Sabtu, 22 April 2017

PERFORMANSI KERJA

PERFORMANSI KERJA
Makalah
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Sumber Daya Manusia
Dosen Pengampu :
Ahmad Saifudin, M.Pd.I



Disusun Oleh:
Mir’atus Sholihah



SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM DARUSSALAM
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
KREMPYANG TANJUNGANOM NGANJUK
2017



KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT. Yang senantiasa memberikan petunjuk, bimbingan dan inayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Performasi Kerja.
Sholawat serta salam keharibaan Nabi Muhammad SAW yang menganjurkan umatnya untuk mengajar, belajar dan mendengar serta menekankan bahwa menuntut ilmu merupakan kewajiban bagi setiap muslim.
Dengan terselesaikannya makalah ini, kami mengucapkan terimakasih kepada :
1.    Ahmad Saifudin, M.Pd.I. selaku dosen pengampu.
2.    Orang tua kami yang senantiasa memberi do’a serta dukungan kepada kami.
3.    Pihak-pihak lain yang turut membantu terselesaikannya makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
                                                                                        




                                                                      Nganjuk, 04 April 2017

Penyusun


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................... i
KATA PENGANTAR......................................................................................... ii
DAFTAR ISI....................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1
A.  Latar Belakang...................................................................................... 1
B.  Rumusan Masalah................................................................................. 1   
C.  Tujuan Pembahasan............................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................... 2
A.      Pengertian dan Tujuan Performasi Pekerjaan...................................... 2
B.       Syarat-syarat bagi Penilaian Performasi yang Efektif......................... 3
C.       Tipe-tipe Kriteria Performasi............................................................... 4
BAB III PENUTUP............................................................................................ 7
A.  Kesimpulan........................................................................................... 7
B.  Saran..................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 8




BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar belakang
Untuk mengetahui pencapaian sasaran-sasaran organisasi, perlu diadakan penilaian terhadap performasi kerja individu-individu yang terlibat penyelesaian pekerjaan. Penilaian adalah pengukuran dan perbandingan hasil-hasil yang dicapai dengan hasil-hasil yang seharusnya dicapai (Siagian, 1992).
Penilaian juga berarti melihat keberhasilan setiap tahapan dalam pencapaian tujuan organisasi.[1]

B.  Rumusan masalah
1.    Apa pengertian dan tujuan peformasi kerja?
2.    Apa syarat-syarat bagi penelitian peformasi kerja yang efektif?
3.    Apa tipe-tipe kriteria peformasi?

C.  Tujuan
1.    Untuk mengetahui pengertian dan tujuan peformasi kerja.
2.    Untuk mengetahui syarat-syarat bagi penelitian peformasi kerja yang efektif.
3.    Untuk mengetahui tipe-tipe kriteria peformasi.






BAB II
PEMBAHASAN
A.  Pengertian dan Tujuan Performasi Kerja
Suatu organisasi memerlukan dukungan para anggota berupa performasi kerja guna mencapai tujuan yang ditetapkan. Performasi kerja dalam pemahaman akhir-akhir ini lebih diarahkan kepada hasil kerja yang nyata dan jelas dari suatu organisasi. Performasi kerja individu-individu dapat dilihat dari hasil kerja secara nyata sebagai indikator keberhasilan organisasi secara keseluruhan.
Performasi kerja tidak hanya ditunjukkan berupa hasil kerja akan tetapi termasuk perilaku kerja, sebagaimana diungkapkan oleh Murphy dan Cleveland (1991). Demikian halnya, Nadler (1983:49) menyatakan bahwa, performasi kerja adalah hasil kerja sebagai gambaran pekerjaan yang telah dilakukan di dalam organisasi. Perilaku kerja terlihat dari cara kerja yang penuh semangat, disiplin, bertanggung jawab, melaksanakan tugas sesuai standar yang ditetapkan, memiliki motivasi dan kemampuan kerja yang tinggi terarah pada pencapaian tujuan organisasi.[2]
Tujuan penilaian performasi, secara umum dapat dibedakan atas dua macam, yakni: (1) untuk mereward peformasi sebelumnya, dan (2) untuk memotivasikan perbaikan pada waktu yang akan datang. Informasi-informasi yang diperoleh dari penilaian peformasi itu dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pemberian gaji, kenaikan gaji, promosi, dan penempatan-penempatan pada tugas-tugas tertentu.[3]
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa performasi kerja identik dengan hasil kerja. Sumberdaya organisasi, manusia memiliki potensi kerja yang berpengaruh pada evektivitas organisasi. Karena itu performasi  kerja setiap individu dan kelompok akan menentukan peringkat keefektifan organisasi. Performasi kerja yang sesuai dengan ketentuan organisasi akan mempercepat tercapainya tujuan organisasi.[4]

B.  Syarat-syarat bagi Penelitian Performasi yang Efektif
Terdapat kurang lebih dua syarat utama yang diperlukan guna melakukan penilaian performasi yang efektif, yakni: (1) adanya kriteria performasi yang dapat diukur secara obyektif, dan (2) adanya obyektivitas dalam proses evaluasi.
Kriteria performasi yang dapat diukur secara obyektif untuk pengembangannya diperlukan kualifikasi-kualifikasi tertentu. Ada tiga kualifikasi penting bagi pengembangan kriteria peformasi yang dapat diukur secara obyektif ini, yang meliputi:[5]
a.    Relevansi
Menunjukkan tingkat kesesuaian antara kriteria dengan tujuan-tujuan performasi. Misalnya, kecepatan produksi bisa menjadi ukuran performasi yang lebih relevan, dibandingkan dengan penampilan seseorang.
b.    Reliabilitas
Menunjukkan tingkat mana kriteria menghasilkan hasil yang konsisten. Ukuran-ukuran kuantitatif seperti satuan-satuan produksi dan volume penjualan menghasilkan pengukuran yang konsisten secara relatif. Sedangkan kriteria-kriteria yang sifatnya subyektif, seperti sikap, kreatifitas, dan kerjasama, menghasilkan pengukuran yang tidak konsisten, tergantung pada siapa yang mengevaluasi, dan bagaimana pengukuran itu dilakukan.
c.    Diskriminasi
Mengukur tingkat dimana suatu kriteria performasi bisa memperlihatkan perbedaan-perbedaan dalam performasi. Jika nilai cenderung menunjukkan semuanya baik atau jelek, berarti ukuran performasi tidak bersikap diskriminatif, tidak membedakan performasi di antara masing-masing pekerja.
Jika kriteria performasi memiliki kualifikasi-kualifikasi penting itu maka pekerja mungkin akan kurang bersikap defensif (menentang) dan menjadi lebih receptive (menerima) terhadap penilaian performasi. Sebaliknya, jika para pekerja dievaluasi berdasarkan kriteria yang tidak jelas, dan yang tidak dispesifikasikan, maka para pekerja akan bersikap defensif (menentang), bahkan merasa dirinya terancam.[6]

C.  Tipe-tipe Kriteria Performasi
Dilihat dari titik acuan penilaiannya, terdapat paling kurang tipe-tipe kriteria penilaian performasi yang saling berbeda, yaitu:
a.    Penilaian Performasi Berdasarkan Hasil (Result-based Performance Appraisal / Evaluation)
Tipe kriteria performasi ini merumuskan performasi pekerjaan berdasarkan pencapaian tujuan organisasi atau mengukur hasil-hasil akhir.
Sasaran performasi bisa ditetapkan oleh manajemen atau oleh kelompok kerja. Tetapi jika menginginkan agar para pekerja meningkatkan produktivitas mereka, maka penetapan sasaran secara partisipatif, dengan melibatkan para pekerja, akan jauh berdampak positif terhadap peningkatan produktivitas organisasi.[7]
b.    Penilaian Performasi Berdasarkan Perilaku (Behavior-based Performance Appraisal / Evaluation)
Tipe kriteria performasi ini mengukur sarana (means) pencapaian sasaran (goals), dan bukanya hasil akhir (end result). Dalam praktek, kebanyakan pekerjaan tidak memungkinkan diberlakukannya ukuran-ukuran performasi yang berdasarkan pada obyektivitas, karena melibatkan aspek-aspek kualitatif. Jenis kriteria ini biasanya dikenal dengan BARS (behaviorally anchored rating scales).
BARS menganggap bahwa para pekerja bisa memberikan uraian yang tepat mengenai perilaku atau performasi yang efektif dan yang tidak efektif. Standar-standar dimunculkan dari diskusi-diskusi kelompok mengenai kejadian-kejadian kritis di tempat kerja.[8]
c.    Penilaian Performasi Berdasarkan Judgment (Judgment-Based Performance Appraisal / Evaluation)
Tipe kriteria performasi yang menilai dan / atau mengevaluasi performasi kerja pekerja bedasarkan deskripsi perilaku yang spesififik, quantity of work, quality of work, job knowledge, cooperation, initiative, reability, interpersonal competence, loyality, dependability, personal qualities, dan sejenis lainnya. Dimensi-dimensi ini biasanya menjadi perhatian dari tipe kriteria yang satu ini.
Tipe kriteria performasi ini sering disebut sebagai metode tradisional, karena telah lama dipakai dalam banyak organisasi, baik di sektor publik maupun swasta.[9]
Ada dua tipe penilaian yang didasarkan pada judgment ini, yaitu: Rating method dan Ranking method.[10]
1)   Rating Method
Metode ini yang paling tua dan merupakan bentuk penilaian performasi yang secara luas dipakai. Metode ini melibatkan sejumlah perilaku yang terkait dengan pekerjaan yang secara longgar dirumuskan, dan penilai diminta untuk menjawab dimensi-dimensi perilaku itu pada beberapa skala nilai.
Kelemahan dari metode ini adalah bahwa ukuran-ukuran performasi dirumuskan secara longgar sehingga dapat rentan terhadap kesalahan-kesalahan yang sifatnya judgmental, seperti selective perception, halo effect, similarity effect, stereotyping, dan leniency, atau harshness. Kesalahan-kesalahan tersebut cenderung mengurangi relevansi, reliabilitas, dan diskriminasi dari ukuran-ukuran performasi. Penilaian performasi, akibatnya menjadi sepenuhnya tergantung kepada siapa yang menilainya.
2)   Ranking Method
Untuk mengatasi kelemahan dari rating method tadi, maka orang juga menggunakan rangking method sebagai alternatif ukuran performasi. Di sini rater (penilai) dipaksa untuk mengurutkan mereka yang dinilai pada satu atau beberapa dimensi performasi. Semua pekerja dirangkingkan dari yang paling baik hingga ke yang paling jelek.
Kelemahan dari metode ini biasanya berkisar pada dua hal, yakni:
a)    Metode ini memaksa seorang manajer untuk menyusun / menilai para pekerja sebagai yang memiliki performasi tinggi dan yang memiliki performasi rendah, sekalipun mungkin mereka sama. Jadi unsur ketidak-adilan cenderung muncul disini.
b)   Sulit untuk menilai orang yang terlampau banyak.
c)    Penilaian cenderung dilakukan secara sewenang-wenang.
Walaupun begitu metode ini masih secara luas dipakai pada situasi-situasi di mana perilaku-perilaku pekerja tidak bisa secara jelas dirumuskan dan diukur. Hanya melalui pelatihan yang tepat dan pengalaman yang memadai para rater (penilai) bisa melakukan penilaian secara tepat.[11]













BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
1.    Performasi kerja identik dengan hasil kerja. Sumberdaya organisasi, manusia memiliki potensi kerja yang berpengaruh pada evektivitas organisasi. Karena itu performasi  kerja setiap individu dan kelompok akan menentukan peringkat keefektifan organisasi. Performasi kerja yang sesuai dengan ketentuan organisasi akan mempercepat tercapainya tujuan organisasi.
2.    Dua syarat utama yang diperlukan guna melakukan penilaian performasi yang efektif, yakni: (1) adanya kriteria performasi yang dapat diukur secara obyektif, dan (2) adanya obyektivitas dalam proses evaluasi.
3.    Tipe-tipe kriteria penilaian performasi:
a)    Penilaian Performasi Berdasarkan Hasil (Result-based Performance Appraisal / Evaluation)
b)   Penilaian Performasi Berdasarkan Perilaku (Behavior-based Performance Appraisal / Evaluation)
c)    Penilaian Performasi Berdasarkan Judgment (Judgment-Based Performance Appraisal / Evaluation)

B.  Saran
Penulis telah berusaha menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya. Akan tetapi, penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak kekurangan. Maka, penulis sangat mengharapkan saran terutama dari dosen kami dan juga para pembaca untuk membantu demi membangun kesempurnaan makalah ini.





DAFTAR PUSTAKA
Faustino Cordoso Gomes, Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta: Andi Offset, 2003.
Wahyudi, Manajemen Konflik  dalam Organisasi, Bandung: Alfbeta, 2011.








[1] Wahyudi, Manajemen Konflik  dalam Organisasi (Bandung: Alfbeta, 2011), 69-70
[2] Wahyudi, Manajemen Konflik  dalam Organisas, 68                                                                       
[3] Faustino Cordoso Gomes, Manajemen Sumber Daya Manusia (Yogyakarta: Andi Offset, 2003), 135-136
[4] Wahyudi, Manajemen Konflik  dalam Organisasi, 69
[5] Faustino Cordoso Gomes, Manajemen Sumber Daya Manusia, 136
[6] Ibid., 137                                                                                          
[7] Ibid., 137
[8] Ibid., 140
[9] Ibid., 142
[10] Faustino Cordoso Gomes, Manajemen Sumber Daya Manusia, 143
[11] Ibid., 144

Tidak ada komentar:

Posting Komentar