hendyat Soetopo yang dikutip dari Kartini Kartono, mendefinisikan konflik adalah relasi-relasi psikologis yang antagonis, berkaitan dengan tujuan-tujuan yang tidak bias disesuaikan, interes-interes eksklusif yang tidak bias dipertemukan, sikap-sikap emosional yang bermusuhan, dan struktur-struktur nilai yang berbeda.
Menurut Hendyat Suetopo yang dikutip dari  Luthans (1981) mendefinisikan konflik adalah perbedaan pendapat, persaingan dan permusuhan serta kondisi yang ditimbulkan oleh adanya kekuatan yang saling bertentangan. Kekuatan ini bersumber pada keinginan manusia.[2]
Berdasarkan uraian diatas penulis menyimpulkan secara umum konflik adalah suatu pertentangan, ketidak sesuaian kepentingan, tujuan, dan sebagai segala macam interaksi pertentangan antara dua atau lebih pihak.

Sedangkan konflik organisasi adalah ketidak sesuaian antara dua atau lebih anggota atau kelompok organisasi yang timbul karena adanya kenyataan bahwa mereka harus membagi sumber daya yang terbatas atau kegiatan-kegiatan kerja dan arena kenyataan bahwa mereka mempunyai perbedaan status, tujuan, nilai serta presepsi. .

B.     Penyebab Konflik dalam Organisasi Pendidikan
Menurut Hendyat Suetopo yang dikutip dari Smith, Mazzarella, dan Piele bahwa sumber-sumber terjadinya konflik dalam organisasi termasuk organisasi sekolah (pendidikan) antara lain :
a.     Masalah komunikasi
Konflik terjadi karena salah komunikasi atau distorsi yang bisa terjadi pada masing-masing atau gabungan unsur komunikasi.
b.    Struktur organisasi
Struktur organisasi yang secara potensial memicu konflik dikarenakan masing-masing unit organisasi mempunyai tugas dan kepentingan yang saling bergesekan dan berbenturan.
c.     Faktor manusia
Yaitu karena kepribadian yang sangat beragam dan unik.

Hendyat Suetopo didalam bukunya menyatakan bahwa beberapa faktor yang mempengaruhi konflik antara lain :
a.         Ciri umum pihak-pihak yang berkonflik.
b.         Hubungan pihak-pihak yang berkonflik sebelum terjadi konflik.
c.         Sifat masalah yang menimbulkan konflik.
d.        Lingkungan sosial dimana konflik terjadi.
e.         Kepentingan pihak-pihak yang berkonflik.
f.          Strategi yang bisa digunakan oleh pihak-pihak yang berkonflik.
g.         Konsekuensi konflik terhadap yang berkonflik dan terhadap pihak lain.
Menurut Hendyat Sutopo yang dikutip dari Smith dkk. Mengemukakan proses terjadinya konflik melalui tahap-tahap berikut :
a.         Tahap antipasi yakni merasakan munculnya gejala perubahan yang mencurigakan.
b.         Tahap menyadari yakni perbedaan mulai diekspresikan dalam bentuk suasana yang tidak mengenakkan.
c.         Tahap pembicaraan yakni pendapat-pendapat berbeda mulai muncul.
d.        Tahap perdebatan terbuka yakni pendapat-pendapat berbeda mulai dipertajam dan lebih terumuskan dengan baik dan kentara.
e.         Tahap konflik terbuka yakni masing-masing pihak berusaha memaksakan pendirian kepada pihak lain.[3]

