PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM
MENURUT HASAN LANGGULUNG
MAKALAH FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
Disusun
untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Filsafat Pendidikan Islam
Dosen
Pengampu : H. M. Burhanuddin Ubaidillah Lc. MA
Oleh
:
Aqim
Durrotul Aimmah
Dewi
Martalia Kurniasari
PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM DARUSSALAM
2016
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kehadiran kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena atas
limpahan rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan
makalah ini.
Shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada junjungan
kita Nabi Muhammad S.A.W yang diutus sebagai rahmat untuk sekalian alam dan
membimbing umat ke jalan yang lurus.
Ribuan terima kasih kami ucapkan kepada :
1.
Bapak H.M. Burhanuddin Ubaidillah Lc. MA yang telah memberikan pengarahan atas terselesaikannya makalah ini.
2.
Pihak-pihak yang membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini.
3.
Teman-teman semester III.
Makalah ini disusun sebagai pemenuhan tugas mata
kuliah Filsafat Pendidikan Islam. Kami menyadari tentunya makalah ini jauh dari
kesempurnaan, oleh karenanya kami senantiasa mengharap adanya kritik dan saran
guna perubahan yang lebih baik kedepannya. Kendati demikian, kami berharap
makalah ini bermanfaat bagi para
pembaca. Akhir kata, permohonan maaf kami haturkan atas segala kekurangan dalam
makalah ini.
Krempyang, 21 Desember 2016
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL ............................................................................................................... i
KATA
PENGANTAR ............................................................................................................ ii
DAFTAR
ISI ......................................................................................................................... iii
BAB
1 PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang ............................................................................................ 1
B.
Rumusan
Masalah ....................................................................................... 1
C.
Tujuan Pembahasan ..................................................................................... 1
BAB
II PEMBAHASAN
A.
Riwayat
Hidup Hasan Langgulung.............................................................. 2
B.
Pokok
Pemikiran Pendidikan Islam Hasan Langgulung.............................. 4
BAB
III PENUTUP
A.
Kesimpulan
................................................................................................. 10
B.
Saran ........................................................................................................... 10
DAFTAR
PUSTAKA ........................................................................................................... 11
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam sejarah
peradaban manusia sejak dahulu hingga kini, perkembangan peradabannya tidak
pernah lepas dari faktor ilmu pengetahuan, sebab dengan adanya ilmu ini manusia
dapat mengembangkan diri dan lingkungannya hingga mampu bertahan sampai saat
ini. Eksistensi manusia yang dipengaruhi ilmu pengetahuan ini tentu tidak
terlepas dari pelopor ilmu pengetahuan, baik ilmuwan dari masa Yunani maupun
masa Islam.
Berkaitan dengan
dikembangkannya berbagai ilmu pengetahuan oleh banyak ilmuwan ini, Indonesia
sendiri memiliki banyak sekali ahli pikir dari berbagai bidang. Salah satunya
adalah Prof. Dr. Hasan Langgulung yang berfokus pada pemikiran pendidikan
Islam. Yang mana dalam makalah akan dipaparkan mengenai riwayat hidup serta pemikiran-pemikirannya
terkait pendidikan Islam.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat
ditarik rumusan masalah sebagai berikut:
1.
Bagaimana riwayat hidup
Hasan Langgulung?
2.
Bagaimana pokok pemikiran
Hasan Langgulung terkait pendidikan Islam?
C. Tujuan Pembahasan
Tujuan pembahasan makalah ini antara
lain:
1.
Mengetahui riwayat hidup
Hasan Langgulung.
2.
Mengetahui dan memahami
pokok pemikiran Hasan Langgulung terkait pendidikan Islam.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Riwayat Hidup Hasan Langgulung
Hasan Langgulung adalah
seorang ilmuwan dan pakar pendidikan dan psikologi.[1] Menurut Azyumardi Azra, dia adalah salah
seorang yang paling menonjol dalam kajian pemikiran dan teori kependidikan di
Indonesia dewasa ini. Dia dikenal sebagai sosok yang produktif, menulis banyak
buku dalam bidang psikologi, pendidikan, dan filsafat. Selain itu, dia
menulis lebih dari 60 artikel dalam bidang tersebut, baik yang terbit di dalam
maupun di luar negeri di dalam Journal of Special Psychology, Islamic Quartertly Muslim Education Quarterly, Dewan Masyarakat, dan lain-lain. Bahkan dia juga telah menerbitkan
beberapa buku dalam bahasa Arab.[2]
Hasan Langgulung lahir
di Rappang, Sulawesi Selatan, pada tanggal 16 Oktober 1934 dan wafat pada 2 Agustus 2008 di Kuala Lumpur, Malaysia.[3]
Pendidikannya dimulai dari sekolah formal, yaitu Sekolah Asas di desa
kelahirannya, Rappang, Ujung Pandang, pada tahun 1943-1949. Setelah itu
melanjutkan pendidikannya di Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Islam di Ujung Pandang pada tahun 1949-1952. Berikutnya dari
tahun 1952-1955, dia melanjutkan pendidikan ke Sekolah Guru Islam
Atas, dan masih di Ujung Pandang. Kamudian dia melanjutkan pendidikannya
ke Mesir, yaitu di Islamic Studies, fakultas Darul 'Ulum, Cairo University, dan tamat pada
tahun 1962dengan gelar Bachelor of Art (BA). Pendidikan berikutnya dia tempuh
di Ein Syam University, Kairo dari tahun 1963-1964 dan berhasil
meraih gelar Diploma of Education, dan masih pada tahun yang sama (1964), ia juga memperoleh gelar Diploma dalam bahasa Arab modern dari Institut of Higher Arab Studies, Arab League, Kairo. Lalu,
pada tahun 1967, dia melanjutkan
Program Pascasarjana, di Universitas yang sama Institut of Higher Arab Studies,
dan memperoleh gelar MA dalam bidang psikologi dan mental hygiene. Berikutnya pada tahun 1971, memperoleh gelar Ph.D dalam bidang psikologi
dari University of Georgia, Amerika Serikat.[4]
Selama hidupnya, dalam
bidang akademik, Hasan Langgulung sudah sering menghadiri berbagai konferensi
baik di dalam, maupun di luar negeri, seperti di Amerika Serikat, Eropa, Timur Tengah, Jepang, Australia, dan sebagainya,
selain di ASEAN itu sendiri. Ada
banyak penghargaan yang diterima Hasan Langgulung selama hidupnya, antara lain:
sebagai Directry of American Psychologycal Association, Who is who in Malaysia, International Who's Who of Intellectuals, Who's Who in The Word, Directory of International Biography, Directory of Cross-Cultural Research and Researches, Men of Achievement, The International-Register Profiles, Who's Who in the Commonwealth, The International-Book of Honour, Directory of American Educational-Research Association, Asia's Who's who of Men and Women of Achievement and Distinction, Community Leaders of the World, dan, Progressive Personalities in Profile.[5]
Manusia dan Pendidikan adalah salah satu buku penting karya Hasan
Langgulung. Hasan Langgulung sudah mewariskan banyak karya penting dalam
beberapa bidang, berikut beberapa karya yang sudah ditulisnya: Falsafah
Pendidikan Islam (Terjemah), Beberapa Pemikiran tentang Pendidikan
Islam, Daya Cipta dalam Kurikulum Pendidikan Guru, Pendidikan Menjelang Abad ke
21, Pendidikan dan Peradaban Islam: Suatu Analisa Sosio-Psikologi, Manusia
dan Pendidikan: Suatu Analisa Psikologi, Falsafah dan Pendidikan, Teori-teori
Kesehatan Mental, Asas-asas Pendidikan Islam, Kreativitas dan
Pendidikan Islam: Analisis Psikologi dan Falsafah.[6]
B. Pokok Pemikiran Pendidikan Islam Hasan Langgulung
Berbicara tentang
pendidikan Islam tentunya tidak lepas dari bagaimana pencapaian pendidikan
dengan memperhatikan komponen atau unsur yang terlibat dalam proses pendidikan
itu sendiri. Berkaitan dengan hal tersebut, Hasan Langgulung memiliki pemikiran
sebagai berikut
1.
Asas-asas Pendidikan
Asas atau prinsip
yakni kebenaran yang menjadi pokok asas seseorang berpikir, bertindak, dan
sebagainya. Bila dikaitkan dengan pendidikan, maka prinsip pendidikan dapat
diartikan sebagai kebenaran yang universal sifatnya dan menjadi asas dalam
merumuskan perangkat pendidikan.[7] Prinsip pendidikan diambil
dari asas pendidikan, baik berupa agama maupun ideologi negara yang dianut.
Dalam hal ini Hasan Langgulung mengemukakan prinsip pendidikan Islam antara
lain:
a. Asas Historis
Asas historis adalah asas
yang berorientasi pada pengalaman pendidikan masa lalu, baik dalam bentuk
undang-undang maupun peraturan-peraturan, agar kebijakan yang ditempuh masa kini
akan lebih baik.
b. Dasar Sosiologis
Asas sosiologis adalah asas
yang memberikan kerangka sosio-budaya dalam pelaksanaan pendidikan. Asas ini
juga berfungsi sebagai tolak ukur dalam prestasi belajar. Artinya, tinggi
rendahnya suatu pendidikan dapat diukur dari tingkat relevansi output pendidikan
dengan kebutuhan dan keinginan masyarakat. Pendidikan yang baik adalah
pendidikan yang tidak kehilangan konteks atau tercerabut dari akar
masyarakatnya.
c. Asas Ekonomi
Asas ekonomi adalah
yang memberikan perspektif tentang potensi-potensi finansial, menggali dan
mengatur sumber-sumber serta bertanggung jawab terhadap rencana dan anggaran
pembelanjaannya. Oleh karena pendidikan dianggap sebagai sesuatu yang luhur,
maka sumber-sumber finansial dalam menghidupkan pendidikan harus bersih, suci
dan tidak bercampur dengan harta benda yang syubhat.
d. Asas Politik dan
Administratif
Asas politik dan
administrasi adalah asas yang memberikan bingkai ideologis, yang digunakan
sebagai tempat bertolak untuk mencapai tujuan yang dicita-citakan dan
direncanakan bersama. Asas politik menjadi penting untuk pemerataan pendidikan,
baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Sementara asas administrasi berguna
untuk memudahkan pelayanan pendidikan, agar pendidikan dapat berjalan dengan
lancar tanpa ada gangguan teknis dalam pelaksanaannya.
e. Asas Psikologis
Asas psikologis adalah asas
yang memberikan informasi tentang bakat, minat, watak, karakter, motivasi dan
inovasi peserta didik, pendidik, tenaga administrasi, serta sumber daya manusia
yang lain. Asas ini berguna juga untuk mengetahui tingkat kepuasan dan
kesejahteraan batiniah pelaku pendidikan, agar mereka mampu meningkatkan
prestasi dan kompetisi dengan cara yang baik dan sehat. Asas ini pula yang
memberikan suasana batin yang damai, tenang, dan indah di lingkungan
pendidikan, meskipun dalam kedamaian dan ketenangan itu senantiasa terjadi
dinamika dan gerak cepat untuk lebih maju bagi pengembangan lembaga pendidikan.
f. Asas Filosofis
Asas filosofis adalah asas
yang memberi kemampuan memilih yang terbaik, memberi arah suatu sistem,
mengontrol dan memberi arah kepada semua asas-asas operasional lainnya, Bagi
masyarakat sekuler asas ini menjadi acuan terpenting dalam pendidikan. Sebab,
filsafat bagi mereka merupakan induk dari segala asas pendidikan. Sementara
bagi masyarakat religius, seperti masyarakat Muslim, asas ini sekadar menjadi
bagian dan cara berpikir di bidang pendidikan secara sistemik, radikal, dan
universal yang asas-asasnya diturunkan dan nilai ilahiyah.
g. Asas Religius
Asas religius adalah asas
yang diturunkan dari ajaran agama. Asas ini menjadi penting dalam pendidikan
Islam. Sebab dengan asas ini, semua kegiatan pendidikan jadi bermakna. Agama
menjadi frame bagi semua asas pendidikan Islam. Aplikasi asas-asas
yang lain merupakan bentuk realisasi diri yang bersumberkan dari agama dan
bukan sebaliknya. Apabila agama Islam menjadi frame bagi asas
pendidikan Islam, maka semua tindakan kependidikan dianggap sebagai suatu
ibadah.[8]
2.
Tujuan Pendidikan Islam
Tujuan pendidikan
adalah perubahan yang diharapkan pada subjek didik setelah mengalami proses
pendidikan, baik pada tingkah laku individu dan kehidupan pribadinya maupun kehidupan
masyarakat dan alam sekitarnya dimana individu tersebut hidup.[9] Berdasarkan hal tersebut
maka dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan Islam memiliki dua pokok yaitu,
pembentukan insan yang saleh yang beriman kepada Allah dan Rasulnya, dan pembentukan
masyarakan yanng saleh yang mengikuti petunjuk agama Islam dalam segala
urusannya.
a.
Pembentukan Insan yang Saleh
Insan saleh adalah manusia yang mendekati
kesempurnaan. Sedangkan yang dimaksud dengan pembentukan insan saleh adalah
pengembangan manusia yang menyembah dan bertaqwa kepada Allah. Manusia yang
penuh iman dan taqwa, berhubungan dengan Allah memelihara dan menghadap
kepada-Nya dalam segala perbuatan yang dikerjakan dan segala tingkah laku yang
dilakukannya, segala fikiran yang tergores dihatinya dan segala perasaan yang
berdetak dijantungnya.
Diantar akhlak insan saleh dalam Islam adalah harga
diri, peri kemanusiaan, kesucian, kasih sayang, kecintaan, kekuatan jasmani dan
rohani, menguasai diri, dinamisme dan tanggung jawab. Ia juga bersifat benar,
jujur, ikhlas dan memiliki keseimbangan dalam kepribadiannya. Selain itu juga
memakmurkan dunia dan mengeluarkan hasilnya. Ia menggunakan kekayaan yang ada
di dunia ini tanpa mengganggunya untuk mencapai tujuan asalnya yaitu
kebahagiaan di akhirat.[10]
b.
Pembetukan Masyarakat yang
Saleh
Masyarakat saleh
adalah masyarakat yang percaya bahwa ia mempunyai risalah untuk umat manusia,
yaitu risalah keadilan, kebenaran dan kebaikan, suatu risalah yang akan kekal
selama-lamanya, yang tidak terpengaruh waktu dan tempat. Tugas pendidikan Islam
adalah menolong masyarakat mencapai maksud tersebut. Tugas-tugas pendidikan
Islam tersebut adalah: [11]
1)
Menolong masyarakat membina
hubungan-hubungan sosial yang serasi.
2)
Mengukuhkan hubungan
dikalangan kaum muslimin dan menguatkan kesetiakawanannya melalui penyatuan
pemikiran, sikap dan nilai-nilai.
3)
Menolong masyarakat Islam
mengembangkan diri dari segi perekonomian.
4)
Memberi sumbangan dalam
perkembangan masyarakat Islam.
5)
Mengukuhkan identitas
budaya Islam, dengan cara bersemangat Islam, sadar dan melaksanakan ajaran
agamanya, menguasai sains dan teknologi modern serta bersifat produktif,
seperti mengarang, membuat karya inovatif dapat menyelaraskan potensi-potensi
yang ada dan bisa membimbing orang lain.
3.
Kurikulum
Untuk dapat mewujudkan
tujuan pendidikan diatas , maka kurikulum yang diterapkan hendaknya mencakup
materi yang berkaitan dengan pengembangan aspek fitrah peserta didik yang
meliputi aspek spiritual, intelektual, imajinasi, fisik, ilmiah, dan bahasa,
baik secara individual maupun kelompok yang dilakukan secara berimbang. Dalam
hal ini Hasan Lannggulung membagi sumber
ilmu pengetahuan dalam empat bagian yaitu:
a.
Panca indra, dengan panca indra kesan-kesan
dan pesan-pesan dari alam dapat ditangkap yang kemudian disampaikan pada akal
untuk diolah menjadi ilmu pengetahuan.
b.
Akal, yang dapat mencerna setiap pesan yang
disampaikan dengan metode tertentu.
c.
Intuisi, yaitu kekuatan batin yang dapat
menyerap pengetahuan dari Tuhan, atau merupakan pemindahan potensi kedalam alam
nyata yang keras.
d.
Ilham, yaitu tanggapan emosi secara langsung
yang datang pada hati manusia.
Kurikulum
hendaknnya dapat membina seluruh potensi peserta didik dan seluruh aspek
kehidupan manusia. Materi pendidikan hendaknnya mampu menstimulasi fitrah
peserta didik, baik rohani maupun akal dan perasaan, sehingga dapat memberikan
corak sekaligus mewarnai aktifitas manusia di muka bumi, baik sebagai khalifah,
maupun sebagai hamba Allah. Dalam hal ini penyusunan kurikulum harus didasarkan
pada prinsip-prinsip sebagai berikut :
a.
Prinsip keutuhan, yaitu
memperhatikan seluruh aspek potensi manusia.
b.
Prinsip keterpaduan.
c.
Prinsip kesesuaian.
d.
Prinsip keaslian.
e.
Prinsip ilmiah.
f.
Prinsip sesuai dengan
perkembangan zaman.
g.
Prinsip praktikal.
4.
Metode Pendidikan
Berdasarkan pada
pandangan tentang psikologi manusia yang sejalan dengan ajaran Islam, maka
metode pendidikan juga pada prinsipnya harus sesuai dengan jiwa manusia.
Berkaitan dengan metodologi pendidikan ada hal-hal yang perlu diperhatikan,
yaitu:
a.
Metode yang digunakan harus
berkaitan dengan tujuan pendidikan untuk membina peserta didik.
b.
Metode yang digunakan agar
benar-benar berlaku sesuai dengan Al-Quran dan Sunnah.
c.
Bagaimana seorang guru
menggerakkan peserta didik untuk senantiasa disiplin dalam belajar.
d.
Agar memilih dan menerapkan
metode yang memiliki relevansi dan sekaligus menunjang bagi tercapainya tujuan
yang dirumuskan sesuai dengan asas-asas pendidikan.[13]
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.
Berdasarkan uraian biografi
Hasan Langgulung diatas dapat dikatakan bahwa beliau adalah seorang ulama yang
intelek, dimana selain memahami ilmu agama juga memnguasai ilmu pengetahuan
modern dengan fokus pada pendidikan dan psikologi.
2.
Konsep pendidikan Islam
yang dikemukakan Hasan Langgulung, mulai dari asas, tujuan, metode, dan
kurikulum pendidikan Islam kesemuanya didasarkan pada nilai-nilai Islam serta
pengetahuan modern yang tidak bertentangan dengan ajaran Islam.
B. Saran
Konsep pendidikan yang ditawarkan oleh Hasan Langgulung,
yang lebih mengedepankan asas dan nilai-nilai Islam agar dapat membangun suatu
konsep pendidkan yang bermutu. Semangat yang berorientasi akhirat dengan tanpa
mengesampingkan tujuan dunia sangat cocok dengan tujuan pendidikan Islam.
Dengan menggunakan sistem pendidikan yang lebih mengedepankan nilai-nilai Islam
tersebut diharapkan akan tercipta tujuan pendidikan yang diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Abuddin Nata, Pemikiran Pendidikan Islam dan
Barat (Jakarta: Rajawali Pers, 2013)
Azyumardi Azra, Pendidikan Islam (Jakarta:
Logos Wacana Ilmu, 1999)
Hasan Langgulung, Pendidikan Islam
Menghadapi Abad ke 21, (Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1988)
Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan (Jakarta:
Pustaka Al-Husna, cet. II, 1989)
Samsul Nizar dan Ramayulis, Filsafat
Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2009)
Sudiyono, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta:
Rineka Cipta, 2009)
Syamsul Kurniawan dan Erwin Mahrus, Jejak
Pemikiran Tokoh Pendidikan Islam (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011)
Zubaedi, Filsafat Pendidikan Islam, (Yogyakarta
: Pustaka Pelajar, 2012)
[1] Syamsul Kurniawan dan Erwin Mahrus, Jejak
Pemikiran Tokoh Pendidikan Islam
(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), hlm. 271
[2] Azyumardi Azra, Pendidikan Islam (Jakarta:
Logos Wacana Ilmu, 1999), hlm. 90.
[3] Ibid
[4] Abuddin Nata, Pemikiran Pendidikan Islam dan
Barat (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), hal. 341.
[5] Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan (Jakarta:
Pustaka Al-Husna, cet. II, 1989), hal. 407
[7] Samsul
Nizar dan Ramayulis, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia,
2009), hlm 95.
[8] Zubaedi,
Filsafat Pendidikan Islam, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2012), hlm
22-23.
[9]
Sudiyono, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), hlm 31.
[10]
Hasan Langgulung, Pendidikan Islam Menghadapi Abad ke 21, (Jakarta:
Pustaka Al-Husna, 1988) hlm. 138
[11] Ibid,
hlm 139-141
[12] Abuddin Nata, Pemikiran Pendidikan Islam dan
Barat (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), hlm 343-344.
[13] Ibid, hlm. 347.
izin copy sbg rujukan tugas kak
BalasHapus