Jumat, 13 Januari 2017

PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM MENURUT HASAN LANGGULUNG


PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM

MENURUT HASAN LANGGULUNG

MAKALAH FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Filsafat Pendidikan Islam

Dosen Pengampu : H. M. Burhanuddin Ubaidillah Lc. MA







Oleh :
Aqim Durrotul Aimmah
Dewi Martalia Kurniasari


PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM DARUSSALAM

2016



KATA PENGANTAR


            Puji syukur kami panjatkan kehadiran kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat-Nya  saya dapat menyelesaikan makalah ini.
            Shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad S.A.W yang diutus sebagai rahmat untuk sekalian alam dan membimbing umat ke jalan yang lurus.
            Ribuan terima kasih kami ucapkan kepada :
1.        Bapak H.M. Burhanuddin Ubaidillah Lc. MA yang telah memberikan pengarahan atas terselesaikannya makalah ini.
2.        Pihak-pihak yang membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini.
3.        Teman-teman semester III.
Makalah  ini disusun sebagai pemenuhan tugas mata kuliah Filsafat Pendidikan Islam. Kami menyadari tentunya makalah ini jauh dari kesempurnaan, oleh karenanya kami senantiasa mengharap adanya kritik dan saran guna perubahan yang lebih baik kedepannya. Kendati demikian, kami berharap makalah  ini bermanfaat bagi para pembaca. Akhir kata, permohonan maaf kami haturkan atas segala kekurangan dalam makalah ini.





Krempyang,  21 Desember 2016


          Penulis







DAFTAR  ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ............................................................................................................ ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................................... iii

BAB 1          PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang ............................................................................................ 1
B.       Rumusan Masalah ....................................................................................... 1
C.       Tujuan Pembahasan ..................................................................................... 1

BAB II         PEMBAHASAN
A.      Riwayat Hidup Hasan Langgulung.............................................................. 2
B.       Pokok Pemikiran Pendidikan Islam Hasan Langgulung.............................. 4

BAB III       PENUTUP
A.    Kesimpulan ................................................................................................. 10
B.     Saran ........................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 11


BAB  I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Dalam sejarah peradaban manusia sejak dahulu hingga kini, perkembangan peradabannya tidak pernah lepas dari faktor ilmu pengetahuan, sebab dengan adanya ilmu ini manusia dapat mengembangkan diri dan lingkungannya hingga mampu bertahan sampai saat ini. Eksistensi manusia yang dipengaruhi ilmu pengetahuan ini tentu tidak terlepas dari pelopor ilmu pengetahuan, baik ilmuwan dari masa Yunani maupun masa Islam.
Berkaitan dengan dikembangkannya berbagai ilmu pengetahuan oleh banyak ilmuwan ini, Indonesia sendiri memiliki banyak sekali ahli pikir dari berbagai bidang. Salah satunya adalah Prof. Dr. Hasan Langgulung yang berfokus pada pemikiran pendidikan Islam. Yang mana dalam makalah akan dipaparkan mengenai riwayat hidup serta pemikiran-pemikirannya terkait pendidikan Islam.

B.  Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut:
1.    Bagaimana riwayat hidup Hasan Langgulung?
2.    Bagaimana pokok pemikiran Hasan Langgulung terkait pendidikan Islam?

C.  Tujuan Pembahasan
Tujuan pembahasan makalah ini antara lain:
1.    Mengetahui riwayat hidup Hasan Langgulung.
2.    Mengetahui dan memahami pokok pemikiran Hasan Langgulung terkait pendidikan Islam.




BAB  II
PEMBAHASAN

A.  Riwayat Hidup Hasan Langgulung
Hasan Langgulung adalah seorang ilmuwan dan pakar pendidikan dan psikologi.[1] Menurut Azyumardi Azra, dia adalah salah seorang yang paling menonjol dalam kajian pemikiran dan teori kependidikan di Indonesia dewasa ini. Dia dikenal sebagai sosok yang produktif, menulis banyak buku dalam bidang psikologi, pendidikan, dan filsafat. Selain itu, dia menulis lebih dari 60 artikel dalam bidang tersebut, baik yang terbit di dalam maupun di luar negeri di dalam Journal of Special Psychology, Islamic Quartertly Muslim Education Quarterly, Dewan Masyarakat, dan lain-lain. Bahkan dia juga telah menerbitkan beberapa buku dalam bahasa Arab.[2]
Hasan Langgulung lahir di RappangSulawesi Selatan, pada tanggal 16 Oktober 1934 dan wafat pada  2 Agustus 2008 di Kuala LumpurMalaysia.[3] Pendidikannya dimulai dari sekolah formal, yaitu Sekolah Asas di desa kelahirannya, Rappang, Ujung Pandang, pada tahun 1943-1949. Setelah itu melanjutkan pendidikannya di Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Islam di Ujung Pandang pada tahun 1949-1952. Berikutnya dari tahun 1952-1955, dia melanjutkan pendidikan ke Sekolah Guru Islam Atas, dan masih di Ujung Pandang. Kamudian dia melanjutkan pendidikannya ke Mesir, yaitu di Islamic Studies, fakultas Darul 'UlumCairo University, dan tamat pada tahun 1962dengan gelar Bachelor of Art (BA). Pendidikan berikutnya dia tempuh di Ein Syam UniversityKairo dari tahun 1963-1964 dan berhasil meraih gelar Diploma of Education, dan masih pada tahun yang sama (1964), ia juga memperoleh gelar Diploma dalam bahasa Arab modern dari Institut of Higher Arab StudiesArab League, Kairo. Lalu, pada tahun 1967, dia melanjutkan Program Pascasarjana, di Universitas yang sama Institut of Higher Arab Studies, dan memperoleh gelar MA dalam bidang psikologi dan mental hygiene. Berikutnya pada tahun 1971, memperoleh gelar Ph.D dalam bidang psikologi dari University of GeorgiaAmerika Serikat.[4]
Manusia dan Pendidikan adalah salah satu buku penting karya Hasan Langgulung. Hasan Langgulung sudah mewariskan banyak karya penting dalam beberapa bidang, berikut beberapa karya yang sudah ditulisnya: Falsafah Pendidikan Islam (Terjemah), Beberapa Pemikiran tentang Pendidikan Islam, Daya Cipta dalam Kurikulum Pendidikan Guru, Pendidikan Menjelang Abad ke 21, Pendidikan dan Peradaban Islam: Suatu Analisa Sosio-Psikologi, Manusia dan Pendidikan: Suatu Analisa Psikologi, Falsafah dan Pendidikan, Teori-teori Kesehatan Mental, Asas-asas Pendidikan Islam, Kreativitas dan Pendidikan Islam: Analisis Psikologi dan Falsafah.[6]

B.  Pokok Pemikiran Pendidikan Islam Hasan Langgulung
Berbicara tentang pendidikan Islam tentunya tidak lepas dari bagaimana pencapaian pendidikan dengan memperhatikan komponen atau unsur yang terlibat dalam proses pendidikan itu sendiri. Berkaitan dengan hal tersebut, Hasan Langgulung memiliki pemikiran sebagai berikut
1.    Asas-asas Pendidikan
Asas atau prinsip yakni kebenaran yang menjadi pokok asas seseorang berpikir, bertindak, dan sebagainya. Bila dikaitkan dengan pendidikan, maka prinsip pendidikan dapat diartikan sebagai kebenaran yang universal sifatnya dan menjadi asas dalam merumuskan perangkat pendidikan.[7] Prinsip pendidikan diambil dari asas pendidikan, baik berupa agama maupun ideologi negara yang dianut. Dalam hal ini Hasan Langgulung mengemukakan prinsip pendidikan Islam antara lain:
a.    Asas Historis
Asas historis adalah asas yang berorientasi pada pengalaman pendidikan masa lalu, baik dalam bentuk undang-undang maupun peraturan-peraturan, agar kebijakan yang ditempuh masa kini akan lebih baik.
b.    Dasar Sosiologis
Asas sosiologis adalah asas yang memberikan kerangka sosio-budaya dalam pelaksanaan pendidikan. Asas ini juga berfungsi sebagai tolak ukur dalam prestasi belajar. Artinya, tinggi rendahnya suatu pendidikan dapat diukur dari tingkat relevansi output pendidikan dengan kebutuhan dan keinginan masyarakat. Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang tidak kehilangan konteks atau tercerabut dari akar masyarakatnya.
c.    Asas Ekonomi
Asas ekonomi adalah yang memberikan perspektif tentang potensi-potensi finansial, menggali dan mengatur sumber-sumber serta bertanggung jawab terhadap rencana dan anggaran pembelanjaannya. Oleh karena pendidikan dianggap sebagai sesuatu yang luhur, maka sumber-sumber finansial dalam menghidupkan pendidikan harus bersih, suci dan tidak bercampur dengan harta benda yang syubhat. 
d.   Asas Politik dan Administratif
Asas politik dan administrasi adalah asas yang memberikan bingkai ideologis, yang digunakan sebagai tempat bertolak untuk mencapai tujuan yang dicita-citakan dan direncanakan bersama. Asas politik menjadi penting untuk pemerataan pendidikan, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Sementara asas administrasi berguna untuk memudahkan pelayanan pendidikan, agar pendidikan dapat berjalan dengan lancar tanpa ada gangguan teknis dalam pelaksanaannya.
e.    Asas Psikologis
Asas psikologis adalah asas yang memberikan informasi tentang bakat, minat, watak, karakter, motivasi dan inovasi peserta didik, pendidik, tenaga administrasi, serta sumber daya manusia yang lain. Asas ini berguna juga untuk mengetahui tingkat kepuasan dan kesejahteraan batiniah pelaku pendidikan, agar mereka mampu meningkatkan prestasi dan kompetisi dengan cara yang baik dan sehat. Asas ini pula yang memberikan suasana batin yang damai, tenang, dan indah di lingkungan pendidikan, meskipun dalam kedamaian dan ketenangan itu senantiasa terjadi dinamika dan gerak cepat untuk lebih maju bagi pengembangan lembaga pendidikan.
f.     Asas Filosofis
Asas filosofis adalah asas yang memberi kemampuan memilih yang terbaik, memberi arah suatu sistem, mengontrol dan memberi arah kepada semua asas-asas operasional lainnya, Bagi masyarakat sekuler asas ini menjadi acuan terpenting dalam pendidikan. Sebab, filsafat bagi mereka merupakan induk dari segala asas pendidikan. Sementara bagi masyarakat religius, seperti masyarakat Muslim, asas ini sekadar menjadi bagian dan cara berpikir di bidang pendidikan secara sistemik, radikal, dan universal yang asas-asasnya diturunkan dan nilai ilahiyah.
g.    Asas Religius
Asas religius adalah asas yang diturunkan dari ajaran agama. Asas ini menjadi penting dalam pendidikan Islam. Sebab dengan asas ini, semua kegiatan pendidikan jadi bermakna. Agama menjadi frame bagi semua asas pendidikan Islam. Aplikasi asas-asas yang lain merupakan bentuk realisasi diri yang bersumberkan dari agama dan bukan sebaliknya. Apabila agama Islam menjadi frame bagi asas pendidikan Islam, maka semua tindakan kependidikan dianggap sebagai suatu ibadah.[8]
2.    Tujuan Pendidikan Islam
Tujuan pendidikan adalah perubahan yang diharapkan pada subjek didik setelah mengalami proses pendidikan, baik pada tingkah laku individu dan kehidupan pribadinya maupun kehidupan masyarakat dan alam sekitarnya dimana individu tersebut hidup.[9] Berdasarkan hal tersebut maka dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan Islam memiliki dua pokok yaitu, pembentukan insan yang saleh yang beriman kepada Allah dan Rasulnya, dan pembentukan masyarakan yanng saleh yang mengikuti petunjuk agama Islam dalam segala urusannya.
a.    Pembentukan Insan yang Saleh
Insan saleh adalah manusia yang mendekati kesempurnaan. Sedangkan yang dimaksud dengan pembentukan insan saleh adalah pengembangan manusia yang menyembah dan bertaqwa kepada Allah. Manusia yang penuh iman dan taqwa, berhubungan dengan Allah memelihara dan menghadap kepada-Nya dalam segala perbuatan yang dikerjakan dan segala tingkah laku yang dilakukannya, segala fikiran yang tergores dihatinya dan segala perasaan yang berdetak dijantungnya.
Diantar akhlak insan saleh dalam Islam adalah harga diri, peri kemanusiaan, kesucian, kasih sayang, kecintaan, kekuatan jasmani dan rohani, menguasai diri, dinamisme dan tanggung jawab. Ia juga bersifat benar, jujur, ikhlas dan memiliki keseimbangan dalam kepribadiannya. Selain itu juga memakmurkan dunia dan mengeluarkan hasilnya. Ia menggunakan kekayaan yang ada di dunia ini tanpa mengganggunya untuk mencapai tujuan asalnya yaitu kebahagiaan di akhirat.[10]
b.    Pembetukan Masyarakat yang Saleh
Masyarakat saleh adalah masyarakat yang percaya bahwa ia mempunyai risalah untuk umat manusia, yaitu risalah keadilan, kebenaran dan kebaikan, suatu risalah yang akan kekal selama-lamanya, yang tidak terpengaruh waktu dan tempat. Tugas pendidikan Islam adalah menolong masyarakat mencapai maksud tersebut. Tugas-tugas pendidikan Islam tersebut adalah: [11]
1)   Menolong masyarakat membina hubungan-hubungan sosial yang serasi.
2)   Mengukuhkan hubungan dikalangan kaum muslimin dan menguatkan kesetiakawanannya melalui penyatuan pemikiran, sikap dan nilai-nilai.
3)   Menolong masyarakat Islam mengembangkan diri dari segi perekonomian.
4)   Memberi sumbangan dalam perkembangan masyarakat Islam.
5)   Mengukuhkan identitas budaya Islam, dengan cara bersemangat Islam, sadar dan melaksanakan ajaran agamanya, menguasai sains dan teknologi modern serta bersifat produktif, seperti mengarang, membuat karya inovatif dapat menyelaraskan potensi-potensi yang ada dan bisa membimbing orang lain.


3.    Kurikulum
Untuk dapat mewujudkan tujuan pendidikan diatas , maka kurikulum yang diterapkan hendaknya mencakup materi yang berkaitan dengan pengembangan aspek fitrah peserta didik yang meliputi aspek spiritual, intelektual, imajinasi, fisik, ilmiah, dan bahasa, baik secara individual maupun kelompok yang dilakukan secara berimbang. Dalam hal ini Hasan Lannggulung membagi  sumber ilmu pengetahuan dalam empat bagian yaitu:
a.     Panca indra, dengan panca indra kesan-kesan dan pesan-pesan dari alam dapat ditangkap yang kemudian disampaikan pada akal untuk diolah menjadi ilmu pengetahuan.
b.     Akal, yang dapat mencerna setiap pesan yang disampaikan dengan metode tertentu.
c.     Intuisi, yaitu kekuatan batin yang dapat menyerap pengetahuan dari Tuhan, atau merupakan pemindahan potensi kedalam alam nyata yang keras.
d.    Ilham, yaitu tanggapan emosi secara langsung yang datang pada hati manusia.
Kurikulum hendaknnya dapat membina seluruh potensi peserta didik dan seluruh aspek kehidupan manusia. Materi pendidikan hendaknnya mampu menstimulasi fitrah peserta didik, baik rohani maupun akal dan perasaan, sehingga dapat memberikan corak sekaligus mewarnai aktifitas manusia di muka bumi, baik sebagai khalifah, maupun sebagai hamba Allah. Dalam hal ini penyusunan kurikulum harus didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut :
a.    Prinsip keutuhan, yaitu memperhatikan seluruh aspek potensi manusia.
b.    Prinsip keterpaduan.
c.    Prinsip kesesuaian.
d.   Prinsip keaslian.
e.    Prinsip ilmiah.
f.     Prinsip sesuai dengan perkembangan zaman.
g.    Prinsip praktikal.
h.    Prinsip holistik.[12]
4.    Metode Pendidikan
Berdasarkan pada pandangan tentang psikologi manusia yang sejalan dengan ajaran Islam, maka metode pendidikan juga pada prinsipnya harus sesuai dengan jiwa manusia. Berkaitan dengan metodologi pendidikan ada hal-hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
a.    Metode yang digunakan harus berkaitan dengan tujuan pendidikan untuk membina peserta didik.
b.    Metode yang digunakan agar benar-benar berlaku sesuai dengan Al-Quran dan Sunnah.
c.    Bagaimana seorang guru menggerakkan peserta didik untuk senantiasa disiplin dalam belajar.
d.   Agar memilih dan menerapkan metode yang memiliki relevansi dan sekaligus menunjang bagi tercapainya tujuan yang dirumuskan sesuai dengan asas-asas pendidikan.[13]




BAB  III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
1.      Berdasarkan uraian biografi Hasan Langgulung diatas dapat dikatakan bahwa beliau adalah seorang ulama yang intelek, dimana selain memahami ilmu agama juga memnguasai ilmu pengetahuan modern dengan fokus pada pendidikan dan psikologi.
2.      Konsep pendidikan Islam yang dikemukakan Hasan Langgulung, mulai dari asas, tujuan, metode, dan kurikulum pendidikan Islam kesemuanya didasarkan pada nilai-nilai Islam serta pengetahuan modern yang tidak bertentangan dengan ajaran Islam.

B.  Saran
Konsep pendidikan yang ditawarkan oleh Hasan Langgulung, yang lebih mengedepankan asas dan nilai-nilai Islam agar dapat membangun suatu konsep pendidkan yang bermutu. Semangat yang berorientasi akhirat dengan tanpa mengesampingkan tujuan dunia sangat cocok dengan tujuan pendidikan Islam. Dengan menggunakan sistem pendidikan yang lebih mengedepankan nilai-nilai Islam tersebut diharapkan akan tercipta tujuan pendidikan yang diharapkan.



DAFTAR  PUSTAKA
Abuddin Nata, Pemikiran Pendidikan Islam dan Barat (Jakarta: Rajawali Pers, 2013)
Azyumardi Azra, Pendidikan Islam (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999)
Hasan Langgulung, Pendidikan Islam Menghadapi Abad ke 21, (Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1988)
Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan (Jakarta: Pustaka Al-Husna, cet. II, 1989)
Samsul Nizar dan Ramayulis, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2009)
Sudiyono, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009)
Syamsul Kurniawan dan Erwin Mahrus, Jejak Pemikiran Tokoh Pendidikan Islam  (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011)
Zubaedi, Filsafat Pendidikan Islam, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2012)
https://id.wikipedia.org/wiki/Hasan_Langgulung diakses pada 9 Desember 2016.





[1] Syamsul Kurniawan dan Erwin Mahrus, Jejak Pemikiran Tokoh Pendidikan Islam  
(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), hlm. 271
[2] Azyumardi Azra, Pendidikan Islam (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999), hlm. 90.
[3] Ibid
[4] Abuddin Nata, Pemikiran Pendidikan Islam dan Barat (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), hal. 341.
[5] Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan (Jakarta: Pustaka Al-Husna, cet. II, 1989), hal. 407
[6] https://id.wikipedia.org/wiki/Hasan_Langgulung
[7] Samsul Nizar dan Ramayulis, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2009), hlm 95.
[8] Zubaedi, Filsafat Pendidikan Islam, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2012), hlm 22-23.
[9] Sudiyono, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), hlm 31.
[10] Hasan Langgulung, Pendidikan Islam Menghadapi Abad ke 21, (Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1988) hlm. 138
[11] Ibid, hlm 139-141
[12] Abuddin Nata, Pemikiran Pendidikan Islam dan Barat (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), hlm 343-344.
[13] Ibid, hlm. 347.

1 komentar: