Jumat, 01 September 2017

MANAJEMEN HUTANG PIUTANG

MANAJEMEN HUTANG PIUTANG
Makalah
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Keuangan Pendidikan
Dosen Pengampu :
Niken Ristianah, M.Pd.I


Disusun Oleh:
1.      Binti Qurotul A’yun
2.      Mir’atus Soliha

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM DARUSSALAM
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
KREMPYANG TANJUNGANOM NGANJUK
2017

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT. Yang senantiasa memberikan petunjuk, bimbingan dan inayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Manajemen Hutang Piutang”.
Sholawat serta salam keharibaan Nabi Muhammad SAW yang menganjurkan umatnya untuk mengajar, belajar dan mendengar serta menekankan bahwa menuntut ilmu merupakan kewajiban bagi setiap muslim.
Dengan terselesaikannya makalah ini, kami mengucapkan terimakasih kepada :
1.      Niken Ristianah, M.Pd.I. selaku dosen pengampu.
2.      Orang tua kami yang senantiasa memberi do’a serta dukungan kepada kami.
3.      Pihak-pihak lain yang turut membantu terselesaikannya makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
                                                                                        

                                                                      Nganjuk, 29 Maret 2017

Penyusun



DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................... i
KATA PENGANTAR............................................................................. ii
DAFTAR ISI........................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................... 1
A.  Latar Belakang.......................................................................... 1
B.  Rumusan Masalah..................................................................... 1   
C.  Tujuan Pembahasan................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................ 2
A.      Pengertian Hutang................................................................... 2
B.       Macam-macam Hutang............................................................ 2
C.       Pengertian Piutang................................................................... 5
BAB III PENUTUP................................................................................ 6
A.  Kesimpulan............................................................................... 6
B.  Saran......................................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................. 7









 BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Dalam kegiatan ekonomi, uang mempunyai peranan yang sangat penting. Dengan adanya uang, kegiatan ekonomi masyarakat lebih lancar. Uang digunakan untuk membeli barang atau jasa yang dibutuhkan. Uang juga digunakan untuk menyimpan kekayaan dan membayar utang. Berikut ini akan dijelaskan secara rinci mengenai hutang piutang.

B.     Rumusan Masalah
1.    Bagaimana pengertian hutang?
2.    Apa macam-macam hutang?
3.    Bagaimana pengertian piutang?

C.    Tujuan Pembahasan
1.    Untuk mengetahui pengertian hutang.
2.    Untuk mengetahui macam-macam hutang.
3.    Untuk mengetahui pengertian piutang.









BAB II
PEMBAHASAN

A.  Pengertian Hutang
Hutang adalah kewajiban suatu badan usaha / perusahaan kepada pihak ketiga yang dibayar dengan cara menyerahkan aktiva atau jasa dalam jangka waktu tertentu sebagai akibat dari transaksi di masa lalu.[1] Hutang merupakan pengorbanan manfaat ekonomi masa datang yang mungkin timbul karena kewajiban sekarang.
Menurut Munawir (2004) hutang adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain yang belum terpenuhi, dimana hutang ini merupakan sumber dana atau modal perusahaan yang berasal dari kreditor.[2]
Dari pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa hutang adalah salah satu sumber pendanaan eksternal yang digunakan oleh perusahaan untuk mendanai kegiatan perusahaan. Dalam pengambilan keputusan penggunaan hutang perlu dipertimbangkan biaya tetap yang timbul akibat dari hutang tersebut, yaitu berupa bunga hutang yang menyebabkan semakin meningkatnya laverage keuangan.[3]

B.     Macam-macam Hutang
Hutang dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang.
a.    Hutang jangka pendek
Hutang jangka pendek merupakan hutang yang memiliki waktu 1 tahun dalam pelunasannya. Hutang jangka pendek memiliki dua manfaat, yaitu fleksibilitas dan biaya yang lebih murah. Selain itu juga ada beberapa jenis hutang jangka pendek, yaitu:[4]
1.    Hutang dagang, hutang yang timbul akibat terjadi pembelian barang dagangan.
2.    Hutang wesel, janji tertulis untuk membayar sejumlah uang tertentu pada suatu tanggal tertentu dimasa depan dan dapat berasal dari pembelian, pembiayaan, atau transaksi lainnya.
3.    Penghasilan dibayar dimuka, biaya-biaya yang sudah terjadi tetapi belum dilakukan pembayarannya.
4.    Hutang jangka panjang yang segera jatuh tempo, sebagian hutang jangka panjang yang sudah menjadi hutang jangka pendek, karena segera jatuh tempo pembayarannya.
5.    Biaya yang masih harus dibayar, penerimaan uang untuk penjualan barang atau jasa yang belum terealisasi.
Dapat disimpulkan bahwa hutang jangka pendek meliputi: hutang dagang, hutang wesel, penghasilan dibayar dimuka, hutang jangka panjang yang segera jatuh tempo, dan biaya yang masih harus dibayar.
b.    Hutang jangka panjang
Hutang jangka panjang merupakan hutang yang memiliki waktu pembayaran lebih dari satu tahun sejak tanggal neraca dan sumber-sumber untuk melunasi hutang jangka panjang yang bukan bersumber dari aktiva lancar. Hutang jangka panjang meliputi:[5]    
1.    Hutang Obligasi
Obligasi merupakan instrumen keuangan yang dikeluarkan oleh perusahaan dan dijual ke investor. Perusahaan mengeluarkan surat berharga yang menjanjikan pembayaran pada periode tertentu dan surat tersebut memuat beberapa perjanjian yang spesifik.
2.    Saham
Saham merupakan bukti kepemilikan suatu perusahaan. Pemegang saham memperoleh pendapatan dari dividen dan capital gain.
3.    Hipotek
Hipotek merupakan instrumen utang dengan pemberian hak tanggungan atas properti dan pinjaman kepada pemberi pinjaman sebagai jaminan terhadap kewajibannya.
4.    Hutang dari lembaga keuangan
Hutang bisa langsung diperoleh melalui bank atau lembaga nonbank. Pinjaman dari lembaga keuangan memiliki karakteristik adanya amortisasi dan jaminan. Pinjaman langsung dibayar dengan cara amortisasi, yaitu secara bertahap sehingga akan mengurangi beban pembayaran yang besar jika dilakukan pelunasan sekaligus.
5.    Saham prefen
Saham prefen merupakan bentuk saham tetapi memiliki karakteristik obligasi, saham preferen memperoleh deviden yang besarnya tetap. Biasanya sejumlah presentase tertentu dari nominal saham preferen untuk setiap periode.
6.    Modal ventura
Modal ventura merupakan bentuk penyertaan modal dari perusahaan pembiayaan kepada perusahaan yang membutuhkan dana untuk jangka waktu tertentu.
Jadi, dalam hutang jangka panjang meliputi: hutang obligasi, saham, hipotek, hutang dari lembaga keuangan, saham prefen dan model ventura.
Di dalam hutang ada sebuah kebijakan. Kebijakan hutang merupakan kebijakan pendanaan perusahaan yang bersumber dari eksternal. Kebijakan hutang menggambarkan hutang jangka panjang yang dimiliki oleh perusahaan untuk membiayai operasional perusahaan. Penentuan kebijakan hutang berkaitan dengan struktur modal karena hutang merupakan salah satu komposisi dalam srruktur modal.
Kebijakan hutang sering diukur dengan menggunakan Debt Equity Ratio (DER), yaitu perbandingan antara total hutang jangka panjang dengan modal sendiri. Semakin rendah DER maka semakin kecil tingkat hutang yang digunakan perusahaan dan kemampuan untuk membayar hutang semakin tinggi. Begitu juga sebaliknya semakin tinggi DER semakin tinggi hutang yang digunakan dan semakin tinggi risiko yang dimiliki perusahaan. Kebijakan hutang akan memberikan dampak pendisiplinan bagi manajer untuk mengoptimalkan penggunan dana yang tersedia. Kebijakan hutang berfungsi sebagai monitoring atau pengontrolan terhadap tindakan manajer yang dilakukan dalam pengelolaan perusahaan.[6]

C.  Pengertian Piutang
Beberapa ahli mendefinisikan konsep piutang, sebagai berikut:[7]
1.    Piutang merupakan harta perusahaan yang timbul karena terjadinya transaksi penjualan secara kredit atas barang dan jasa yang dihasilkan perusahaan.
2.    Piutang adalah hak untuk menagih sejumlah uang yang timbul karena adanya suatu transaksi.
3.    Piutang dagang adalah tagihan kepada pihak lain (kepada kreditor / langganan)
4.    Piutang adalah aktiva atau kekayaan perusahaan yang timbul sebagai akibat dari dilaksanakannya kebijakan penjualan kredit.
5.    Piutang adalah semua tuntutan atau tagihan kepada pihak lain dalam bentuk uang yang timbul dari adanya penjualan secara kredit.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa piutang adalah aktiva lancar yang diharapkan dapat dikonversi menjadi kas dalam waktu satu tahun dalam satu periode akuntasi, yang timbul dari hasil usaha pokok perusahaan dan adanya usaha di luar kegiatan pokok perusahaan.
Zaki Badriwa mengklasifikasikan piutang menjadi:
1.      Piutang usaha
Piutang usaha adalah piutang yang timbul akibat transaksi penjualan secara kredit dalam rangka kegiatan usaha perusahaan.
2.      Piutang non dagang
Piutang non dagang atau piutang lain-lain adalah piutang yang timbul bukan dari transaksi penjualan barang dagangan, jasa dan diluar kegiatan usaha perusahaan. Misalnya, piutang yang timbul dari adanya penjualan secara kredit atas aktiva perusahaan yang sudah tidak produktif lagi.


BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
1.    Hutang adalah salah satu sumber pendanaan eksternal yang digunakan oleh perusahaan untuk mendanai kegiatan perusahaan.
2.      Hutang dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu hutang jangka pendek dan hutang jangka panjang. Hutang jangka pendek meliputi: hutang dagang, hutang wesel, penghasilan dibayar dimuka, hutang jangka panjang yang segera jatuh tempo, biaya yang masih harus dibayar. Hutang jangka panjang: hutang obligasi, saham, hipotek, hutang dari lembaga keuangan, saham prefen, modal ventura.
3.      Piutang adalah aktiva lancar yang diharapkan dapat dikonversi menjadi kas dalam waktu satu tahun dalam satu periode akuntasi, yang timbul dari hasil usaha pokok perusahaan dan adanya usaha di luar kegiatan pokok perusahaan.

B.     Saran
Penulis telah berusaha menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-baiknya. Akan tetapi, penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih banyak kekurangan. Maka, penulis sangat mengharapkan saran terutama dari dosen kami dan juga para pembaca untuk membantu demi membangun kesempurnaan makalah ini.











DAFTAR PUSTAKA

Amin Widjaja Tunggal, Dasar-dasar Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Rineka Cipta, 1995.
Setia Mulyawan, Manajemen Keuangan. Bandung: Pustaka Setia, 2015.



[2] Amin Widjaja Tunggal, Dasar-dasar Analisis Laporan Keuangan (Jakarta: Rineka Cipta, 1995), 12.
[4] Amin Widjaja Tunggal, Dasar-dasar Analisis Laporan Keuangan, 12-13
[5] Ibid., 14
[7] Setia Mulyawan, Manajemen Keuangan (Bandung: Pustaka Setia, 2015), 211.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar