Selasa, 11 April 2017

EFISIENSI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH

EFISIENSI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH

MAKALAH

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Berbasis Sekolah

Dosen Pengampu : Rakhil Fajrin, M.Pd.I





Oleh:
Dewi Martalia Kurniasari


PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM DARUSSALAM
NGANJUK JAWA TIMUR
2017

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat-Nya  saya dapat menyelesaikan makalah ini.
            Shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad S.A.W yang diutus sebagai rahmat untuk sekalian alam dan membimbing umat ke jalan yang lurus.
            Ribuan terima kasih kami ucapkan kepada :
1.        Ibu Rakhil Fajrin, M.Pd.I  yang telah memberikan pengarahan atas terselesaikannya makalah ini.
2.        Pihak-pihak yang membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini.
3.        Teman-teman semester IV.
Makalah  ini disusun sebagai pemenuhan tugas mata kuliah Manajemen Berbasis Sekolah. Kami menyadari tentunya makalah ini jauh dari kesempurnaan, oleh karenanya kami senantiasa mengharap adanya kritik dan saran guna perubahan yang lebih baik kedepannya. Kendati demikian, kami berharap makalah  ini bermanfaat bagi para pembaca. Akhir kata, permohonan maaf kami haturkan atas segala kekurangan dalam makalah ini.





Tanjunganom, 18 Maret  2017


  Penulis



DAFTAR  ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i
KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii

BAB 1     PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang ................................................................................ 1
B.  Rumusan Masalah ............................................................................ 1
C.  Tujuan Pembahasan ......................................................................... 1

BAB II    PEMBAHASAN
A.  Konsep Efisiensi dalam Pendidikan................................................. 2
B.  Pelaksanaan Efisiensi Internal dan Eksternal dalam Pendidikan..... 3
C.  Upaya Peningkatan Efisiensi Pendidikan....................................... 10

BAB III   PENUTUP
A.  Kesimpulan .................................................................................... 11
B.  Saran .............................................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 12


 BAB  I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Implementasi MBS di samping dilihat dari segi efektivitas, juga perlu dianalisis dari segi efisiensi. Berbicara tentang efisien, efisien  adalah bagaimana menghasilkan efektifitas dari suatu tujuan dengan proses yang lebih murah. Dalam kaitannya dengan proses pendidikan, akan lebih baik jika memperhitungkan untuk memperoleh hasil yang baik tanpa melupakan proses yang baik pula. Hal-hal tersebut  merupakan kekurangan dalam pendidikan di Indonesia, dimana pendidikan kurang mempertimbangkan proses dan hanya berfokus pada  bagaimana dapat meraih standar hasil yang telah ditentukan.
Proses pendidikan yang efisien adalah apabila pendayagunaan sumber daya seperti waktu, tenaga dan biaya tepat sasaran, dengan lulusan dan produktifitas pendidikan yang optimal. Dari uraian di atas akan dibahas konsep efisiensi pelaksanaan pendidikan yang dikelompokkan menjadi efisiensi internal dan eksternal serta upaya untuk meningkatkan efisiensi dalam pelaksanaan pendidikan yang akan dipaparkan dalam makalah ini.

B.  Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut:
1.    Bagaimana konsep efisiensi dalam pendidikan?
2.    Bagaimana implementasi efisiensi internal dan eksternal pendidikan?
3.    Bagaimana upaya peningkatan efisiensi pendidikan?

C.  Tujuan Pembahasan
Tujuan pembahasan makalah ini yaitu:
1.    Mengetahui konsep efisiensi dalam pendidikan.
2.    Mengetahui implementasi efisiensi internal dan eksternal pendidikan.
3.    Mengetahui upaya peningkatan efisiensi pendidikan.
 BAB  II
PEMBAHASAN

A.  Konsep Efisiensi dalam Pendidikan
Dalam pelaksanaan MBS sebagai salah satu cara meningkatkan mutu pendidikan bagi seluruh lapisan masyarakat dan efisiensi sumber daya alam yang terbatas, sekolah perlu memilah strategi manajemen pendidikan yang diterapkan. Efisiensi merupakan aspek yang sangat penting dalam manajemen sekolah, karena umumnya sekolah dihadapkan pada kelangkaan sumber dana, dan secara langsung berpengaruh pada kegiatan manajemen. Sehingga sejak awal perlu dikaji tentang efisiensi implementasi MBS.
Efisensi menjadi salah satu fokus penelahaan ilmu ekonomi pendidikan. Di bidang ekonomi, kata ekonomis juga sering dipersepsi sebagai efisiensi. Diluar kerangka uang atau material, efisiensi juga dapat digantikan dengan dimensi waktu dan tenaga. Istilah efisiensi berasal dari kata efisien yang berarti hemat, sedikit modal tetapi tujuan tercapai, sedikit pengeluaran biaya, sarana, tenaga, dan waktu tetapi tujuan yang dikehendaki tercapai sesuai tujuan yang telah ditetapkan.[1]  Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, efisiensi diartikan sebagai ketepatan cara (usaha atau kerja) dalam menjalankan sesuatu (dengan tidak membuang waktu, tenaga, dan biaya).[2] Istilah efisiensi pendidikan menggambarkan hubungan antara input (masukan) dan output (keluaran) dari suatu pelaksanaan proses pendidikan.  
Menurut Dharma yang dikutip E. Mulyasa, efisiensi mengacu pada penggunaan sumber daya yang langka oleh organisasi.[3] Efisiensi pendidikan menurut Mc Mahon adalah mengukur rasio efektìvitas dengan biaya, misalnya biaya untuk setiap sks, atau manfaat dengan biaya, misalnya nilai hasil seperti penghasilan dikaitkan dengan biaya investasi pendidikan.[4] Menurut Nanang Fattah efisiensi pendidikan memiliki kaitan antara pendayagunaan sumber-sumber pendidikan yang terbatas sehingga mencapai optimalisasi yang tinggi. Dalam biaya pendidikan, efesiensi ditentukan oleh ketepatan di dalam mendayagunakan anggaran pendidikan dengan memberikan prioritas pada faktor-faktor input pendidikan yang dapat memacu pencapaian prestasi belajar siswa.[5]
Efisiensi penyelenggaraan pendidikan diartikan sebagai penghematan terhadap penggunaan sumber daya yang dimiliki sekolah, yaitu penghematan terhadap penggunaan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan, penghematan pemanfaatan sarana dan prasarana, penghematan biaya, dan penghematan penggunaan waktu dalam melakukan proses pendidikan guna mencapai tujuan pendidikan  yang sudah ditentukan secara efektif.[6]
Dari beberapa uraian di atas, dapat penulis simpulkan bahwa efisiensi dalam pendidikan adalah suatu  kegiatan pelaksanaan pendidikan yang menunjukkan kondisi input atau masukan yang minimal namun dapat menghasilkan output atau keluaran yang maksimal atau sesuai dengan yang telah ditetapkan. Yang mana jika dikaitkan dengan implementasi MBS, maka efisiensi disini menyangkut seluruh unsur manajemen pendidikan yang berperan dalam pelaksanaan MBS.

B.  Implementasi Efisiensi Internal dan Eksternal dalam Pendidikan
1.    Efisiensi Internal
a.    Konsep Efisiensi Internal
Efisiensi internal adalah penghematan yang terjadi di lingkungan internal sekolah pada waktu siswa masih aktif belajar di sekolah dan yang bersangkutan menjadi tanggung jawab pihak sekolah. Efisiensi internal diukur dari banyaknya lulusan yang dihasilkan oleh sekolah selama periode  waktu tertentu dengan menggunakan perbandingan antara siswa yang masuk dengan siswa yang lulus, jika rasio masukan dan keluaran ini diperoleh angka 1, maka hal itu berarti penyelenggaraan  pendidikan dapat dikatakan efisien.[7]
Perhitungan efisiensi pendidikan dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu  yang pertama dilakukan dengan cara membandingkan antara hasil seleksi dalam satu masa pendidikan dengan hasil seleksi di antara beberapa masa pendidikan. Kedua, untuk mengetahui efisiensi internal pendidikan dari proporsi siswa yang bertahan sampai akhir masa pendidikan atau tahun tamatan pendidikan.[8]
Pengukuran efisiensi dapat dilakukan sebagai berikut:[9]
1)   Mengukur rata-rata lama belajar (average study trend)
Untuk menghitung tingkat efisiensi biaya pendidikan dengan mengetahui lama belajar dalam satu putaran yaitu menghitung waktu yang ia gunakan dibandingkan dengan jumlah lulus dan mendapat hasil rata-rata lama belajar. Metode ini digunakan untuk mengetahui berapa lama seorang lulusan menggunakan waktu belajarnya dengan cara menggunakan statistik kohort (kelompok belajar). Cara penghitungannya adalah jumlah waktu yang dihabiskan lulusan dalam suatu kohort dibagi dengan jumlah lulusan dalam kohort tersebut.
2)   Menghitung rasio input dan output
Untuk menghitung rasio input dan output dilakukan dengan menghitung rasio masukan awal dengan tingkat kelulusan pada waktu yang telah ditetapkan, dan akan mendapat nilai rata-rata rasio input.

b.    Analisis Input, Proses, dan Output dalam Efisiensi Internal
Sejalan dengan uraian di atas, efisiensi juga merupakan perbandingan antara output dan input yang dihasilkan. Untuk meningkatkan efisiensi internal pendidikan mengharuskan para manajer pendidikan memfokuskan perhatiannya pada tiga hal:[10]
1)   Faktor input pendidikan
Secara operasional, masukan atau input pendidikan adalah sumber daya yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan pendidikan dan pengajaran dalam rangka mencapai tujuan yang diinginkan. Sumber daya tersebut berkaitan dengan nilai, serta faktor manusia dan ekonomi. Nilai dan pengetahuan menggariskan tujuan dan isi pendidikan, faktor manusia merupakan pelaksana pendidikan, dan faktor ekonomi menyangkut biaya dan fasilitas penyelenggaraan pendidikan. Masukan-masukan diatas adalah peserta didik, guru, ruang kelas, buku teks, peralatan, kurikulum dan sarana pendidikan. Masukan-masukan ini bisa dinyatakan dalam bentuk biaya per peserta didik setiap tahun. Oleh karena itu untuk mengetahui tingkat efisiensi suatu sekolah dapat dihitung dari banyak tahun yang dihabiskan peserta didik dalam siklus tertentu untuk  menyelesaikan studinya. Efisiensi ini akan menurun apabila ada peserta didik yang drop out. Hal ini dapat dipahami karena angka mengulang kelas dan drop out akan mengakibatkan rata-rata waktu yang dibutuhkan oleh setiap peserta didik untuk lulus menjadi semakin lama.[11]
Faktor input tersebut meliputi unsur-unsur sebagai berikut:[12]
a)    Unsur SDM berupa jumlah dan mutu guru, pelatih, instruktur dan semua orang yang berfungsi sebagai fasilitator pendidikan.
b)   Unsur mutu dan peran serta stake holders pendidikan yaitu peserta didik, siswa, orang tua, peran serta masyarakat.
c)    Unsur pendanaan atau pembiayaan pendidikan yang memungkinkan semua program pendidikan di lembaga pendidikan atau sekolah dapat berlangsung.
d)   Unsur prasarana dan sarana seperti tanah, bangunan gedung, perpustakaan sekolah, laboratorium, dan pusat sumber belajar.
e)    Unsur teknologi yang diterapkan dan diprogram serta dimiliki oleh lembaga pendidikan seperti: sarana komputer, media pembelajaran, orientasi guru terhadap penerapan teknologi.
f)    Unsur kurikulum atau program pendidikan berikut seluruh agenda dan program pendidikan dan pembelajaran yang diberlakukan di lembaga pendidikan.
g)   Unsur lingkungan lembaga pendidikan baik lingkungan alam seperti gunung, bukit, lembah, pantai, pedalaman, hutan, persawahan, pertambakan, dan sebagainya.
h)   Unsur reputasi dan prestasi lembaga pendidikan yang memicu dan mendorong semangat belajar para siswa dan masyarakat sekitarnya.
i)     Unsur waktu belajar dan pembelajaran yang sesuai dengan rancangan kurikulum dan agenda atau program pembelajaran.
2)   Faktor proses pendidikan
Unsur input di atas sangat menentukan bagi kelangsungan faktor berikutnya yaitu faktor proses pendidikan berupa belajar dan pembelajaran yang meliputi unsur-unsur sebagai berikut:[13]
a)    Unsur model pendekatan dan metode pembelajaran yang diterapkan oleh guru dan lembaga pendidikan yang bersangkutan.
b)   Unsur pendayagunaan waktu tersedia secara efisien dan efektif.
c)    Unsur orientasi dan wawasan belajar dan pembelajaran yang disosialisasikan di kelas dan dalam forum belajar mengajar.
d)   Unsur pendayagunaan kurikulum dan ekstra kurikulum di dalam dan di luar proses belajar mengajar.
e)    Unsur paradigma baru yang diterapkan dalam pendekatan belajar dalam arti belajar yang lebih inovatif, kreatif, adaptif, dan generik.
3)   Faktor output pendidikan
Keluaran atau output adalah segala sesuatu yang dikelola dan dihasilkan di sekolah, yaitu berapa banyak yang dihasilkan dan seberapa baik sekolah dapat mengelolanya. Keluaran tersebut dapat berupa perubahan perilaku baik dalam aspek kognitif, psikomotor, maupun afektif, pada pengelola sekolah, baik peserta didik, kepala sekolah, guru, maupun pegawai. Di samping itu, dapat dilihat dampaknya terhadap masyarakat dan lingkugan.
Perubahan kognitif berbentuk perubahan aspek intelektual, yang terjadi secara berjenjang mulai dari aspek pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. Perubahan psikomotor berupa perubahan keterampilan, tentunya diawali dengan perubahan pengetahuan. Perubahan afektif merupakan hasil belajar yang berupa perubahan sikap seseorang. Sementara dampak terhadap lingkungan bisa positif dan negatif, dampak positif apabila dapat mengangkat harkat dan martabat masyarakat.[14]
Faktor input dan proses akan menentukan faktor output yang juga meliputi unsur-unsur sebagai berikut:[15]
a)    Tepat waktu atau lebih cepat dari waktu program belajar dan pembelajaran yang ditetapkan.
b)   Hasil pendidikan dan lulusan siap kerja melanjutkan pendidikan pada jenjang berikutnya.
c)    Para orang tua dan seluruh stake holders pendidikan merasakan hasilnya sesuai yang diharapkan.
d)   Para lulusan berhasil mendapatkan predikat kelulusan sesuai tuntutan kompetensi yang ditetapkan dalam tujuan program.
e)    Jumlah peserta didik yang tak berhasil sangat minim dibandingkan mereka yang berhasil.
f)    Hasil atau output pendidikan dicapai dengan biaya yang sesuai dengan norma-norma efisiensi.

2.    Efisiensi Eksternal
Efisiensi eksternal atau efisiensi pertukaran bagi para ekonom mengacu pada sejauh mana sekolah mampu memproduksi outcome atau output tersebut yang dikehendaki masyarakat.[16]  Efisiensi eksternal pada umumnya dihubungkan dengan metode cost benefit analysis.  Cost benefit analysis yaitu rasio antara keuntungan  finansial sebagai hasil pendidikan (biasanya diukur  dengan penghasilan) dengan  seluruh biaya yang dikeluarkan untuk pendidikan. Efisiensi eksternal diukur  secara makro yaitu dengan melihat pertumbuhan ekonomi  dan kesejahteraan sosial  sebagai dampak dan hasil pendidikan. Dimana  setiap  individu berpendidikan lebih baik  memperoleh penghasilan atau pendapatan, serta kesehatan yang lebih baik daripada yang tidak.  Analisis efisiensi eksternal berguna untuk menentukan kebijakan dalam pengalokasian biaya atau distribusi anggaran kepada seluruh sub-sub sektor pendidikan. Efisiensi eksternal juga merupakan pengakuan sosial terhadap lulusan atau hasil pendidikan.[17]
Jika pada efisiensi internal setelah input diproses maka akan menghasilkan output, maka pada efisiensi eksternal hasil dari proses lebih mengarah kepada outcome. Outcome akhir (ultimate outcomes) mengacu pada pengukuran utcome  dari pendidikan.



Dalam menganalisis efisiensi eksternal, dalam bidang pendidikan dapat dibedakan dalam dua jenis, yaitu:[18]
a.    Keuntungan perorangan (private rate of return)
Yaitu perbandingan keuntungan pendidikan kepada individu dengan biaya pendidikan dari individu yang bersangkutan.
b.    Keuntungan masyarakat (social rate of return)
Yaitu perbandingan keuntungan pendidikan kepada masyarakat dengan biaya pendidikan masyarakat. Jadi, efisiensi eksternal pendidikan meliputi tingkat balik ekonomi dan investasi pendidikan pada umumnya, alokasi pembiayaan bagi jenis dan jenjang pendidikan.

Outcome pendidikan dapat dibedakan menjadi 3, yaitu: [19]
a.    Keuntungan moneter dari pendidikan meliputi kontribusi pendidikan terhadap Gross National Product yang dapat diukur dan juga dinilai.
b.    Keuntungan-keuntungan non-moneter dari pendidikan meliputi kontribusi terhadap pelayanan masyarakat, budaya, kesehatan yang lebih baik, angka pertumbuhan populasi yang rendah, waktu luang, dan pengaruh terhadap pemantapan pengetahuan para pemilih dan demokrasi politik.
c.    Kontribusi pendidikan terhadap produktivitas buruh, atau pendapatan nasional per orang yang bekerja meliputi lingkup perencanaan tenaga kerja yang dibatasi umumnya oleh ketrampilan tertentu dan sektor industri, tetapi juga meliputi bidang jasa dan pertanian. Kontribusi ini terhadap pertumbuhan ekonomi meliputi pengaruh atas produktivitas buruh, penyebaran dan adaptasi sektor teknologi, mobilitas kerja, serta partisipasi dan produktivitas angkatan kerja wanita.



C.  Upaya Peningkatan Efisiensi Pendidikan
Upaya-upaya dalam meningkatkan efisiensi pendidikan dalam MBS tentunya mencakup seluruh unsur manajemen di sekolah, sehingga pendidikan perlu diarahkan pada hal-hal pokok berikut ini:[20]
1.    Pemerataan kesempatan memasuki sekolah (equality of access). Hal ini dapat dilakukan dengan menyamakan kesempatan calon peserta didik dalam seleksai penerimaan tanpa mengistimewakan maupun mendiskriminasikan.
2.    Pemerataan untuk bertahan di sekolah (equality of survival). Banyak faktor dapat mempengaruhi proses belajar peserta didik, sehingga harus diperhatikan  beberapa hal yang berkaitan dengan alasan untuk berhenti atau tetap bersekolah seperti faktor biaya, sarana dan prasarana, hingga lingkungan.
3.    Pemerataan kesempatan untuk memperoleh keberhasilan dalam belajar (equality of output). Dalam akhir proses belajar akan diketahui apakah pembelajaran tersebut berhasil atau tidak, hal ini dipengaruhi oleh metode pembelajaran, kurikulum, dan lain-lain.
4.    Pemerataan kesempatan menikmati manfaat pendidikan dalam kehidupan masyarakat (equality of outcome). Semakin bermanfaat suatu pedidikan dalam kehidupan masyarakat setelahnya akan meningkatkan jumlah peserta didik dan meningkatkan mutu pendidikan di duatu daerah atau negara.
Konsep peningkatan efisiensi dalam pendidikan akan mempunyai makna jika dalam pelaksanaannya seimbang antara konsep efisiensi secara internal maupun secara eksternal. Sehingga pendidikan yang dilaksanakan tidak hanya menngacu pada output tapi juga outcome.

 BAB  III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
1.    Efisiensi dalam pendidikan adalah suatu  kegiatan pelaksanaan pendidikan yang menunjukkan kondisi input atau masukan yang minimal namun dapat menghasilkan output atau keluaran yang maksimal atau sesuai dengan yang telah ditetapkan. Yang mana jika dikaitkan dengan implementasi MBS, maka efisiensi disini menyangkut seluruh unsur manajemen pendidikan yang berperan dalam pelaksanaan MBS.
2.    Efisiensi internal adalah penghematan yang terjadi di lingkungan internal sekolah pada waktu siswa masih aktif belajar di sekolah. Efisiensi internal diukur dari banyaknya lulusan yang dihasilkan dari perbandingan antara siswa yang masuk dengan siswa yang lulus, atau dengan pengukuran rata-rata lama belajar. Efisiensi eksternal mengacu pada sejauh mana sekolah mampu memproduksi outcome atau output tersebut yang dikehendaki masyarakat yang pada umumnya dihubungkan dengan metode cost benefit analysis. Efisiensi eksternal diukur dengan melihat pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan sosial sebagai dampak dan hasil pendidikan.
3.    Upaya-upaya dalam meningkatkan efisiensi pendidikan meliputi pemerataan kesempatan memasuki sekolah, pemerataan untuk bertahan di sekolah, pemerataan kesempatan untuk memperoleh keberhasilan dalam belajar, pemerataan kesempatan menikmati manfaat pendidikan dalam masyarakat.

B.  Saran
Dalam implementasi MBS tidak hanya membahas soal efektivitas penddidikan namun juga efisiensi, dimana efisiensi juga menjadi salah satu hal yang perlu diperhatikan agar pembelajaran tujuan pembelajaran tercapai, menghasilkan output sesuai rencana, tanpa tejadi pemborosan input. Terlepaas dari itu, penulis senantiasa mengharapkan kritik dan saran untuk hasil yang lebih baik kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA

Armida. “Manajemen Biaya Pendidikan (Kajian Efektfitas dan Efisiensi Pengelolaan Biaya Pendidikan)” dalam Jurnal Nazharat No. 2 Vol. IX (Agustus, 2011)
Dedhy Ahmad K. Tt. Bahan Ajar Administrasi Pendidikan: Pembiayaan Pendidikan. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
E. Mulyasa. 2011. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: Remaja Rosdakarya.
http://kbbi.web.id/efisiensi
Marsus Suti, ”Strategi Peningkatan Mutu di Era Otonomi Pendidikan” dalam Jurnal MEDTEK, No. 2 Vol. 3 (Oktober, 2011)
Matin. 2013.  Perencanaan Pendidikan: Perspektif Proses dan Teknik dalam Penyusunan Rencana Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Nanang Fattah. 2009. Ekonomi & Pembiayaan Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Walter W. Mc Mahon. 2004. An Efficiency-based Management Information System, terj. Nunik Nurjannah. Jakarta: Logos Wacana Ilmu.



 


[1] Matin, Perencanaan Pendidikan: Perspektif Proses dan Teknik dalam Penyusunan Rencana Pendidikan (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013), 85.
[2] http://kbbi.web.id/efisiensi
[3] E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), 89.
[4] Walter W. Mc Mahon, An Efficiency-based Management Information System, terj. Nunik Nurjannah (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2004), 7.
[5] Nanang Fattah, Ekonomi & Pembiayaan Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009), 35.
[6] Matin, Perencanaan Pendidikan: Perspektif Proses dan Teknik dalam Penyusunan Rencana Pendidikan, 85.
[7] Matin, Perencanaan Pendidikan: Perspektif Proses dan Teknik dalam Penyusunan Rencana Pendidikan, 85-86.
[8] Armida, “Manajemen Biaya Pendidikan (Kajian Efektfitas dan Efisiensi Pengelolaan Biaya Pendidikan)” dalam Jurnal Nazharat No. 2 Vol. IX (Agustus, 2011), 134.
[9] Dedhy Ahmad K, Bahan Ajar Administrasi Pendidikan: Pembiayaan Pendidikan (Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia, tt), 14.
[10] Marsus Suti, ”Strategi Peningkatan Mutu di Era Otonomi Pendidikan” dalam Jurnal MEDTEK, No. 2 Vol. 3 (Oktober, 2011)
[11] E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), 90.
[12] Marsus Suti, ”Strategi Peningkatan Mutu di Era Otonomi Pendidikan” dalam Jurnal MEDTEK, No. 2 Vol. 3 (Oktober, 2011)
[13] Marsus Suti, ”Strategi Peningkatan Mutu di Era Otonomi Pendidikan” dalam Jurnal MEDTEK, No. 2 Vol. 3 (Oktober, 2011)
[14] E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), 91.
[15] Marsus Suti, ”Strategi Peningkatan Mutu di Era Otonomi Pendidikan” dalam Jurnal MEDTEK, No. 2 Vol. 3 (Oktober, 2011)
[16] Walter W. Mc Mahon, An Efficiency-based Management Information System, 7.
[17] Armida, “Manajemen Biaya Pendidikan (Kajian Efektfitas dan Efisiensi Pengelolaan Biaya Pendidikan)” dalam Jurnal Nazharat No. 2 Vol. IX (Agustus, 2011), 136.
[18] Ibid., 136.
[19] Walter W. Mc Mahon, An Efficiency-based Management Information System, 4-5.
[20] Dedhy Ahmad K, Bahan Ajar Administrasi Pendidikan: Pembiayaan Pendidikan (Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia, tt), 18.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar