KONSEP
TENTANG SELEKSI DAN PENEMPATAN
Diajukan dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah:
“MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA”
Semester: IV C
Dosen Pengampu:
Ahmad Syaifuddin, M.Pd.I
Ahmad Syaifuddin, M.Pd.I
Disusun oleh:
Ana Masrifatul Umi
Ana Masrifatul Umi
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM DARUSSALAM
(STAIDA)
(STAIDA)
KREMPYANG
TANJUNGANOM NGANJUK
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sebagai sebuah
proses yang berjalan terus menerus, maka
rekrutmen pegawai belum mengakhiri penyelenggaraan MSDM. Proses selanjutnya
setelah selesai rekrutmen pegawai, maka suatu instansi akan melakukan seleksi
dan penempatan pegawai. Dari sejumlah pelamar yang ada kemudian akan menjalani
prosedur tes yang telah ditetapkan. Seleksi dan penempatan ini merupakan fungsi
manajemen yang menentukan penyediaan tenaga kerja/pegawai. Disini akan
ditentukan syarat, metode dan strategi.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian dan syarat-syarat seleksi dan penempatan?
2.
Bagaimana metode dan pengaruh nilai
terhadap seleksi dan penempatan?
3.
Bagaimana strategi dan bentuk-bentuk
tes validasi?
4.
Apa kendala dalam memilih metode seleksi
dan penempatan?
C.
Tujuan
Pembahasan
1.
Untuk mengetahui pengertian dan syarat-syarat seleksi dan penempatan
2.
Untuk mengetahui metode dan pengaruh nilai
terhadap seleksi dan penempatan
3.
Untuk mengetahui strategi dan bentuk-bentuk
tes validasi
4.
Untuk mengetahui kendala dalam memilih
metode seleksi dan penempatan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Syarat-syarat Seleksi dan Penempatan
Seleksi dan
penempatan merupakan langkah yang diambil segera setelah terlaksananya fungsi
rekrutmen. Seperti halnya fungsi rekrutmen, proses seleksi dan penempatan
merupakan salah satu fungsi terpenting dalam manajemen sumber daya manusia, karena
tersedia /tidaknya pekerja dalam jumlah dan kualitas yang sesuai dengan
kebutuhan organisasi, diterima/tidaknya pelamar yang telah lulus proses rekrutmen,
tepat /tidaknya penempatan seorang pekerja pada posisi tertentu, sangat di
tentukan oleh fungsi seleksi dan penempatan ini. Jika fungsi ini tidak
dilaksanakan dengan baik maka dengan sendirinya akan berakibat fatal terhadap
pencapaian tujuan-tujuan organisasi.
Seleksi dan
penempatan merupakan serangkaian langkah kegiatan yang dilaksanakan untuk
memutuskan apakah seorang pelamar diterima/ditolak, tetap/tidaknya seorang
pekerja ditempatkan pada posisi-posisi tertentu yang ada didalam organisasi[1].
Syarat-syarat
seleksi dan penempatan, efektivitas fungsi seleksi dan penempatan sangat di
tentukan oleh beberapa syarat penting, dan bahkan tergantung pada
informasi-informasi yang di peroleh dari syarat-syarat tersebut. informasi-informasi
yang di peroleh melalui syarat-syarat tersebut akan di jadikan masukan bagi
seorang manajer dalam mengambil keputusan penerimaan dan panempatan seorang
pekerja. Syarat-syarar yang di maksud adalah :[2]
1.
Informasi analisis jabatan, yang
memberikan diskripsi jabatan, spesifikasi jabatan dan standar-standar prestasi
yang di syaratkan setiap jabatan.
2.
Rencana-rencana sumber daya
manusia, yang memberikan informasi kepada manajer tentang tersedia/tidaknya
lowongan pekerjaan dalam organisasi.
3.
Keberhasilan fungsi rekrutmen, yang
akan menjamin manajer bahwa tersedia sekelompok orang yang akan di pilih.
B. Metode dan Pengaruh Nilai terhadap Seleksi dan Penempatan
Sebelum mengadakan
seleksi dan penempatan pegawai dalam hal ini perlu melihat metode-metode yang
harus ditempuh dalam seleksi dan penempatan pegawai. Adapun metode-metode yang
harus ditempuh dalam hal ini:[3]
a. Menentukan kebutuhan-kebutuhan sumber daya manusia
b. Mengupayakan persetujuan anggaran untuk mengadakan dan atau mengisi
jabatan- jabatan
c. Mengembangkan kriteria seleksi yang valid
d. Pengadaan (rekruitmen)
e. Mengadakan tes
f. Menyiapkan daftar dari para pelamar yang berkualitas
g. Mengadakan seleksi pelamar yang paling berkualitas
Dalam praktik
setiap instansi menerapkan metode-metode tersebut secara berbeda-beda. Namun
yang penting diperhatikan adalah menetapkan kualifikasi minimal untuk seorang
pegawai atau jabatan tertentu, yang hal ini akan menyangkut pemberian standar
perekrutan pegawai yang diinginkan. Didalam menetapkan kualifikasi minimal
tersebut memperhatikan langkah-langkah sebagai berikut:[4]
a. Tinjauan data biografis
b. Tes bakat atau ketangkasan
c. Tes kemampuan
d. Ujian penampilan
e. Referensi-referensi
f. Evaluasi kinerja
g. Wawancara-wawancara
h. Pusat-pusat penilaian
i. Masa percobaan
Perlu di
tekankan bahwa tidak semua langkah tersebut harus di tempuh. misalnya dalam hal
orang dalam yang di seleksi dalam rangka alih tugas atau promosi, ada
langkah-langkah tertentu yang tidak perlu lagi di tempuh karena organisasi, khususnya
satuan kerja yang mengelola sumber daya manusia sudah memiliki informasi yang di
peroleh dengan mengambil langkah-langkah tertentu itu, misalnya informasi
tentang kondisi kesehatan pegawai yang bersangkutan.
Langkah-langkah
yang biasanya di tempuh dalam proses seleksi ialah:[5]
a.
Penerimaan surat lamaran :
langkah pertama ini merupakan langkah yang penting. oleh karena itu kedua belah
pihak perlu menempuhnya dengan hati-hati.
b.
Penyelenggaraan ujian: berbagai
ujian di selenggarakan dan di maksudkan untuk memperoleh informasi yang
obyektif dan dengan tingkat akurasi yang tinggi tentang cocok tidaknya pelamar dengan jabatan atau
pekerjaan yang akan di percayakan kepadanya. Pada dasarnya terdapat tiga jenis
tes yang di tempuh oleh para pelamar yaitu:tes psikologi, tes yang menguji
pengetahuan pelamar, dan tes pelaksanaan pekerjaan.
c.
Wawancara : alat seleksi yang
sering di pandang sebagai langkah yang cukup penting. karena penggunaannya pun
paling sering dan paling meluas. wawancara sebagai alat seleksi merupakan
pembicaraan formal antara perekrut dengan pelamar.
d.
Surat-surat referensi: surat untuk
melengkapi informasi tentang diri pelamar seperti kemempuan intelektual, sikap,
nilai yang di anut perilaku dan hal-hal lain yang dipandang relevan.
e.
Evaluasi medis dimaksudkan untuk
menjamin bahwa pelamar berada dalam kondisi fisik yang sehat.
f.
Keputusan seleksi ialah
pengambilan keputusan tentang lamaran yang masuk. Siapa pun yang pada akhirnya
mengambil keputusan atas lamaran yang diterima, apakah diterima atau ditolak.
Fungsi seleksi
dan penempatan ini juga sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai. Para eksekutif
pelayanan sipil yang berpengalaman biasanya berusaha menyekat instansi mereka
dari kekacauan politik dengan mengesahkan kriteria-kriteria seleksi dan promosi
yang menekankan kualifikasi teknis dan kecakapan-kecakapan. Misalnya, mereka
akan mempertahankan standar minimal mengenai pendidikan dan pengalaman, tes-tes
kemampuan secara tertulis, standar-standar kinerja yang obyektif, dan
kepercayaan-kepercayaan atau gelar-gelar.
C. Strategi dan Bentuk-bentuk Tes Validasi
Penilaian secara
teoritis berguna tidak hanya bagi nilai keadilan sosial, tetapi juga bagi
efisiensi yang meningkat. Tes yang valid bukan saja secara legal dapat
dipertahankan dibawah peraturan-peraturan, tetapi juga berakibat dalam
mempekerjakan true positives dan penolakan false negative.
Sementara secara teoritis bermanfaat untuk menilai semua kriteria bagi
pekerjaan, para profesional kepegawaian mungkin mau, atau dipaksakan oleh
keadaan-keadaan, untuk mengadopsikan pendekatan yang bagus berikut[6]:
1. Mengidentifikasikan kelompok-kelompok jabatan dengan jumlah pekerja yang
paling banyak.
2. Mengidentifikasikan jabatan-jabatan yang paling mungkin menjadi suatu
subyek dari penyelidikan atau perkara hukum.
Tes validasi
adalah penentuan cakupan apakah suatu alat seleksi bersesuaian dengan syarat pekerjaan.
Sekalipun validitas dirangsang melalui perhatian keadilan sosial, secara
teoritis validitas konsisten juga dengan nilai efisiensi administrasi. Terdapat
tiga bentuk tes validitas:[7]
1. Empirical validation
Bentuk keabsahan
ini juga dikenal sebagai keabsahan kriteria, yang menghendaki bahwa suatu angka
test, dalam pengertian statistik, dapat dikorelasikan secara signifikan dengan
unsur-unsur penting dari performansi kerja. Hasil dari test tertulis dapat
dibandingkan dengan angka evaluasi performansi. Diasumsikan bahwa suatu kinerja
yang memuaskan dapat ditetapkan dan diukur melalui sistem evaluasi performansi
dari organisasi.
2. Construct validation
Mencangkup usaha
mengidentifikasikan ciri-ciri psikologis atau ketangkasan yang dikaitkan dengan
keberhasilan kinerja pekerjaan dan usaha merencanakan suatu test yang mengukur
ciri-ciri tersebut.
3. Content validation
Menunutut bahwa
kualifikasi-kualifikasi minimum secara logis akan dikaitkan dengan
kewajiban-kewajiban dari jabatan yang akan ditempati oleh para pelamar. Tipe
penilaian ini menuntut bahwa pekerjaan harus dianalisis untuk menentukan
tugas-tugasnya, keadaan-keadaan khusus yang membuat pekerjaan mudah atau sulit,
standar-standar kinerja yang realistik, ketrampilan-ketrampilan, pengetahuan,
dan kemampuan-kemampuan yang dibutuhkan untuk melaksanakan tugas-tugas tersebut
sesuai dengan standar-standar tersebut dibawah kondisi-kondisi itu, dan
kualifikasi minimal yang diperlukan untuk memastikan bahwa seorang pelamar
mempunyai SKAs(Skills, Knowledge and Abilities).
D. Kendala dalam Memilih Metode Seleksi dan
Penempatan
Sulit untuk
memilih dalam metode seleksi dan penempatan. Kendala-kendala itu berkisar pada:
(1) tingkat validasi yang berbeda, atau keterkaitan kerja yang berbeda. (2)
metode-metode itu mempunyai tingkat reliabilitas atau kekonsistenan angka bagi
seorang pelamar ketimbang waktu. (3) metode-metode itu mulai dari yang tidak
mahal hingga ke yang paling mahal.
Dibalik ketiga
kriteria validitas, realibilitas dan biaya merupakan nilai-nilai yang menentukan
apakah alternatif metode bisa mendukung atau menghambat. Mereka yang mendukung
efisiensi instansi cenderung mengutamakan metode-metode seleksi yang mengukur
kualifikasi yang dapat di angkakan secara murah dan mudah. Ini meliputi
biodata, test-test, dan prestasi-prestasi. Mereka yang menyongkong political
responsiveness mendukung metode-metode seleksi yang menyediakan keterangan
tentang kepribadian atau nilai seorang pelamar, atau mereka yang memperbesar
kelonggaran bagi pejabat yang memperkerjakan. Metode-metode itu adalah
referensi-referensi, wawancara-wawancara, dan masa percobaan. Demikian juga
mereka yang menyongkong keadilan sosial mendukung masa percobaan. Mereka takut
bahwa test-test, pendidikan dan pengalaman minimal, mudah untuk diukur dan
efektif untuk mengurangi ukuran pelamar, akan menolak para pelamar minoritas
yang dapat bekerja dengan baik jika diterima . karena masing-masing metode
seleksi tersebut berbeda dalam orientasi nilai, biaya, validitas dan
realibilitas maka organisasi-organisasi harus membandingkannya.[8]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Seleksi dan
penempatan merupakan serangkaian langkah kegiatan yang dilaksanakan untuk
memutuskan apakah seorang pelamar diterima/ditolak, tetap/tidaknya seorang
pekerja ditempatkan pada posisi-posisi tertentu yang ada didalam organisasi. Syarat-syarat
seleksi dan penempatan antara lain: Informasi analisis jabatan, Rencana-rencana
sumber daya manusia, Keberhasilan fungsi rekrutmen.
Metode-metode
seleksi dan penempatan: Menentukan kebutuhan-kebutuhan sumber daya manusia,
Mengupayakan persetujuan anggaran untuk mengadakan dan atau mengisi
jabatan-jabatan, Mengembangkan kriteria seleksi yang valid, Pengadaan
(rekruitmen), Mengadakan tes , Menyiapkan daftar dari para pelamar yang
berkualitas, Mengadakan seleksi pelamar yang paling berkualitas.
Strategi Tes
Validasi: Mengidentifikasikan kelompok-kelompok jabatan dengan jumlah pekerja
yang paling banyak, Mengidentifikasikan jabatan-jabatan yang paling mungkin
menjadi suatu subyek dari penyelidikan atau perkara hukum. Bentuk-bentuk Tes
Validasi: Empirical validation, Construct validation, Content validation.
Kendala-kendala
itu berkisar pada: (1) tingkat validasi yang berbeda, atau keterkaitan kerja
yang berbeda. (2) metode-metode itu mempunyai tingkat reliabilitas atau
kekonsistenan angka bagi seorang pelamar ketimbang waktu. (3) metode-metode itu
mulai dari yang tidak mahal hingga ke yang paling mahal.
B. Saran
Penulis telah berusaha
menyelesaikan makalah ini dengan sebaik- baiknya. Akan tetapi, penulis menyadari
bahwa dalam makalah ini masih banyak kekurangan. Maka, penulis sangat
mengharapkan saran terutama dari dosen kami dan juga para pembaca untuk
membantu demi membangun kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Cardoso
Gomes, Faustino , Manajemen Sumber Daya Manusia, Yogyakarta: Andi
Offset,2003
Siagian,
Sondang P, Manajemen Sumber Daya Manusia,
Jakarta: Bumi Aksara, 2010
Teguh
Sulistiyani, Ambar, Manajemen Sumber
Daya Manusia, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar