PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN PSIKOFISIK
MAKALAH PSIKOLOGI PENDIDIKAN
Disusun
untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikologi Pendidikan
Dosen
Pengampu : Drs. H. M. Hasyim Afandi, M.Ag
Oleh
:
Dewi
Martalia Kurniasari
PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM DARUSSALAM
2016
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kehadiran kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena atas
limpahan rahmat-Nya saya dapat
menyelesaikan makalah ini.
Shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada junjungan
kita Nabi Muhammad S.A.W yang diutus sebagai rahmat untuk sekalian alam dan
membimbing umat ke jalan yang lurus.
Ribuan terima kasih kami ucapkan kepada :
1. Bapak Drs. H. M. Hasyim
Afandi, M.Ag yang telah memberikan
pengarahan atas terselesaikannya makalah ini.
2.
Pihak-pihak yang membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini.
3.
Teman-teman semester III.
Makalah ini disusun sebagai pemenuhan tugas mata
kuliah Psikologi Pendidikan. Kami menyadari tentunya makalah ini jauh dari
kesempurnaan, oleh karenanya kami senantiasa mengharap adanya kritik dan saran
guna perubahan yang lebih baik kedepannya. Kendati demikian, kami berharap
makalah ini bermanfaat bagi para pembaca.
Akhir kata, permohonan maaf kami haturkan atas segala kekurangan dalam makalah
ini.
Krempyang, 30 Agustus 2016
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL ............................................................................................................... i
KATA
PENGANTAR ............................................................................................................ ii
DAFTAR
ISI ......................................................................................................................... iii
BAB
1 PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang ............................................................................................ 1
B.
Rumusan
Masalah ....................................................................................... 1
C.
Tujuan Pembahasan ..................................................................................... 1
BAB
II PEMBAHASAN
A.
Pengertian Pertumbuhan dan
Perkembangan Psiko-fisik............................. 2
B.
Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan
dan Perkembangan Psiko-fisik.. 2
C.
Hukum Pertumbuhan dan Perkembangan
Psiko-fisik.................................. 3
D.
Tugas dan Fase Pertumbuhan dan
Perkembangan Psiko-fisik..................... 6
BAB
III PENUTUP
A.
Kesimpulan
................................................................................................. 10
B.
Saran ........................................................................................................... 10
DAFTAR
PUSTAKA ........................................................................................................... 11
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kata perkembangan
tentu sudah tidak aneh lagi bagi kita, terkadang beberapa orang keliru.
Sesungguhnya perkembangan dan pertumbuhan berbeda. Perkembangan adalah
perubahan jasmani dan rohani (psikofisik) ke arah lebih maju untuk meningkatkan
hakikat manusia lebih berkualitas. Perkembangan lebih mengacu pada kualitas
(tidak bisa dihitung). Sedangkan pertumbuhan lebih mengacu pada kuantitas (bisa
dihitung dan diukur) fasenya yaitu tinggi badan, berat badan. Adapun fase
perkembangan secara umum, yaitu bayi, anak-anak, remaja, dewasa, manula. Dalam
setiap perkembangan terdapat tugas yang harus diselesaikan. Apabila tugas
tersebut dapat diselesaikan maka akan memeperoleh kesuksesan, jika sebaliknya
maka seseorang memperoleh kegagalan.
Perkembangan tersebut tentu terjadi
tidak serta merta, melinkan turut dipengaruhi oleh beberapa faktor yang mana
prosesnya tidak lepas dari hukum perkembangan. Setiap tahap perkembangannya pun
memiliki tugas masing-masing yang disesuaikan dengan usia perkembangan. Hal-hal
tersebut akan diuraikan dalam pembahasan makalah ini.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat
ditarik rumusan masalah sebagai berikut
1.
Bagaimana pengertian
pertumbuhan dan perkembangan psiko-fisik?
2.
Apa saja faktor-faktor yang
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan Psiko-Fisik?
3.
Bagaimana hukum masa
perkembangan?
4.
Bagaimana tugas-tugas
perkembangan menurut fasenya?
C. Tujuan Pembahasan
Tujuan pembahasan makalah ini antara
lain
1. Mengetahui dan
memahami pengertian pertumbuhan dan perkembangan psiko-fisik.
2. Mengetahui dan
memahami faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan
perkembangan Psiko-Fisik.
3. Mengetahui dan
memahami hukum perkembangan.
4. Mengetahui dan
memahami tugas-tugas perkembangan menurut fasenya.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Pertumbuhan dan Perkembangan Psiko-fisik
Secara singkat,
perkembangan (development) adalah proses atau tahapan ke arah yang lebih
maju. Pertumbuhan sendiri (growth) berarti tahapan peningkatan sesuatu
dalam hal jumlah, ukuran dan arti pentingnya. Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia, perkembangan adalah perihal berkembang, selanjutnya kata berkembang
ini berarti mekar terbuka atau membentang; menjadi besar, luas, dan banyak,
serta menjadi bertambah sempurna dalam hal kepribadian, pikiran, pengetahuan,
dan sebagainya. Dalam Dictionary of
Psychology, arti perkembangan pada prinsipnya adalah tahapan-tahapan perubahan yang
progresif yang terjadi dalam rentang kehidupan manusia dan organisme lainnya.
Yang kemudian diperinci sebagai berikut
1.
Perkembangan itu merupakan
perubahan yang progresif dan terus menerus dalam diri organisme sejak lahir
hingga mati.
2.
Perkembangan itu berarti
pertumbuhan.
3.
Perkembangan berarti
perubahan dalam bentuk dan penyatuan bagian-bagian yang fungsional.
4.
Perkembangan adalah
kematangan atau kemunculan pola-pola dasar tingkah laku yang bukan hasil
belajar.
Berdasarkan uraian
diatas dapat disimpulkan bahwa perkembangan merupakan serangkaian perubahan
jasmani manusia menuju ke arah yang lebih maju dan sempurna. Pertumbuhan berarti perubahan kuantitatif
yang mengacu pada jumlah, besar, dan
luas yang bersifat konkret. Sementara perkembangan ialah proses perkembangan
kualitatif yang mengacu pada mutu fungsi organ-organ jasmaniah, bukan pada
organ itu sendiri. Dengan kata lain penekanan arti perkembangan terletak pada
penyempurnaan fungsi psikologis dari organ fisik.[1]
B. Faktor yang
Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Psiko-fisik
1. Aliran Nativisme
Nativisme adalah sebuah doktrin
filosofis yang berpengaruh besar terhadap aliran pemikiran psikologis. Tokoh
utama aliran ini adalah Arthur Schopenhauer, seorang filosof Jerman. Para ahli
penganut aliran ini berkeyakinan bahwa perkembangan manusia itu ditentukan oleh
pembawaannya, sedangkan pengalaman dan pendidikan tidak berpengaruh apa-apa.
Dalam ilmu pendidikan, pandangan seperti ini disebut pesimisme pedagogis.
Aliran nativisme hingga kini masih berpengaruh di kalangan beberapa ahli namun
tidak semutlak dulu.
2. Aliran Empirisme
Aliran
ini adalah kebalikan dari aliran nativisme dengan tokoh utama John Locke.
Doktrin yang amat terkenal dari aliran ini adalah tabula rasa, sebuah
istilah latin yang artinya batu tulis kosong atau lembaran kosong. Doktrin
tabula rasa menekankan arti penting pengalaman, lingkungan, dan pendidikan
dalam arti perkembangan manusia itu semata-mata bergantung pada ligkungan dan
pengalaman pendidikannya, sedangkan bakat dan pembawaannya sejak lahir dianggap
tidak ada pengaruhnya.
3. Aliran
Konvergensi
Aliran konvergensi adalah campuran
dari aliran nativisme dan empirisme. Aliran ini menggabungkan arti penting
antara hereditas (pembawaan) dengan lingkungan sebagai faktor-faktor yang
berpengaruh dalam perkembangan manusia. Tokoh utama aliran ini adalah Louis
William Stern, seorang filosof dan psikolog dari Jerman. Dalam menentukan
faktor yang mempengaruhi perkembangan manusia, Stern dan para ahli yang
mengikutinya tidak hanya berpegang pada lingkungan atau pengalaman juga tidak
berpegang pada pembawaan saja, tetapi berpegang pada kedua faktor yang sama
pentingnya itu.[2]
C. Hukum Pertumbuhan
dan Perkembangan Psiko-fisik
Pengertian hukum dalam dunia perkembangan
jelas berbeda dengan hukum dalam dunia peradilan atau peraturan konstiusional.
Hukum dalam konteks ini berarti kaidah atau patokan mengenai terjadinya
peristiwa tertentu. Secara spesifik, hukum perkembangan apat diartikan sebagai
kaidah atau patokan yang menyatakankesamaan sifat dan hakikat dalam
perkembangan. Dapat juga diartikan bahwa hukum perkembangan adalah patokan
generalisasi mengenai sebab dan akibat terjadinya peristiwa perkembangan dalam
diri manusia.
1. Hukum Konvergensi
Perkembangan manusia pada dasarnya
tidak hanya dipengaruhi oleh faktor pembawaan sejak lahir, tapi juga oleh
lingkungan pendidikan. hal ini berarti masa depan kehidupan manusia bergantung
pada potensi pembawaan yang mereka warisi dari orang tua pada proses
pematangan, dan pada proses pendidikan yang mereka alami. Seberapa jauh
perbedaan pengaruh antara pembawaan dan lingkungan, bergantung pada besar
kecilnya efek lingkungan yang dialami siswa. Apabila pengaruh lingkungan sama
besar dan kuatnya dengan pembawaan siswa, maka hasil pendidikan yang didapat
pun akan seimbang dan baik, dalam arti tidak ada satu faktor pun yang
dikorbankan secara sia-sia.
2. Hukum
Perkembangan dan Pengembangan Diri
Peserta
didik mempunyai dorongan dan hasrat untuk mempertahankan diri dari hal-hal yang
negatif, seperti rasa sakit, rasa tidak aman, kematian dan juga kepunahan.
Untuk itulah mereka perlu sandang, pangan, papan, dan juga pendidikan.
Pada
anak balita, wujud pertahanan diri itu dapat berupa tangisan, teriakan, maupun
lemparan benda di sekitarnya. Usaha mempertahankan diri ini berlanjut pada
usaha memngembangkan diri. Naluri pengembangan diri pada anak, antara lain
dimanifestasikan dalam bentuk bermain dan mengetahui degala sesuatuyang ada
disekitarnya. Selanjutnya pada anak-anak biasanya tampak keingintahuannya
terhadap sesuatu itu berkali-kali. Alhasil, manusia berkembang karena adanya
naluri sejak lahir yang menuntunnya untuk bertahan dan mengembangkan dirinya.
3. Hukum Masa peka
Peka artinya mudah menerima stimulus. Masa
peka adalah masa yang tepat yang terdapat pada diri anak untuk mengembangkan
fungsi-fungsi tertentu. Masa peka ini sangat menentukan cepat atau lambatnya
seseorang menerima pelajaran. Artinya jika seorang siswa belum berada pada masa
pekanya untuk mempelajari suatu materi pelajaran, maka materi itu akan sulit
diserap dan diolah oleh memorinya.
Menurut para ahli kedatanganmasa peka
ini hanya sekali dan tepat pada waktunya. Sehingga keterlambatan memanfaatkan
masa ini akan menyebabkan kesulitan belajar. Kesulitan ini dapat diatasi dengan
upaya learning (belajar ulang), atau remedial teching tetapi
akibatnya proses penguasaan pelajaran lainnya mungkin akan terganggu.
4. Hukum Keperluan
Belajar
Antara perkembangan dan belajar
terdapat hubungan yang sangat erat, sehingga dalam hampir setiap proses
perkembangan memerlukan belajar. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa setiap
anak biasanya berkembang karena belajar. Keperluan belajar bagi proses
perkembangan terutama perkembangan psikis tidak dapat dihindari. Bahkan
kemampuan berjalan yang secara lahiriah dapat diperkirakan akan muncul dengan
sendirinya ternyata masih memerlukan belajar.
Perkembangan ranah cipta, seperti
berikir dan memecahkan masalah, dan perkembangan ranah rasa seperti meyakini
kebenaran agama tentu tidak timbul dengan sendirinya pada diri seseorang,
melainkan memerlukan proses belajar. Alhasil, kegiatan belajar dalam segala
bentuk manifestasinya sangat diperlukan untk mendukung proses perkembangannya.
5. Hukum Kesesuaian
Anggota Badan
Proses perkembangan fungsi-fungsi
organ jasmaniah tidak terjadi tanpa diiringi proses perkembangan funsi-fungsi
rohaniah. Dengan demikian, suatu tahapan perkembangan tidak terlepas dari
tahapan perkembangan lainnya. Misalnya proses perkembangan panca indera yang
tidak terlepas dari perkembangan kemampuan berpikir, bersikap, dan berperasaan.
Sama halnya dengan tahapan tahapan yang terjadi dalam suatu ranah baik
kognitif, afektif dan psikomotorik yang saling berpengaruh
6. Hukum Tempo
Perkembangan
Setiap orang mempunyai tempo
perkembangan masing-masing. Tempo ini biasanya dikategorikan menjadi tempo
cepat, sedang dan lambat. Pada dasarnya tempo cepat, sedang, atau lambat tidak
menunjukkan kualitas perkembangan seorang anak, karena seorang anak tetap akan
mencapai perkembangannya dan hanya waktu yang dibutuhkan mungkin berbeda.
7. Hukum Irama
Perkembangan
Selain tempo, dalam perkembangan
dikenal pula irama perkembangan atau naik turunnya proses perkembangan. Pada
suatu saat seorang nanak mengalami perkembangan yang tenang, namun pada saat
yang lain dia bisa mengalami perkembangan yang bergejolak. Pada umumnya seorang
anak mengalami dua masa krisis yaitu a) krisis periode 1, terjadi pada usia 2-3
tahun dengan ciri utama anak menjadi egois. b) krisis periode 2, terjadi pada
usia 14-17 tahun, dengan ciri utama sering membantah atau memberontak untuk
mencari jati diri
8. Hukum Rekapitulasi
Hukum ini berasal dari teori
rekapitulasi yang berisi doktrin yang menyatakan bahwa proses perkembangan
individu manusia adalah sebuah mikrokosmik yang mencerminkan evolusi kehidupan
jenis makhluk hidup dari tingkat yang paling sederhana ke tingkat yang paling
kompleks. Ada dua aspek yang dikembangkan dalam teri ini yaitu aspek fisik dan
aspek psikis. Rekapitulasi pada dasarnya berarti pengulangan atau ringkasan
kehidupan organisme tertentu yang berlangsung secara evolusioner dalam waktu
yang panjang.[3]
Selain dari kedelapan hukum diatas,
terdapat pula beberapa huku lain yang mempengaruhi perkembangan seseorang
diantaranya, perkembangan adalah kualitatif, perkembangan sangat dipengaruhi
oleh proses dan hasil dari belajar, usia ikut mempengaruhi perkembangan,
perkembangan dipengaruhi oleh hereditas dan lingkungan, perkembangan yang
lambat dapat dipercepat, dan perkembangan meliputi proses individualisasi dan
integrasi. [4]
D. Tugas dan Fase
Pertumbuhan dan Perkembangan Psiko-fisik
Setiap fase atau tahapan perkembangan
kehidupan manusia senantiasa berlangsung seiring dengan kegiatan belajar. Tugas
yang muncul dalam setiap fase perkembangan merupakan keharusan universal yang
idealnya berlaku secara otomatis. Disamping itu hal-hal yang juga menimbulkan
tugas perkembangan tersebut yaitu: 1) adanya kematagan fisik tertentu pada fase
perkembangan tertentu. 2) adanya dorongan cita-cita psikologis manusia yang
sedang berkembang itu sendiri. 3) adanya tuntutan kultural masyarakat sekitar.
Dalam rangka memfungsikan tahap-tahap
perubahan yang menyertai perkembangannya, manusia harus belajar melakukan
kebiasaan-kebiasaan tertentu. Keberhasilan pelaksanaan tugas perkembangan pada
suatu fase akan sangat menunjang keberhasilan tugas perkembangan pada fase-fase
berikutnya. Adapun mengenai fase-fase perkembangan dan tugas yang mengiringi
fase tersebut sebagaimana dikemukakan oleh Robert Havigurst antara lain
1. Tugas
perkembangan fase bayi dan kanak-kanak
Secara kronologis masa bayi
berlangsung sejak individu dilahirkan dari rahim ibunya sampai berusia sekitar
satu tahun. Sedangkan masa kanak-kanak adalah masa berikutnya, yaitu pada usia
satu sampai lima atau enam tahun. Perkembangan biologis pada masa ini
berlangsung secara pesat, namun secara sosiologis masih sangat terikat oleh
lingkungan keluarga. Tugas perkembangan pada fase ini meliputi kegiatan belajar
sebagai berikut
a. Belajar memakan
makanan keras
b. Belajar berdiri
dan berjalan
c. Belajar berbicara
d. Belajar
mengendalikan pengeluaran benda-benda buangan dari tubuhnya
e. Belajar
membedakan jenis kelamin
f. Mencapai
kematangan untuk belajar membaca
g. Belajar
mengadakan hubungan emosional selain dengan keluarga
h. Belajar
membedakan hal baik dan hal buruk
2. Tugas
perkembangan fase anak-anak
Masa anak-anak berlangsung pada usia 6-12
tahun dengan ciri utama memiliki dorongan untuk keluar dari rumah dan memasuki
kelompok sebaya, keadaan fisik yang memungkinkan untuk memasuki dunia permainan
an pekerjaan yang membutuhkan keterampilan jasmani, memiliki doronganmental
untuk memasuki dunia konsep, logika, simbol, dan komunikasi yang luas. Adapun
tugas perkembangan pada fase ini meliputi kegiatan belajar sebagai berikut
a. Belajar
keterampilan fisik yang diperlukan untuk bermain
b. Membina sikap
yang sehat terhadap dirinya sendiri sebagai seorang individu yang sedang
berkembang
c. Belajar bergaul
dengan teman-teman sebaya sesuai dengan etika moral
d. Belajar memainkan
peran menurut jenis kelaminnya
e. Mengembangkan
dasar-dasar keterampilan membaca, menukis, dan berhitung
f. Mengembangkan
konnsep-konsep yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari
g. Mengembangkan
kata hati, moral dan skala nilai yang selaras dengan keyakinan dan kebudayaan
h. Mengembangkan
sikap objektif terhadap kelompok maupun lembaga kemasyarakatan
i. Belajar mencapai
kebebasan pribadi sehingga menjadi dirinya sendiri yang independen dan
bertaggung jawab
3. Tugas
perkembangan fase remaja
Masa remaja menurut sebagian ahli
psikologi terdiri atas sub masa perkembangan sebagai berikut: a)
subperkembangan prepuber selama kurang lebih dua tahun sebelum masa puber; b)
subperkembangan puber selama dua setengah sampai tiga setengah tahun; c)
subperkembangan postpuber, yakni saat perkembangan biologis sudah lambat tapi
masih terus berkembang pada bagian organ tertentu, saat ini merupakan akhir
masa puber yang mulai menampakkan tanda-tanda kedewasaan. Proses perkembangan
masa remaja pada umumnya berlangsung selama 11 tahun, mulai usia 12-21 pada
wanita dan 13-22 tahun pada pria. Adapun tugas perkembangan pada fase ini
meliputi kegiatan belajar sebagai berikut
a. Mencapai pola
hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebaya yang berbeda jenis kelamin
sesuai dengan keyakinan dan etika moral yang berlaku dalam masyarakat.
b. Mencapai peranan
sosial sebagai seorang pria atau wanita selaras dengan tuntutan sosial dan kultural
masyarakatnya.
c. Menerima kesatuan
organ tubuh dan menggunnakannya secara efektif.
d. Keinginan
menerima dan mencapai tingkah laku sosisal tertentu yang bertanggung jawab di
tengah masyarakat.
e. Mencapai
kebebasan emosional dari orangtua dan
orang-orang dewasa lainnya dan mulai menjadi dirinya sendiri.
f. Mempersiapkan
diri untuk mencapai karier tertentu dalam kehidupan ekonomi.
g. Mempersiapkan
diri untuk memasuki dunia rumah tangga dan berkeluarga.
h. Memperoleh
seperangkat nilai dan sistem etika sebagai pedoman bertingkah laku dan
mengembangkan ideologi untuk keperluan kehidupan kewarganegaraannya.
4. Tugas
perkembangan fase dewasa
Masa dewasa awal adalah fase
perkembangan saat seorang remaja mulai memasuki masa dewasa yakni mulai usia
21-40 tahun. Sebelum memasuki masa ini biasanya seorang remaja berada pada
tahap ambang dewasa atau masa remaja akhir yang lazimnya berlangsung sampai
usia 21 tahun. Adapun tugas perkembangan pada fase ini meliputi kegiatan
belajar sebagai berikut
a. Mulai bekerja
mencari nafkah, terutama jika tidak melanjutkan karier akademik
b. Memilih teman
atau pasangan hidup berumah tangga
c. Mulai memasuki
kehidupan rumah tangga
d. Belajar hidup
bersama pasangan dalam suasana rumah tangga
e. Mengelola tempat
tinggal untuk keperluan rumah tangga dan keluarganya
f. Membesarkan
anak-anak denganmemberikan sandang,
pangan, papan, dan pendidikan yang memadai
g. Menerima tanggung
jawab kewarganegaraan sesuai dengan perundang undangan dan tuntutan sosial yang
berlaku
h. Menemukan
kelompok sosialyang cocok dan menyenangkan.
5. Tugas
perkembangan fase setengah baya
Masa setengah baya adalah masa yang
berlangsung antara usia 40-60 tahun. Adapun tugas perkembangan pada fase ini
meliputi kegiatan belajar sebagai berikut
a. Mencapai tanggung
jawab sosial dan kewarganegaraan secara lebih dewasa
b. Membantu
anak-anak yang berusia belasan tahun agar berkembang menjadi orang yang dewasa
yang berbahagia dan bertanggung jawab
c. Mengembangkan
aktivitas dan memanfaatkan waktu luang sebaik-baiknya
d. Menghubungkan
diri sedemikian rupa dengan pasangannya sebagai pribadi yag utuh
e. Menerima dan
menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan psikologis yang lazim terjadi pada
masa setengah baya
f. Mencapai dan dan
melaksanakan peenampilan yang memuaskan dalam karier
g. Menyesuaikan diri
dengan perikehidupan orang berusia lanjut.
6. Tugas
perkembangan fase usia tua
Masa tua adalah fase terakhir dalam
kehidupan manusia. Masa ini berlangsung pada usia 60 tahun sampai akhir hayat.
Mereka yang biasanya menginjak usia 60 tahu ke atas biasanya ditandai oleh
perubahan-perubahan kemampuan motorik yang semakin merosot. Adapun tugas
perkembangan pada fase ini meliputi kegiatan belajar sebagai berikut
a. Menyesuaikan diri
dengan menurunnya kekuatan dan kesehatan jasmaniahnya
b. Menyesuaikan diri
dengan keadaan pensiaun dan berkurangnya income
c. Menyesuaikan diri
dengan kematian pasangan
d. Membina hubungan
yang tegas dengan anggota kelompok seusianya
e. Membina
pengaturan jasmani agar memuaskan dan sesuai dengan kebutuhan
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Perkembangan merupakan serangkaian perubahan jasmani manusia
menuju ke arah yang lebih maju dan sempurna.
2. Faktor yang
mempengaruhi perkembangan meliputi aliran nativisme, empirisme, dan
konvergensi.
3. Hukum perkembangan
meliputi hukum konvergensi, hukum perkembangan dan pengembangan diri, hukum
masa peka, hukum keperluan belajar, hukum kesatuan anggota badan, hukum tempo
perkembangan, hukum irama perkembangan, dan hukum rekapitulasi.
4. Tugas
perkembangan dibagi menurut fase perkembangannya meliputi fase bayi dan
kanak-kanak, fase anak-anak, fase remaja, fase dewasa, fase setengah baya, dan
fase usia tua.
B. Saran
Perkembangan seseorang terutama siswa
merupakan hal yang penting untuk diperhatikan karena akan berpengaruh terhadap
pencapaian keberhasilan belajarnya. Tidak hanya dalam hal belajar, berbagai
tugas perkembangan juga patut diperhatikan untuk menjamin keberlanjutan tugas
perkembangan di fase selanjutnya. Dengan adanya hukum dan tugas yang berbeda
setiap fasenya diharapkan orang tua maupun guru dapat memantau dan mengarahkan
anak maupun anak didiknya sesuai tugas dan fasenya untuk menjadi pribadi yang
perkembangannya sempurna.
DAFTAR
PUSTAKA
Muhibbin Syah. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung:
Rosda, 2016.
Sudarwan danim dan Khairil. Psikologi
Pendidikan dalam Perspektif Baru. Bandung: Alfabeta, 2014.
Wasty Soemanto. Psikologi Pendidikan. Jakarta:
Rineka Cipta, 2012.
[1]
Muhibin Syah, Psikologi Pndidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung:
Rosda, 2016), hlm. 40.
[2] Ibid.,hlm.
42-47.
[3] Ibid.,
hlm. 54-59
[4]
Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2012)
hlm.59-62.
[5]
Sudarwan danim dan Khairil, Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Baru, (Bandung:
Alfabeta, 2014), hlm. 83-85
Tidak ada komentar:
Posting Komentar