Kamis, 12 Januari 2017

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PSIKOFISIK

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PSIKOFISIK


MAKALAH PSIKOLOGI PENDIDIKAN

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikologi Pendidikan

Dosen Pengampu : Drs. H. M. Hasyim Afandi, M.Ag






Oleh :

Dewi Martalia Kurniasari





PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM DARUSSALAM

2016

KATA PENGANTAR


            Puji syukur kami panjatkan kehadiran kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat-Nya  saya dapat menyelesaikan makalah ini.
            Shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad S.A.W yang diutus sebagai rahmat untuk sekalian alam dan membimbing umat ke jalan yang lurus.
            Ribuan terima kasih kami ucapkan kepada :
1.    Bapak Drs. H. M. Hasyim Afandi, M.Ag yang telah memberikan pengarahan atas terselesaikannya makalah ini.
2.        Pihak-pihak yang membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini.
3.        Teman-teman semester III.
Makalah  ini disusun sebagai pemenuhan tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan. Kami menyadari tentunya makalah ini jauh dari kesempurnaan, oleh karenanya kami senantiasa mengharap adanya kritik dan saran guna perubahan yang lebih baik kedepannya. Kendati demikian, kami berharap makalah  ini bermanfaat bagi para pembaca. Akhir kata, permohonan maaf kami haturkan atas segala kekurangan dalam makalah ini.





Krempyang,  30 Agustus 2016


          Penulis







DAFTAR  ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ............................................................................................................ ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................................... iii

BAB 1          PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang ............................................................................................ 1
B.       Rumusan Masalah ....................................................................................... 1
C.       Tujuan Pembahasan ..................................................................................... 1

BAB II         PEMBAHASAN
A.      Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan Psiko-fisik............................. 2
B.       Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Psiko-fisik.. 2
C.       Hukum Pertumbuhan dan Perkembangan Psiko-fisik.................................. 3
D.      Tugas dan Fase Pertumbuhan dan Perkembangan Psiko-fisik..................... 6

BAB III       PENUTUP
A.    Kesimpulan ................................................................................................. 10
B.     Saran ........................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 11
 BAB  I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Kata perkembangan tentu sudah tidak aneh lagi bagi kita, terkadang beberapa orang keliru. Sesungguhnya perkembangan dan pertumbuhan berbeda. Perkembangan adalah perubahan jasmani dan rohani (psikofisik) ke arah lebih maju untuk meningkatkan hakikat manusia lebih berkualitas. Perkembangan lebih mengacu pada kualitas (tidak bisa dihitung). Sedangkan pertumbuhan lebih mengacu pada kuantitas (bisa dihitung dan diukur) fasenya yaitu tinggi badan, berat badan. Adapun fase perkembangan secara umum, yaitu bayi, anak-anak, remaja, dewasa, manula. Dalam setiap perkembangan terdapat tugas yang harus diselesaikan. Apabila tugas tersebut dapat diselesaikan maka akan memeperoleh kesuksesan, jika sebaliknya maka seseorang memperoleh kegagalan.
Perkembangan tersebut tentu terjadi tidak serta merta, melinkan turut dipengaruhi oleh beberapa faktor yang mana prosesnya tidak lepas dari hukum perkembangan. Setiap tahap perkembangannya pun memiliki tugas masing-masing yang disesuaikan dengan usia perkembangan. Hal-hal tersebut akan diuraikan dalam pembahasan makalah ini.
B.  Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut
1.    Bagaimana pengertian pertumbuhan dan perkembangan psiko-fisik?
2.    Apa saja faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan Psiko-Fisik?
3.    Bagaimana hukum masa perkembangan?
4.    Bagaimana tugas-tugas perkembangan menurut fasenya?

C.  Tujuan Pembahasan
Tujuan pembahasan makalah ini antara lain
1.      Mengetahui dan memahami pengertian pertumbuhan dan perkembangan psiko-fisik.
2.      Mengetahui dan memahami faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan Psiko-Fisik.
3.      Mengetahui dan memahami hukum perkembangan.
4.      Mengetahui dan memahami tugas-tugas perkembangan menurut fasenya.