C.     Pengelolaan Strategi Manajemen Konflik
Suatu organisasi perlu mempunyai pedoman untuk memanajemeni konflik yang terjadi, yakni antara lain :
1.      Prosedur untuk menyelesaikan konflik. Konflik yang terjadi dalam organisasi harus segera diselesaikan agar tidak mengganggu produksi dan operasi organisasi tersebut untuk mencapai tujuannya.
2.      Siapa yang bertanggung jawab menyelesaikan konflik dan siapa yang bertanggung jawab untuk mengambil keputusan jika terjadi konflik.
3.      Apakah kewajiban dan tanggung jawab pihak-pihak yang terlibat konflik. Sebagai contoh, siswa yang terlibat konflik harus merahasiakannya dan wajib mengutamakan penyelesaian konflik didalam organisasi dengan tidak meminta bantuan dari orang luar atau pengadilan.[4]
Strategi manajemen konflik diterapkan Untuk menjadikan konflik dan pemecahannya sebagai pendinamisasi dan pengoptimalan mencapaian tujuan organisasi. Hal ini bergantung pemimpin organisasi, apakah memiliki pandangan tradisional, behavioral, atau pandangan interaksi dalam memandang organisasi yang dipimpinya. Bagaimanapun, konflik pasti terjadi dalam organisasi, baik yang berskala besar ataupun kecil. Oleh sebab itu, konflik-konflik itu perlu dikelola agar menjadi potensi untuk mengefektifkan organisasi.
Menurut Hendyat Suetopo yang dikutip dari Blake (dalam Scmuck 1976) menunjukan beberapa cara jika menggunakan strategi manajemen tertentu :
1.         Jika menggunakan strategi menang-kalah, cara yang ditempuh bisa :
a.    Menghilangkan pergolakan dengan menggunakan pertimbangan satu pihak.
b.    Diadakan resolusi dengan keputusan pihak luar.
c.    Persetujuan melalui wasit.
2.         Menghindari konflik dengan mengurangi interdependensi :
a.    Satu pihak menarik diri untuk bertindak lebih lanjut.
b.    Mencari kesamaan-kesamaan jika terjadi konflik interes.
c.    Memisahkan pihak-pihak yang berkonflik.
3.         Mengusahakan kesepakatan melalui pemecahan masalah secara kreatif :
Secara umum, cara ini dilakukan dengan cara menentukan masalah pokoknya, mengidentifikasi alternatif, mengevaluasi alternatif , menentukan alternatif terbaik, implementasi alternatif dan follow-up.
Penulis dapat menyarankan penggunaan strategi manajemen konflik bagi para pimpinan satuan pendidikan ketika menghadapi konflik sebagaimana ditampilkan pada tabel berikut :

No
Strategi
Situasi
Prosedur
(1)
(2)
(3)
(4)
1
Kompetensi
Cepat, menentukan, vital, darurat, isu penting, dan perilaku tidak kompetetif ada satu pihak yang ingin menang.
Kekuasaan digunakan menyelesaikan konflik.
2
Kolaborasi
Ketika keduanya peduli untuk kompromi, kepentingan belajar, ada perbedaan perspektif, mencapai konsensus, persahabatan.
Pihak-pihak yang berkonflik diminta untuk saling memahami, menemukan solusi baru dan menghasilkan komitmen dan kepuasan.
3
Kompromi
Ketika tujuan dianggap penting, isu kompleks, solusi di bawah tekanan, dan kolaborasi tidak sukses.
Dikompromikan, ada tawar menawar, memanfaatkan penengah, hasilnya cenderung ada yang dikorbankan pada aspek tertentu atas dasar kompromi.
4
Penghindaran
Isu tidak penting, ada isu lain lebih penting, ada pihak lain yang dapat mengatasinya lebih efektif.
Pimpinan menghindari pihak-pihak yang diisukan berkonflik.
5
Penyesuaian
Ketika menemukan kekeliruan, mencapai posisi lebih baik, isu lebih penting dari pada diri sendiri, memuaskan pihak lain, dan memelihara kooperasi, mempertahankan keharmonisan dan stabilitas belajar dari kesalahan.
Menyadarkan pihak yang berkonflik bahwa persahabatan, keharmonisan, dan stabilitas perlu dikedepankan daripada solusi yang dihasilkan


.
6
Negosiasi (konfrontasi)
Ketika masing-masing memiliki kekuasaan yang sama, memiliki solusi yang dapat diterima.
Memanfaatkan pihak ketiga, melakukan bargaining, dan menemukan solusi yang sama-sama menguntungkan.
7
Pemecahan masalah secara integratif (konfrontasi)
Ketika hanya ada kepercayaan minimum dari pihak yang berkonflik, tak ada waktu untuk mendapatkan solusi secara cepat, organisasi memperoleh keuntungan dari pertemuan perspektif yang berbeda dalam membuat keputusan kunci.
Pimpinan mengintegrasikan pihak-pihak yang berkonflik untuk meningkatkan kepercayaan dalam rangka menemukan solusi secara integratif untuk kepentingan organisasi.
8
Perancangan ulang organisasi
Ketika sumber konflik datang dari kondisi kerja, pekerjaan dapat dimudahkan melalui pembagian tanggung jawab, aktivitas membutuhkan koordinasi antar-unit/depertemen.
Pimpinan melakukan penstrukturan organisasi ulang dengan melibatkan pihak-pihak yang berkonflik secara fair, memanfaatkan mediator.
9
Perbaikan praktik organisasi
Ketika konflik berkaitan dengan praktik-praktik organisasi
Rumuskan sub tujuan bersama, hilangkan praktik organisasi bermakna ganda, perbaiki kebijakan, prosedur dan peranan yang dikonflikkan, modifikasi komunikasi multiarah, putarlah personil, buatlah sistem penghargaan yang sehat dan program pelatihan berkelanjutan.


Prinsipnya, pimpinan satuan pendidikan harus memiliki kekuatan dan otoritas sebagai pemimpin pendidikan. Ia harus dapat mendayagunakan kekuatan yang ada pada dirinya dan mampu memanfaatkan otoritas yang ada pada dirinya untuk mengarahkan sikap dan perilaku bawahan. Kemampuan pimpinan dalam menempatkan kekuatan dan otoritas pada proporsi yang wajar pada akhirnya sangat membantu pemecahan konflik, sebagai mana yang diharapkan. Melalui pijakan ini timbul suasana yang memungkinkan diarahkannya suatu konflik menjadi sesuatu yang menguntungkan bagi organisasi.[5]

















BAB III
PENUTUP

A.  KESIMPULAN

Dari pemaparan kami diatas maka :
Penulis menyimpulkan bahwa organisasi adalah suatu sistem interaksi antara orang yang ditujukan untuk mencapai tujuan organisasi, dimana sistem tersebut memberikan arahan atau perilaku bagi anggota organisasi.
Secara umum konflik adalah suatu pertentangan, ketidak sesuaian kepentingan, tujuan, dan sebagai segala macam interaksi pertentangan antara dua atau lebih pihak.
Sedangkan konflik organisasi adalah ketidak sesuaian antara dua atau lebih anggota atau kelompok organisasi yang timbul karena adanya kenyataan bahwa mereka harus membagi sumber daya yang terbatas atau kegiatan-kegiatan kerja dan arena kenyataan bahwa mereka mempunyai perbedaan status, tujuan, nilai serta presepsi. .
Konflik terjadi tidak dengan sendirinya dan banyak faktor-faktor yang mendominasi munculnya konflik dalam organisasi pendidikan.
Prinsipnya, pimpinan satuan pendidikan harus memiliki kekuatan dan otoritas sebagai pemimpin pendidikan. Melalui pijakan ini timbul suasana yang memungkinkan diarahkannya suatu konflik menjadi sesuatu yang menguntungkan bagi organisasi.

B.   SARAN

Dengan terselesaikannya makalah ini mengajak kita untuk menyelami lebih dalam tentang manajemen konflik dalam organisasi pendidikan.  Kami berharap masyarakat dapat menjadikan ini sebagai acuan untuk meningkatkan pengetahuan dan pendekatan kita pada Allah SWT. Kritik dan saran sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.


DAFTAR PUSTAKA

Tim Dosen Administrasi, 2014, Manajemen Pendidikan, Bandung : Alfabeta.
Hendyat Soetopo, 2010, Perilaku Organisasi, Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Wirawan, 2013, Konflik dan Manajemen Konflik, Jakarta : Salemba Humanika.












[1] Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, Manajemen Pendidikan (Bandung : Alfabeta, 2014), 69-70.
[2] Hendyat Soetopo, Perilaku Organisasi (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2010), 267.
[3] Ibid, 273.
[4] Wirawan, Konflik dan Manajemen Konflik (Jakarta : Salemba Humanika, 2013), 175-176.
[5] Hendyat Soetopo, Perilaku Organisasi, 265-282.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar