Kamis, 12 Januari 2017

MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN

MAKALAH DASAR-DASAR MANAJEMEN

MANAJEMEN SARANA DAN PRASARANA PENDIDIKAN

Disusun  Untuk  Memenuhi  Tugas  Mata Kuliah Dasar-Dasar Manajemen

Dosen  Pengampu Rakhil Fajrin, M.Pd.I






Oleh :
1.  DEWI MARTALIA KURNIASARI
2.  ROISATUL HAMIDAH



PROGAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
JURUSAN TARBIYAH


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM DARUSSALAM

2016

KATA PENGANTAR
            Puji syukur kami panjatkan kehadiran kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat-Nya  saya dapat menyelesaikan makalah ini.
            Sholawat dan salam semoga dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad S.A.W yang diutus sebagai rahmat untuk sekalian alam dan membimbing umat ke jalan yang lurus.
            Ribuan terima kasih kami ucapkan kepada :
1.        Ibu Rakhil Fajrin, M.Pd.I yang telah memberikan pengarahan atas terselesaikannya makalah ini.
2.        Pihak-pihak yang membantu saya dalam menyelesaikan makalah ini.
3.        Teman-teman semester II.
Makalah ini disusun sebagai pemenuhan tugas mata kuliah Dasar-Dasar Manajemen. Kami menyadari tentunya makalah ini jauh dari kesempurnaan sehingga kami sangat berharap akan adanya kritik dan saran guna perubahan yang lebih baik kedepannya. Kendati demikian, kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Akhir kata, permohonan maaf kami haturkan atas segala kekurangan dalam makalah ini.





Tanjunganom, 10 Januari 2016

Penulis


DAFTAR  ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... iii

BAB 1          PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang ....................................................................................... 1
B.       Rumusan Masalah ................................................................................... 1
C.       Tujuan...................................................................................................... 1

BAB II         PEMBAHASAN
A.      Pengertian Manajemen Sarana dan Pasarana Pendidikan....................... 2
B.       Klasifikasi Sarana dan Prasarana Pendidikan.......................................... 2
C.       Siklus Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan............................4
D.      Prinsip Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan.......................... 10

BAB III       PENUTUP
A.    Kesimpulan ............................................................................................ 12
B.     Saran ...................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 13

  BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Sebagai lembaga pendidikan, sekolah memerlukan dukungan sarana dan prasarana pendidikan. Sarana dan prasarana pendidikan merupakan material pendidikan yang sangat penting. Banyak sekolah yang memiliki sarana dan prasarana yang lengkap sehingga  sangat menunjang proses pendidikan  di sekolah. Baik guru maupun siswa, merasa terbantu dengan adanya fasilitas tersebut.
Namun sayangnya, kondisi tersebut tidak berlangsung lama. Tingkat kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana tidak dapat dipertahankan secara terus menerus. Sementara itu, bantuan sarana dan prasarana pun tidak setiap saat datang. Oleh karena itu, dibutuhkan upaya pengelolaan sarana dan prasarana secara baik agar kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana pendidikan dapat dipertahankan dalam waktu yang relatif lebih lama.

B.  Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat ditarik beberapa masalah, yaitu:
1.    Bagaimanakah pengertian manajemen sarana dan prasarana pendidikan?
2.    Bagaimanakah klasifikasi sarana dan prasarana pendidikan?
3.    Bagaimanakah siklus atau proses pada manajemen sarana dan prasarana?
4.    Bagaimanakah prinsip-prinsip manajemen sarana dan prasarana pendidikan?

C.  Tujuan
Tujuan dari pembahasan makalah ini yaitu:
1.    Mengetahui dan memahami  pengertian manajemen sarana dan prasarana pendidikan.
2.    Mengetahui dan memahami  klasifikasi sarana dan prasarana pendidikan.
3.    Mengetahui dan memahami siklus atau proses pada manajemen sarana dan prasarana.
4.    Mengetahui prinsip-prinsip manajemen sarana dan prasarana pendidikan.