BAB  II
PEMBAHASAN

A.  Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan Psiko-fisik
Secara singkat, perkembangan (development) adalah proses atau tahapan ke arah yang lebih maju. Pertumbuhan sendiri (growth) berarti tahapan peningkatan sesuatu dalam hal jumlah, ukuran dan arti pentingnya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, perkembangan adalah perihal berkembang, selanjutnya kata berkembang ini berarti mekar terbuka atau membentang; menjadi besar, luas, dan banyak, serta menjadi bertambah sempurna dalam hal kepribadian, pikiran, pengetahuan, dan sebagainya. Dalam  Dictionary of Psychology, arti perkembangan pada prinsipnya  adalah tahapan-tahapan perubahan yang progresif yang terjadi dalam rentang kehidupan manusia dan organisme lainnya. Yang kemudian diperinci sebagai berikut
1.    Perkembangan itu merupakan perubahan yang progresif dan terus menerus dalam diri organisme sejak lahir hingga mati.
2.    Perkembangan itu berarti pertumbuhan.
3.    Perkembangan berarti perubahan dalam bentuk dan penyatuan bagian-bagian yang fungsional.
4.    Perkembangan adalah kematangan atau kemunculan pola-pola dasar tingkah laku yang bukan hasil belajar.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa perkembangan merupakan serangkaian perubahan jasmani manusia menuju ke arah yang lebih maju dan sempurna.  Pertumbuhan berarti perubahan kuantitatif yang mengacu  pada jumlah, besar, dan luas yang bersifat konkret. Sementara perkembangan ialah proses perkembangan kualitatif yang mengacu pada mutu fungsi organ-organ jasmaniah, bukan pada organ itu sendiri. Dengan kata lain penekanan arti perkembangan terletak pada penyempurnaan fungsi psikologis dari organ fisik.[1]

B.  Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Psiko-fisik
1.    Aliran Nativisme
Nativisme adalah sebuah doktrin filosofis yang berpengaruh besar terhadap aliran pemikiran psikologis. Tokoh utama aliran ini adalah Arthur Schopenhauer, seorang filosof Jerman. Para ahli penganut aliran ini berkeyakinan bahwa perkembangan manusia itu ditentukan oleh pembawaannya, sedangkan pengalaman dan pendidikan tidak berpengaruh apa-apa. Dalam ilmu pendidikan, pandangan seperti ini disebut pesimisme pedagogis. Aliran nativisme hingga kini masih berpengaruh di kalangan beberapa ahli namun tidak semutlak dulu.
2.    Aliran Empirisme
Aliran ini adalah kebalikan dari aliran nativisme dengan tokoh utama John Locke. Doktrin yang amat terkenal dari aliran ini adalah tabula rasa, sebuah istilah latin yang artinya batu tulis kosong atau lembaran kosong. Doktrin tabula rasa menekankan arti penting pengalaman, lingkungan, dan pendidikan dalam arti perkembangan manusia itu semata-mata bergantung pada ligkungan dan pengalaman pendidikannya, sedangkan bakat dan pembawaannya sejak lahir dianggap tidak ada pengaruhnya.
3.    Aliran Konvergensi
Aliran konvergensi adalah campuran dari aliran nativisme dan empirisme. Aliran ini menggabungkan arti penting antara hereditas (pembawaan) dengan lingkungan sebagai faktor-faktor yang berpengaruh dalam perkembangan manusia. Tokoh utama aliran ini adalah Louis William Stern, seorang filosof dan psikolog dari Jerman. Dalam menentukan faktor yang mempengaruhi perkembangan manusia, Stern dan para ahli yang mengikutinya tidak hanya berpegang pada lingkungan atau pengalaman juga tidak berpegang pada pembawaan saja, tetapi berpegang pada kedua faktor yang sama pentingnya itu.[2]

C.  Hukum Pertumbuhan dan Perkembangan Psiko-fisik
 Pengertian hukum dalam dunia perkembangan jelas berbeda dengan hukum dalam dunia peradilan atau peraturan konstiusional. Hukum dalam konteks ini berarti kaidah atau patokan mengenai terjadinya peristiwa tertentu. Secara spesifik, hukum perkembangan apat diartikan sebagai kaidah atau patokan yang menyatakankesamaan sifat dan hakikat dalam perkembangan. Dapat juga diartikan bahwa hukum perkembangan adalah patokan generalisasi mengenai sebab dan akibat terjadinya peristiwa perkembangan dalam diri manusia.
1.    Hukum Konvergensi
Perkembangan manusia pada dasarnya tidak hanya dipengaruhi oleh faktor pembawaan sejak lahir, tapi juga oleh lingkungan pendidikan. hal ini berarti masa depan kehidupan manusia bergantung pada potensi pembawaan yang mereka warisi dari orang tua pada proses pematangan, dan pada proses pendidikan yang mereka alami. Seberapa jauh perbedaan pengaruh antara pembawaan dan lingkungan, bergantung pada besar kecilnya efek lingkungan yang dialami siswa. Apabila pengaruh lingkungan sama besar dan kuatnya dengan pembawaan siswa, maka hasil pendidikan yang didapat pun akan seimbang dan baik, dalam arti tidak ada satu faktor pun yang dikorbankan secara sia-sia.
2.    Hukum Perkembangan dan Pengembangan Diri
Peserta didik mempunyai dorongan dan hasrat untuk mempertahankan diri dari hal-hal yang negatif, seperti rasa sakit, rasa tidak aman, kematian dan juga kepunahan. Untuk itulah mereka perlu sandang, pangan, papan, dan juga pendidikan.
Pada anak balita, wujud pertahanan diri itu dapat berupa tangisan, teriakan, maupun lemparan benda di sekitarnya. Usaha mempertahankan diri ini berlanjut pada usaha memngembangkan diri. Naluri pengembangan diri pada anak, antara lain dimanifestasikan dalam bentuk bermain dan mengetahui degala sesuatuyang ada disekitarnya. Selanjutnya pada anak-anak biasanya tampak keingintahuannya terhadap sesuatu itu berkali-kali. Alhasil, manusia berkembang karena adanya naluri sejak lahir yang menuntunnya untuk bertahan dan mengembangkan dirinya.
3.    Hukum Masa peka
 Peka artinya mudah menerima stimulus. Masa peka adalah masa yang tepat yang terdapat pada diri anak untuk mengembangkan fungsi-fungsi tertentu. Masa peka ini sangat menentukan cepat atau lambatnya seseorang menerima pelajaran. Artinya jika seorang siswa belum berada pada masa pekanya untuk mempelajari suatu materi pelajaran, maka materi itu akan sulit diserap dan diolah oleh memorinya.
Menurut para ahli kedatanganmasa peka ini hanya sekali dan tepat pada waktunya. Sehingga keterlambatan memanfaatkan masa ini akan menyebabkan kesulitan belajar. Kesulitan ini dapat diatasi dengan upaya learning (belajar ulang), atau remedial teching tetapi akibatnya proses penguasaan pelajaran lainnya mungkin akan terganggu.
4.    Hukum Keperluan Belajar
Antara perkembangan dan belajar terdapat hubungan yang sangat erat, sehingga dalam hampir setiap proses perkembangan memerlukan belajar. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa setiap anak biasanya berkembang karena belajar. Keperluan belajar bagi proses perkembangan terutama perkembangan psikis tidak dapat dihindari. Bahkan kemampuan berjalan yang secara lahiriah dapat diperkirakan akan muncul dengan sendirinya ternyata masih memerlukan belajar.
Perkembangan ranah cipta, seperti berikir dan memecahkan masalah, dan perkembangan ranah rasa seperti meyakini kebenaran agama tentu tidak timbul dengan sendirinya pada diri seseorang, melainkan memerlukan proses belajar. Alhasil, kegiatan belajar dalam segala bentuk manifestasinya sangat diperlukan untk mendukung proses perkembangannya.
5.    Hukum Kesesuaian Anggota Badan
Proses perkembangan fungsi-fungsi organ jasmaniah tidak terjadi tanpa diiringi proses perkembangan funsi-fungsi rohaniah. Dengan demikian, suatu tahapan perkembangan tidak terlepas dari tahapan perkembangan lainnya. Misalnya proses perkembangan panca indera yang tidak terlepas dari perkembangan kemampuan berpikir, bersikap, dan berperasaan. Sama halnya dengan tahapan tahapan yang terjadi dalam suatu ranah baik kognitif, afektif dan psikomotorik yang saling berpengaruh
6.    Hukum Tempo Perkembangan
Setiap orang mempunyai tempo perkembangan masing-masing. Tempo ini biasanya dikategorikan menjadi tempo cepat, sedang dan lambat. Pada dasarnya tempo cepat, sedang, atau lambat tidak menunjukkan kualitas perkembangan seorang anak, karena seorang anak tetap akan mencapai perkembangannya dan hanya waktu yang dibutuhkan mungkin berbeda.
7.    Hukum Irama Perkembangan
Selain tempo, dalam perkembangan dikenal pula irama perkembangan atau naik turunnya proses perkembangan. Pada suatu saat seorang nanak mengalami perkembangan yang tenang, namun pada saat yang lain dia bisa mengalami perkembangan yang bergejolak. Pada umumnya seorang anak mengalami dua masa krisis yaitu a) krisis periode 1, terjadi pada usia 2-3 tahun dengan ciri utama anak menjadi egois. b) krisis periode 2, terjadi pada usia 14-17 tahun, dengan ciri utama sering membantah atau memberontak untuk mencari jati diri
8.    Hukum Rekapitulasi
Hukum ini berasal dari teori rekapitulasi yang berisi doktrin yang menyatakan bahwa proses perkembangan individu manusia adalah sebuah mikrokosmik yang mencerminkan evolusi kehidupan jenis makhluk hidup dari tingkat yang paling sederhana ke tingkat yang paling kompleks. Ada dua aspek yang dikembangkan dalam teri ini yaitu aspek fisik dan aspek psikis. Rekapitulasi pada dasarnya berarti pengulangan atau ringkasan kehidupan organisme tertentu yang berlangsung secara evolusioner dalam waktu yang panjang.[3]
Selain dari kedelapan hukum diatas, terdapat pula beberapa huku lain yang mempengaruhi perkembangan seseorang diantaranya, perkembangan adalah kualitatif, perkembangan sangat dipengaruhi oleh proses dan hasil dari belajar, usia ikut mempengaruhi perkembangan, perkembangan dipengaruhi oleh hereditas dan lingkungan, perkembangan yang lambat dapat dipercepat, dan perkembangan meliputi proses individualisasi dan integrasi. [4]

D.  Tugas dan Fase Pertumbuhan dan Perkembangan Psiko-fisik
Setiap fase atau tahapan perkembangan kehidupan manusia senantiasa berlangsung seiring dengan kegiatan belajar. Tugas yang muncul dalam setiap fase perkembangan merupakan keharusan universal yang idealnya berlaku secara otomatis. Disamping itu hal-hal yang juga menimbulkan tugas perkembangan tersebut yaitu: 1) adanya kematagan fisik tertentu pada fase perkembangan tertentu. 2) adanya dorongan cita-cita psikologis manusia yang sedang berkembang itu sendiri. 3) adanya tuntutan kultural masyarakat sekitar.
Dalam rangka memfungsikan tahap-tahap perubahan yang menyertai perkembangannya, manusia harus belajar melakukan kebiasaan-kebiasaan tertentu. Keberhasilan pelaksanaan tugas perkembangan pada suatu fase akan sangat menunjang keberhasilan tugas perkembangan pada fase-fase berikutnya. Adapun mengenai fase-fase perkembangan dan tugas yang mengiringi fase tersebut sebagaimana dikemukakan oleh Robert Havigurst antara lain
1.    Tugas perkembangan fase bayi dan kanak-kanak
Secara kronologis masa bayi berlangsung sejak individu dilahirkan dari rahim ibunya sampai berusia sekitar satu tahun. Sedangkan masa kanak-kanak adalah masa berikutnya, yaitu pada usia satu sampai lima atau enam tahun. Perkembangan biologis pada masa ini berlangsung secara pesat, namun secara sosiologis masih sangat terikat oleh lingkungan keluarga. Tugas perkembangan pada fase ini meliputi kegiatan belajar sebagai berikut
a.    Belajar memakan makanan keras
b.    Belajar berdiri dan berjalan
c.    Belajar berbicara
d.   Belajar mengendalikan pengeluaran benda-benda buangan dari tubuhnya
e.    Belajar membedakan jenis kelamin
f.     Mencapai kematangan untuk belajar membaca
g.    Belajar mengadakan hubungan emosional selain dengan keluarga
h.    Belajar membedakan hal baik dan hal buruk
2.    Tugas perkembangan fase anak-anak
Masa anak-anak berlangsung pada usia 6-12 tahun dengan ciri utama memiliki dorongan untuk keluar dari rumah dan memasuki kelompok sebaya, keadaan fisik yang memungkinkan untuk memasuki dunia permainan an pekerjaan yang membutuhkan keterampilan jasmani, memiliki doronganmental untuk memasuki dunia konsep, logika, simbol, dan komunikasi yang luas. Adapun tugas perkembangan pada fase ini meliputi kegiatan belajar sebagai berikut
a.    Belajar keterampilan fisik yang diperlukan untuk bermain
b.    Membina sikap yang sehat terhadap dirinya sendiri sebagai seorang individu yang sedang berkembang
c.    Belajar bergaul dengan teman-teman sebaya sesuai dengan etika moral
d.   Belajar memainkan peran menurut jenis kelaminnya
e.    Mengembangkan dasar-dasar keterampilan membaca, menukis, dan berhitung
f.     Mengembangkan konnsep-konsep yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari
g.    Mengembangkan kata hati, moral dan skala nilai yang selaras dengan keyakinan dan kebudayaan
h.    Mengembangkan sikap objektif terhadap kelompok maupun lembaga kemasyarakatan
i.      Belajar mencapai kebebasan pribadi sehingga menjadi dirinya sendiri yang independen dan bertaggung jawab 
3.    Tugas perkembangan fase remaja
Masa remaja menurut sebagian ahli psikologi terdiri atas sub masa perkembangan sebagai berikut: a) subperkembangan prepuber selama kurang lebih dua tahun sebelum masa puber; b) subperkembangan puber selama dua setengah sampai tiga setengah tahun; c) subperkembangan postpuber, yakni saat perkembangan biologis sudah lambat tapi masih terus berkembang pada bagian organ tertentu, saat ini merupakan akhir masa puber yang mulai menampakkan tanda-tanda kedewasaan. Proses perkembangan masa remaja pada umumnya berlangsung selama 11 tahun, mulai usia 12-21 pada wanita dan 13-22 tahun pada pria. Adapun tugas perkembangan pada fase ini meliputi kegiatan belajar sebagai berikut
a.    Mencapai pola hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebaya yang berbeda jenis kelamin sesuai dengan keyakinan dan etika moral yang berlaku dalam masyarakat.
b.    Mencapai peranan sosial sebagai seorang pria atau wanita selaras dengan tuntutan sosial dan kultural masyarakatnya.
c.    Menerima kesatuan organ tubuh dan menggunnakannya secara efektif.
d.   Keinginan menerima dan mencapai tingkah laku sosisal tertentu yang bertanggung jawab di tengah masyarakat.
e.    Mencapai kebebasan emosional  dari orangtua dan orang-orang dewasa lainnya dan mulai menjadi dirinya sendiri.
f.     Mempersiapkan diri untuk mencapai karier tertentu dalam kehidupan ekonomi.
g.    Mempersiapkan diri untuk memasuki dunia rumah tangga dan berkeluarga.
h.    Memperoleh seperangkat nilai dan sistem etika sebagai pedoman bertingkah laku dan mengembangkan ideologi untuk keperluan kehidupan kewarganegaraannya.
4.    Tugas perkembangan fase dewasa
Masa dewasa awal adalah fase perkembangan saat seorang remaja mulai memasuki masa dewasa yakni mulai usia 21-40 tahun. Sebelum memasuki masa ini biasanya seorang remaja berada pada tahap ambang dewasa atau masa remaja akhir yang lazimnya berlangsung sampai usia 21 tahun. Adapun tugas perkembangan pada fase ini meliputi kegiatan belajar sebagai berikut
a.    Mulai bekerja mencari nafkah, terutama jika tidak melanjutkan karier akademik
b.    Memilih teman atau pasangan hidup berumah tangga
c.    Mulai memasuki kehidupan rumah tangga
d.   Belajar hidup bersama pasangan dalam suasana rumah tangga
e.    Mengelola tempat tinggal untuk keperluan rumah tangga dan keluarganya
f.     Membesarkan anak-anak  denganmemberikan sandang, pangan, papan, dan pendidikan yang memadai
g.    Menerima tanggung jawab kewarganegaraan sesuai dengan perundang undangan dan tuntutan sosial yang berlaku
h.    Menemukan kelompok sosialyang cocok dan menyenangkan.
5.    Tugas perkembangan fase setengah baya
Masa setengah baya adalah masa yang berlangsung antara usia 40-60 tahun. Adapun tugas perkembangan pada fase ini meliputi kegiatan belajar sebagai berikut
a.    Mencapai tanggung jawab sosial dan kewarganegaraan secara lebih dewasa
b.    Membantu anak-anak yang berusia belasan tahun agar berkembang menjadi orang yang dewasa yang berbahagia dan bertanggung jawab
c.    Mengembangkan aktivitas dan memanfaatkan waktu luang sebaik-baiknya
d.   Menghubungkan diri sedemikian rupa dengan pasangannya sebagai pribadi yag utuh
e.    Menerima dan menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan psikologis yang lazim terjadi pada masa setengah baya
f.     Mencapai dan dan melaksanakan peenampilan yang memuaskan dalam karier
g.    Menyesuaikan diri dengan perikehidupan orang berusia lanjut.
6.    Tugas perkembangan fase usia tua
Masa tua adalah fase terakhir dalam kehidupan manusia. Masa ini berlangsung pada usia 60 tahun sampai akhir hayat. Mereka yang biasanya menginjak usia 60 tahu ke atas biasanya ditandai oleh perubahan-perubahan kemampuan motorik yang semakin merosot. Adapun tugas perkembangan pada fase ini meliputi kegiatan belajar sebagai berikut
a.    Menyesuaikan diri dengan menurunnya kekuatan dan kesehatan jasmaniahnya
b.    Menyesuaikan diri dengan keadaan pensiaun dan berkurangnya income
c.    Menyesuaikan diri dengan kematian pasangan
d.   Membina hubungan yang tegas dengan anggota kelompok seusianya
e.    Membina pengaturan jasmani agar memuaskan dan sesuai dengan kebutuhan
f.     Menyesuaikan diri terhadap peranan sosial dengan cara yang luwes.[5]

BAB  III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
1.    Perkembangan merupakan serangkaian perubahan jasmani manusia menuju ke arah yang lebih maju dan sempurna.
2.    Faktor yang mempengaruhi perkembangan meliputi aliran nativisme, empirisme, dan konvergensi.
3.    Hukum perkembangan meliputi hukum konvergensi, hukum perkembangan dan pengembangan diri, hukum masa peka, hukum keperluan belajar, hukum kesatuan anggota badan, hukum tempo perkembangan, hukum irama perkembangan, dan hukum rekapitulasi.
4.    Tugas perkembangan dibagi menurut fase perkembangannya meliputi fase bayi dan kanak-kanak, fase anak-anak, fase remaja, fase dewasa, fase setengah baya, dan fase usia tua.

B.  Saran
 Perkembangan seseorang terutama siswa merupakan hal yang penting untuk diperhatikan karena akan berpengaruh terhadap pencapaian keberhasilan belajarnya. Tidak hanya dalam hal belajar, berbagai tugas perkembangan juga patut diperhatikan untuk menjamin keberlanjutan tugas perkembangan di fase selanjutnya. Dengan adanya hukum dan tugas yang berbeda setiap fasenya diharapkan orang tua maupun guru dapat memantau dan mengarahkan anak maupun anak didiknya sesuai tugas dan fasenya untuk menjadi pribadi yang perkembangannya sempurna.

DAFTAR  PUSTAKA

Muhibbin Syah. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Rosda, 2016.
Sudarwan danim dan Khairil. Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Baru. Bandung: Alfabeta, 2014.
Wasty Soemanto. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta, 2012.


[1] Muhibin Syah, Psikologi Pndidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Rosda, 2016), hlm. 40.
[2] Ibid.,hlm. 42-47.
[3] Ibid., hlm. 54-59
[4] Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2012) hlm.59-62.
[5] Sudarwan danim dan Khairil, Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Baru, (Bandung: Alfabeta, 2014), hlm. 83-85

Tidak ada komentar:

Posting Komentar