BAB II
PEMBAHASAN

A.  Pengertian Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan.
Manajemen berasal dari kata to manage yang artinya mengatur. G.R Terry menyatakan bahwa manajemen adalah suatu proses yang khas yang terdiri dari tindkan perencanaan, pengarahan, dan pengendalian, yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran  yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya.[1] Jika diaplikasikan pada manajemen penyelenggara pendidikan sekolah, pengertian manajemen adalah sebagai usaha pemimpin sekolah untuk memperoleh hasil dalam mencapai tujuan program sekolah melalui usaha orang lain, dengan proses dan prosedur, perangsangan, pengorganisasian, pengarahan dan pembinaan pada pelaksanaan dengan memanfaatkan meterial dan fasilitas. (Rukmana dan Yati, 2001:37)
 Depdiknas telah membedakan antara sarana pendidikan dan prasarana pendidikan. Sarana pendidikan adalah semua perangkat peralatan, bahan, dan perabot yang secara langsung digunakan dalam proses pendidikan di sekolah. Berkaitan dengan ini, prasarana adalah semua perangkat kelengkapan dasar yang secara tidak langsung menunjang pelaksanaan proses pendidikan di sekolah. Penekanan pada pengertian tersebut ialah pada sifatnya, sarana bersifat langsung, dan prasarana bersifat tidak langsung dalam menunjang pendidikan.
Dengan begitu manajemen sarana dan prasarana dapat diartikan sebagai segenap proses pengadaan dan pendayagunaan komponen-komponen yang secara langsung maupun tidak langsung  menunjang proses pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. Proses tersebut meliputi perencanaan, pengadaan, pengaturan, penggunaan, dan penghapusan. Dimana kelimanya membentuk siklus manajemen sarana dan prasarana pendidikan.

B.  Klasifikasi Sarana dan Prasarana Pendidikan.
Sarana pendidikan dapat diklasifikasikan menjadi tiga macam, yaitu berdasarkan habis tidaknya, berdasarkan bergerak tidaknya, dan berdasarkan hubungan dengan proses pembelajaran. Dilihat dari habis tidaknya dipakai, ada dua macam yaitu sarana yang habis dipakai dan sarana yang tahan lama. Sedangkan dari bergerak tidaknya terdapat sarana bergerak dan sarana tidak bergerak. Sementara dari sisi hubungan sarana tersebut terhadap proses pembelajaran ada tiga macam, yaitu alat pelajaran, alat peraga, dan media pembelajaran. Secara sederhana dapat dilihat pada bagan berikut.
Sarana Pendidikan
Bergerak Tidaknya
Hubungan dalam Proses Pembelajaran
 


Habis Tidaknya
       
Habis Pakai
Tahan Lama
Alat Pelajaran
Media Pembelajaran
Alat Peraga
Bergerak
Tak Bergerak
 


                            

Sarana pendidikan yang habis dipakai merupakan bahan atau alat yang apabila digunakan dapat habis dalam waktu yang relatif singkat. Seperti kapur tulis, tinta printer, ataupun kertas. Sementara sarana yang tahan lama meski terus dipakai seperti meja, kursi, dan komputer.
Sarana pendidikan yang termasuk bergerak adalah sarana yang dapat digerakkan atau dipindah tempatkan sesuai dengan kebutuhan pemakainya. Contohnya meja, kursi, lemari arsip, dan alat-alat praktik. Sedangkan sarana tidak bergerak merupakan sarana yang tidak dapat dipindahkan atau sangat sulit dipindahkan seperti aliran listrik, atau aliran air dari PDAM.
Dalam kaitannya dengan proses pembelajaran, sarana pendidikan dibedakan menjadi tiga, yaitu alat pelajaran, alat peraga, dan media pembelajaran. Alat pelajaran adalah alat yang secara langsung digunakan dalam proses pembelajaran, seperti buku dan alat tulis. Alat peraga merupakan alat penunjang guna memberikan pemahaman yang nyata kepada peserta didik. Sehingga materi pembelajaran dapat dipahami secara konkret. Contoh alat peraga seperti alat peraga berupa organ tubuh manusia, hewan, maupun tumbuhan. Sementara media pembelajaran  adalah sarana pendidikan yang berfungsi sebagai perantara dalam proses pembelajaran sehingga meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam mencapai tujuan pembelajaran. Media pembelajaran dapat berupa tiga jenis, yaitu visual, audio, dan audio visual.
Prasarana pendidikan di sekolah dapat diklasifikasikan menjadi dua macam, yaitu prasarana langsung dan tidak langsung.




Prasarana Pendidikan
 

Prasarana Langsung
Prasarana Tak Langsung
 





Prasarana langsung adalah prasarana yang secara langsung digunakan dalam proses pembelajaran seperti ruang kelas dan laboratorium. Sedangkan prasarana tak langsung adalah prasarana yang tidak digunakan dalam proses pembelajaran tapi sangat menunjang proses pembelajarn contohnya adalah ruang kantor, ruang kepala sekolaah, UKS, dan tempat parkir.

C.  Siklus Manajemen Sarana dan Prasarana
Siklus Manajemen Sarana dan Prasarana
Dari bagan diatas dapat kita lihat bahwa proses manajemen sarana dan prasarana diawali dengan perencanaan. Proses ini dilakukan untuk mengetahui sarana dan prasarana apa saja yang dibutuhkan oleh sekolah. Proses berikutnya adalah pengadaan, yakni serangkaian kegiatan menyediakan berbagai jenis sarana dan prasarana sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya. Kemudian proses pengaturan, dimana didalamnya terdapat proses inventarisasi, penyimpanan, dan pemeliharaan. Dilanjutkan dengan proses penggunaan, yaitu pemanfaatan sarana dan prasarana pendidikan untuk  mendudkung proses pendidikan. Dalam proses ini harus diperhatikan prinsip efektifitas dan efisiensinya. Dan terakhir adalah penghapusan, yaitu menghilangkn sarana dan prasarana yang telah habis masa pakainya dari daftar inventaris. Secara rinci, proses manajemen sarana dan prasarana adalah sebagai berikut.

1.    Perencanaan Sarana dan Prasarana Pendidikan.
Perencanaan adalah kerangka dari suatu yang akan dilakukan pada masa depan.  Perencanaan sarana dan prasarana pendidikan merupakan proses perancangan upaya pembelian, penyewaan, peminjaman, penukaran, daur ulang, rekondisi/rehabilitasi, distribusi atau pembuatan peralatan dan perlengkapan yang sesuai dengan kebutuhan sekolah. Proses ini hendaknya melibatkan unsur-unsur penting di sekolah guna meningkatkan kematangan rencana yang mana dapat meminimalisir kesalahan dan meningkatkan efektivitas dan efisiensi pengadaan sarana dan prasarana. Dalam kegiatan perencanaan sarana dan prasarana pendidikan , ada beberapa persyaratan yang harus diperhatikan, yakni :
a.    Perencanaan pengadaan harus dipandang sebagai bagian integral dari usaha peningkatan kualitas belajar mengajar.
b.    Perencanaan harus jelas, dengan tolak ukur kejelasannya:
1.    Tujuan dan sasaran yang harus dicapai serta ada penyusunan perkiraan anggaran.
2.    Jenis dan bentuk tindakan/kegiatan yang akan dilaksanakan.
3.    Petugas pelaksana tindakan/kegiatan
4.    Bahan dan peralatan yang dibutuhkan.
5.    Kapan dan dimana kegiatan akan dilaksanakan
6.    Rencana tersebut harus realistis, dalam artian rencana tersebut dapat dilaksanakan.
c.    Berdasarkan atas kesepakatan dan keputusan bersama dengan pihak-pihak yang terkait.
d.   Mengikuti standar jenis, kuantitas, dan kualitas sesuai dengan skala prioitas.
e.    Perencanaan pengadaan harus sesuai dengan anggaran yang disediakan.
f.     Mengiuti prosedur yang berlaku.
g.    Mengikutsertakan unsur orangtua murid.
h.    Fleksibel, atau dapat menyesuaikan dengan keadaan, perubahan situasi, dan kondisi yang tidak disangka-sangka.
i.      Dapat didasarkan pada jangka pendek (1 tahun), jangka menengah (4-5 tahun), dan jangka panjang (10-15 tahun).

Selain harus memenuhi persyaratan diatas, dalam perencanaan pengadaan sarana dan prasarana terdapat dua jenis, yaitu perencanaan pengadaan barang bergerak dan perencanaan barang tidak beregerak.


a.    Perencanaan Pengadaan Barang Bergerak
Barang bergerak dapat berupa berbagai macam perlengkapan dan perabot sekolah. Dalam proses perencanaan pengadaan baran bergerak, hendaknya melewati tahap-tahap berikut:
Langkah pertama adalah  menyusun daftar kebutuhan sekolah dengan cara mengidentifikasi dan menganalisis seluruh kebutuhan, baik kebutuhan untuk masa sekarang maupun masa depan. Langkah kedua yaitu memperkirakan biaya yang dibutuhkan. Langkah ketiga adalah menetapkan skala prioritas berdasarkan dana yang disediakan dan urgensi kebutuhan. Langkah ke empat adalah menyusun rencana pengadaan per triwulan lalu per tahun.

b.    Perencanaan Pengadaan Barang Tidak Bergerak
1.    Tanah
Langkah-langkah perencanaan pengadaan tanah meliputi:
a.    Menganalisis kebutuhan tanah, tanah yang dipilih hendaknya sesuai dengan syarat dan hasil analisis kebutuhan bangunan yang akan didirikan.
b.    Mengadakan survei kondisi tanah.
c.    Mengadakan survei harga tanah.
2.    Bangunan
Sebagai sarana atau tempat yang akan dibangun untuk kegiatan belajar mengajar, gedung sekolah yang akan dibangun selain memperhatikan segi kualitas juga harus memperhatikan kurikulum yang dijalankan di sekolah.
2.    Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan.
Pengadaan merupakan serangkaian kegiatan menyediakan berbagai jenis sarana dan prasarana pendidikan sesuai dengan kebutuhan untuk mencapai tujuan pendidikan. Tujuannya adalah untuk menunjang proses pendidikan agar berjalan efektif dan efisien sesuai dengan tujuan yang diinginkan.
Berdasarkan cara pengadaannya, ada beberapa cara dalam pelaksanaan pengadaan sarana dan prasarana pendidikan, yaitu:

a.    Pembelian
 Pembelian merupakan cara yang umum dilakukan oleh sekolah jika kondisi anggaran sekolah memungkinkan. Hal ini merupakan cara yang sangat mudah, terlebih jika dapat mensiasati agar harga beli ditak terlalu mahal.
b.    Produksi Sendiri
Pengadaan sarana dan prasarana dengan cara ini efektif dilakukan terutama untuk menekan biaya dan meningkatkan kreatifitas siswa. Sarana yang dapat dibuat sendiri biasanya merupakan kebutuhan yang sifatnya ringan seperti alat peraga, hiasan maupun buku sekolah. Selain dapat digunakan untuk kalangan sendiri juga dapat dijual ke sekolah lain.
c.    Penerimaan Hibah
Penerimaan hibah ini dapat berasal dari pemerintah maupun pihak swasta. Misalnya adalah penerimaan hibah tanah.
d.   Penyewaan
Cara ini cocok dilakukan apabila sarana dan prasarana yang dibutuhkan bersifat sementara.
e.    Peminjaman
Seperti halnya penyewaan, jika kebutuhan sarana prasarana bersifat temporer cara ini meupakan salah satu yang cocok, namun perlu dipertimbangkan akan efek buruk seperti  merusak nama baik sekolah jika melakukan cara ini.
f.     Pendaurulangan
Cara ini dilakukan dengan memanfaatkan kembali barang bekas yang sudah tidak terpakai untuk kepentingan sekolah. Jika dimungkinkan cara ini dapat dilakukan, juga untuk meningkatkan efisiensi anggaran
g.    Penukaran
Penukaran dilakukan dengan cara menukarkan barang yang dimiliki sekolah, yang mana barang tersebut sudah tidak dimanfaatkan lagi, dengan barang dari pihak lain. Cara ini dilakukan atas dasar saling membutuhkan sehingga dapat saling menguntungkan kedua belah pihak.
h.    Rekondisi/Rehabilitasi
Rekondisi/rehabilitasi atau perbaikan dapat dilakukan untuk menggantikan bagian dari sarana prasarana yang telah rusak sehingga dapat dimanfaatkan lagi sebagaimana mestinya.

Berdasarkan jenisnya pengadaan sarana dan prasarana dibedakan menjadi lima, yakni:
a.    Tanah
Pengadaan tanah dapat dilakukan dengan cara membeli, menerima hibah, maupun menukar
b.    Bangunan
Pengadaan bangunan dapat dilakukan baik dengan cara mendirikan bangunan, membeli bangunan jadi, menerima hibah dll.
c.    Perabot
Perabot merupakan sarana pengisi ruangan seperti meja, kursi, lemari, papan tulis, dan lain-lain. Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam pengadaan perabot yaitu: segi antropometri, ergonomi, estetika, dan ekonomi
d.   Buku
Untuk mengadakan buku selain dengan membeli dapat pula menerbitkan sendiri maupun menerima hibah.
e.    Alat
Alat yang merupakan sarana dan prasarana sekolah dapat berupa alat kantor maupun alat pendidikan.
3.    Pengaturan Sarana dan Prasarana Pendidikan.
Setelah proses pengadaan dilakukan maka proses manajemen sarana dan prasarana selanjutnya adalah proses pengaturan sarana dan prasarana. Berikut akan diperinci tiga tahapan dalam proses pengaturan ini.
a.    Inventarisasi
Inventarisasi merupakan kegiatan mencatat dan menyusun sarana dan prasarana yang ada secara teratur, tertib, dan lengkap berdasarkan ketentuan yang berlaku. Sarana dan prasarana yang berasal dari pemerintah (milik negara) wajib diadakan inventarisasinya sesuai dengan format-format yang telah ditentukan. Kepala sekolah bertanggungjawab atas kegiatan inventarisasi. Melalui inventarisasi akan dapat diketahui dengan mudah jumlah, jenis barang, kualitas, tahun pembuatan, merk/ukuran, dan harga barang-barang yang ada di sekolah.
Secara umum inventarisasi dilakukan sebagai usaha penyempurnaan pengurusan dan pengawasan yang efektif terhadap sarana dan prasarana yang dimiliki oleh suatu sekolah. Secara khusus tujuan inventarisasi yaitu:
1.    Untuk menjaga dan menciptakan tertib administrasi sarana dan prasarana yang dimiliki oleh sekolah.
2.    Untuk menghemat keuangan sekolah, baik dalam pengadaan maupun pemeliharaan dan penghapusan sarana dan prasarana sekolah.
3.    Sebagai bahan atau pedoman untuk menghitung kekayaan suatu sekolah dalam bentuk materi yang dapat dinilai dengan uang.
4.    Untuk memudahkan pengawasan dan pengendalian sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah.
b.    Penyimpanan
Kegiatan penyimpanan merupakan kegiatan menyimpan sarana dan prasarana agar kualitas dan kuantitasnya terjamin. Kegiatan penyimpanan meliputi menerima barang, menyimpan barang, dan mendistribusikan barang. Dalam hal  ini tentunya diperlukan gudang sebagai lokasi untuk penyimpanan.
c.    Pemeliharaan
Dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan, sarana dan prasarana yang digunakan tentu  akan mengalami penyusutan kualitas dari waktu ke waktu. Sehingga diperlukan adanya pemeliharaan. Pemeliharaan sarana dan prasarana disini merupakan kegiatan untuk melaksanakan pengurusan dan pengaturan agar semuasarana dan prasarana selalu dalam kondisi baik dan terhindar dari kerusakan. Pemeliharaan mencakup usaha terus menerus untuk mengusahakan agar peralatan tetap dala kondisi baik.
Dalam kegiatan pemeliharaan, terdapat beberapa  macam pekerjaan, yaitu perawatan rutin/berkala, pearawatan darurat, dan perawatan preventif. Tujuan pemeliharaan diantaranya:
1.    Mengoptimalkan usia pakai peralatan, dimana semakin optimal usaia pakai akan menekan biaya pengeluaran untuk mengadakan barang baru lagi.
2.    Untuk  menjamin kesiapan opersioanal peralatan untuk memndukung kelancaran pekerjaan sehinga diperoleh hasil yang maksimal.
3.    Untuk menjamin ketersediaan peralatan yang diperlukan melalui pengecekan secara rutin dan teratur.
4.    Untuk menjamin keselamatan orang atau siswa saat menggunakan alat tersebut.
4. Penggunaan Sarana dan Prasarana Pendidikan.
Pengguanaan dapat dikatakan sebagai kegiatan pemanfaatan sarana dan prasarana pendidikan untuk mendukung proses pendidikan guna mencapai tujuan pendidikan. Ada dua prinsip yang harus diterapkan dalam pengguanan sarana  dan prasarana pendidikan yaitu prinsip efektivitas dan efisiensi. Prinsip efektifitas berarti semua pemakaian perlengkapan pendidikan harus ditujukan semata-mata untuk memperlancar tujuan pendidikan. Sementra prinsip efisiensi berarti pemakaian semua perlengkapan pendidikan secara hemat dan hati-hati, sehingga peralatan yang ada tidak mudah habis, rusak, atau hilang. 
5.    Penghapusan Sarana dan Prasarana Pendidikan.
Penghapusan sarana dan prasarana merupakan kegiatan pembebasan sarana dan prasarana dari pertanggungjawaban yang berlaku dengan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan. Secara lebih operasional, penghapusan sarana dan prasarana adalah proses kegiatan yang bertujuan untuk mengeluarkan/menghilangkan sarana dan prasarana dari daftar inventaris karena sarana dan prasarana sudah dianggap tidak berfungsi sebagaimana yang diharapkan terutama untuk kepentingan pelaksanaan pembelajaran sekolah. Penghapusan sarana dan prasarana pada dasarnya bertujuan untuk:
1.    Mencegah atau meminimalisir pemborosan biaya pemeliharaan sarana dan prasarana yang kondisinya semakin buruk, rusak, dan sudah tidak dapat digunakan lagi.
2.    Meringankan beban kerja pelaksanaan inventaris.
3.    Membebaskan ruangan dari penumpukan barang-barang yang tidak dapat dipergunakan lagi.
4.    Membebaskan barang dari tanggung jawab pengurusan kerja.

D.  Prinsip-Prinsip Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan.
Sarana dan prasarana di sekolah harus mencerminkan kurikulum sekolah. Hal ini karena pengadaan sarana dan prasarana sekolah bertujuan untuk menunjang terlaksanakannya kurikulum. Menurut Hunt Pierce dalam Endang H. dan Sukarti N, prinsip dasar dalam manajemen sarana dan prasarana sekolah sebagai berikut.
1.    Lahan bangunan dan perlengkapan perabot sekolah harus menggambarkan  cita dan citra masyarakat seperti halnya yang dinyatakan dalam filsafat dan tujuan pendidikan.
2.    Perencanaan lahan bangunan, dan perlengkapan-perlengkapan perabot sekolah hendaknya merupakan pancaran keinginan bersama dengan pertimbangan suatu tim ahli yang cukup cakap yang ada di masyarakat.
3.    Lahan bangunan dan perlengkapan-perlengkapa perabot sekolah hendaknya disesuaikan dan memadai bagi kepentingan anak didik, demi terbentukya karakter mereka dan dapat melayani serta menjamin mereka di waktu belajar, bekerja, dan beremain sesuai bakat mereka masing-masing.
4.    Lahan bangunan dan perlengkapan-perlengkapan perabot sekolat serta alat-alatnya hendaknya  disesuaikan dengan kepentingan pendidikan yang bersumber dari kepentingan serta kegunaan atau manfaat bagi peserta didik dan guru.
5.    Sebagai penanggung jawab harus membantu program sekolah secara efektif, melatih para petugasa serta memilih alatnya dan cara menggunakannya agar mereka dapat menyesuaikan diri serta melaksanakan tugasnya sesuai dengan fungsi dan profesinya.
6.    Seorang penanggungjawab sekolah harus mempunyai kecakapan untuk mengenal, baik kualitatif maupun kuantitatif serta menggunakan dengan tepat fungsi bangunan dan perlengkapannya.
7.    Sebagai penanggungjawab harus mampu memelihara dan menggunakan bangunan dan tanah sekitarnya sehingga ia dapat membantu terwujudnya kesehatan, keamanan, kebahagiaan, dan keindahan serta kemajuan dari sekolah dan masyarakat.
8.    Sebagai penanggungjawab sekolah bukan hanya mengetahui kekayaan sekolah yang dipercayakan kepadanya, melainkan harus memeprhatikan seluruh keperluaan aat-alat pendidikan yang dibutuhkan oleh  anak didiknya.[2]


















BAB III
PENUTUP
A. AKesimpulan
Manajemen sarana dan prasarana dapat diartikan sebagai segenap proses pengadaan dan pendayagunaan komponen-komponen yang secara langsung maupun tidak langsung  menunjang proses pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.
Sarana pendidikan dilihat dari habis tidaknya dipakai, ada dua macam yaitu sarana yang habis dipakai dan sarana yang tahan lama. Menurut bergerak tidaknya terdapat sarana bergerak dan sarana tidak bergerak. Sementara dari sisi hubungan terhadap proses pembelajaran ada tiga macam, yaitu alat pelajaran, alat peraga, dan media pembelajaran. Prasarana pendidikan di sekolah dapat diklasifikasikan menjadi dua macam, yaitu prasarana langsung dan tidak langsung.
Siklus atau proses manajemen sarana dan prasarana meliputi perencanaan, pengadaan, pengaturan, penggunaan, dan penghapusan.
Prinsip manajemen sarana dan prasarana secara sederhana yaitu sarana dan prasarana harus menggambarkan cita dan citra masyarakat, perencanaannya merupakan pancaran dari keinginan bersama, dan harus memadai juga disesuaikan dengan kebutuhan dan kepentingan pendidikan. Sementara penanggung jawab harus mampu membantu program sekolah secara efektif, baik dalam hal SDM maupun aset yang dimiliki demi mewujudkan pendidikan yang berkualitas bagi anak didiknya.
          B.  Saran 
Kemampuan memanajemen merupakan hal yang sangat diperlukan terutama ketika berada dalam sebuah leembaga, baik lembaga pendidikan maupun kemasyarakatan. Dalam kaitannya dengan manajemen sarana dan prasarana kemampuan ini mutlak diperlukan oleh seorang penanggung jawab sekolah demi mancapai pendidikan yang berkualitas bagi anak didiknya. Semoga kita semua sebagai calon pemangku jabatan penanggung jawab tersebut dapat benar-benar bertanggung jawab, terutama dalam hal manajerial, karena semakin baik cara kita memanajemen suatu lembaga, semakin baik pula lembaga yang kita kelola.







DAFTAR PUSTAKA

Barnawi & Arifin. 2014.  Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan. Jogjakarta: Ar-Ruz Media.


[2] Barnawi dan M. Arifin, Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah, (Jogjakarta: Ar-Ruz Media, 2014) hlm 47-83.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar