Senin, 04 September 2017

Belajar, Mengajar dan Pembelajaran

Belajar, Mengajar dan Pembelajaran
Makalah  
Makalah Ini Disusun Dalam Rangka Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Strategi Pembelajaran PAI

DosenPengampu : Mukani, M.Pd.I.




Oleh :

1.    Apriliana
2.    Nailatun nihayatan ni’ami



SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM DARUSSALAM
KREMPYANG TANJUNGANOM NGANJUK
JAWA TIMUR
2017


KATA PENGANTAR

AlhamdulillahiRobbil’alamin, puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat RobbilSamawatiwalArd yang senantiasa mencurahkan lipatan kasih sayang dalam debaran nadihinggayaumusSa’ah.
Sholatullahma’aSalamuhu semoga senantiasa mengalir keharibaan Habibullahnabimuhammad SAW. Dan menetes pula pada umatnya yang mengharapkan beliau sebagai SidjulQolbi fi DunyailaYaumilQiyamah.
Selanjutnya karyatulis sederhana ini mengharap agar karya sederhana ini dapat bermanfaat khususnya untuk dirisendiri dan umumnya untuk orang lain. Dengan terselesaikannya tugas makalah yang berjudul Belajar, Mengajar dan Pembelajaran yang merupakan tugas semester III dari matakuliah Filsafat Pendidikan

Dengan terselesainya makalah ini kami berterimakasih kepada :
1.     Bpk.H. M. BurhanuddinUbaidillah, Lc. M. Ag. Selaku ketua STAIDA
2.     Bpk. Mukani, M.Pd.I.  selaku dosen pengampu
3.     Semua pihak yang ikut andil dalam penyusunan karya ini

Semoga magfiroh Allah SWT senantiasa memeluk mereka dimanapun berada. Amin.
Sebagaimana usia biasa tentunya masih banyak kekurangan dan kesalahan pada penyusunan karya ini, maka penyusun mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak demi tersempurnakanya karya ini.




Krempyang, 01 Februari  20117







DAFTAR ISI


HALAMAN JUDUL........................................................................................... i
KATA PENGANTAR......................................................................................... ii
DAFTAR ISI....................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1
A. LatarBelakang............................................................................................ 1
B. RumusanMasalah........................................................................................ 1                   
C. TujuanMakalah........................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................... 2
A.     Pengertian Belajar ...................................................................................... 2
1.      Makna Belajar....................................................................................... 2
2.      Jenis-jenis Belajar ............................................................................... 3
3.      Prinsip Belajar ……………………………………………………… 4
4.      Faktor-faktor yang mempengaruhi …………………………………. 5
B.      Pengertian Mengajar................................................................................... 5
1.      Pendekatan…………………………………………………………... 5
2.      Model Mengajar ……………………………………………………. 6
3.      Prinsip Mengajar …………………………………………………… 6
C.     Pengertian Pembelajaran……………………………………………….... 7
1.      Makna Pembelajaran………………………………………………… 7
2.      Jenis-jenis Pembelajaran ……………………………………………. 8
BAB III PENUTUP............................................................................................ 9
A. Kesimpulan................................................................................................. 9
B. Saran........................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 10



 BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Pendidikan bagi sebagian besar orang, berarti berusaha membimbing anak untuk menyerupai orang dewasa. Atau dapat dimaknai sebagai proses mengubah tingkah laku anak didik agar menjadi manusia dewasa yang mampu hidup mandiri dan sebagai anggota masyarakat dalam lingkungan alam sekitar, dimana individu itu berada. Pendidikan tidak hanya mencakup pengembangan intelektual saja,akan tetapi lebih ditekankan kepada proses pembinaan kepribadian anak didik secara menyeluruh sehingga anak menjadi lebih dewasa. Dari uraian tersebut dapat diketahui bahwa pentingnya melakukan belajar, mengajar dan pembelajaran.


B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan Belajar?
2.      Apa yang dimaksud dengan Mengajar?
3.      Apa yang dimaksud dengan Pembelajaran?


C.     Tujuan Masalah
1.      Mengetahui apa yang di maksud dengan Belajar.
2.      Mengetahui apa yang di maksud dengan Mengajar.
3.      Mengetahui apa yang di maksud dengan Pembelajaran.












BAB II
PEMBAHASAN
   Pendidikan adalah segala pengalaman belajar, mengajar dan pembelajaran yang ada serta berlangsung dalam lingkungan setiap individu.
A.    Pengertian Belajar
Pendidikan adalah segala situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan individu sebagai pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. Dalam arti sempit pendidikan adalah pengajaran yang di selenggarakan umumnya di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal.
Belajar merupakan aktivitas manusia yang sangat vital dan secara terus menerus akan dilakukan selama manusia tersebut masih hidup. Manusia tidak akan mampu hidup sebagai manusia jika ia tidak di didik atau diajar oleh manusia lainya. Bayi yang baru lahir telah membawa beberapa naluri atau insting dan potensi-potensi yang diperlukan untuk kelangsungan hidupnya. Akan tetapi, naluri dan potensi-potensi tersebut tidak akan berkembang baik tanpa pengaruh dari luar, yaitu campur tangan manusia lain.[1]
1.      Makna Belajar
Belajar merupakan komponen ilmu pendidikan yang berkenaan dengan tujuan dan bahan acuan interaksi baik yang bersifat explisit maupun implicit (tersembunyi). Teori-teori yang dikembangkan dalam komponen ini meliputi toeri tentang tujuan pendidikan, organisasi kurikulum, isi kurikulum, dan modul-modul pengembangan kurikulum. Kegiatan atau tingkah laku belajar terdiri dari kegiatan psikis dan fisis yang saling bekerjasama secara terpadu dan komprehensif integral. Dalam implementasinya, belajar adalah kegiatan individu memperoleh pengetahuan, prilaku dan katrampilan dengan cara mengolah bahan belajar. Untuk menangkap isi dan pesan belajar maka dalam belajar tersebut individu menggunakan kemampuan pada ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.[2] Berikut ini di jelaskan secara ringkas makna belajar menurut pandangan para ahli pendidikan dan psikologi
a.       Belajar menurut pandangan Skinner
Belajar menurut pandangan B. F. Skinner adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif. Belajar juga dipahami sebagai suatu prilaku, pada saat orang belajar, maka responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya bila ia tidak belajar, maka responya menurun. Jadi belajar adalah suatu perubahan dalam kemungkinan, atau peluang terjadinya respon.[3]

b.      Belajar menurut pandangan Robert M. Gagne
Menurut Robert M. Gagne (1970) belajar merupakan kegiatan yang kompleks, dan hasil belajar berupa kapabilitas, timbulnya kapabilitas disebabkan, stimulasi yang berasal dari lingkungan dan proses kognitif yang dilakukan oleh pelajar. Setelah belajar orang mamiliki ketrampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai. Dengan demikian dapat ditegaskan, belajar adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengolahan informasi, dan menjadi kapabilitas baru. Belejar terjadi bila ada hasilnya yang dapat diperlihatkan, anak-anak demikian juga orang dewas dapat mengingat kembali pengetahuan yang telah pernah dipelajarinya.
c.       Belajar Menurut Pandangan Piaget
Jean piaget seorang psikolog Swiss (1896-1980) mempelajari, berpikir pada anak-anak. Menurutnya ada dua proses yang terjadi dalam perkembangan dan pertumbuhan kognitif anak yaitu proses “assimilation”, dalam proses ini menyesuaikan atau mencocokkan informasi yang baru itu dengan apa yang telah ia ketahui dengan mengubahnya bila perlu. Dan proses “accommodation”, yaitu anak menyusun dan membangun kembali atau mengubah apa yang telah diketahui sebelumnya sehingga informasi yang baru itu dapat disesuaikan dengan lebih baik. 
Jadi dari beberapa pendapat tersebut dapat kita simpulkan bahwa belajar merupakan pengaitan pengetahuan baru pada struktur kognitif yang sudah dimiliki si pembelajar. Hal ini mempunyai arti bahwa dalam proses belajar, siswa akan menghubung-hubungkan pengetahuan atau ilmu yang telah tersimpan dalam memorinya dan kemudian menghubungkan dengan pengetahuan baru. Dari situ munculah proses untuk mengubah performansi yang tidak terbatas pada ketrampilan, tetapi juga meliputi fungsi-fungsi seperti skill, presepsi, emosi, proses berfikir, sehingga dapat menghasilkan perbaikan informasi.
2.      Jenis-Jenis Belajar
Jenis-jenis belajar bisa dikelompokan berdasarkan tujuan dan hasil yang diperoleh dari kegiatan belajar, cara atau proses yang ditempuh dalam belajar, teknik atau metode belajar, dan sebagainya.
a. Jenis Belajar Menurut A. De Block
Jenis belajar menurut fungsi psikis
1)      Belajar Dinamik. Bentuk belajar ini ciri khasnya terletak dalam belajar menghendaki sesuatu secara wajar, sehingga orang tidak menghendaki sembarang hal. Berkehendak adalah suatu aktivitas psikis yang didasari dan dihayati.[4]
2)      Belajar Afektif. Cirri khas belajar ini adalah menghayati dari nilai objek-objek yang dihadapi melalui alam perasaan, baik berupa orang, benda maupun peristiwa. Serta mengungkapkan perasaan dalam bentuk ekspresi yang wajar.
3)      Belajar Kognitif . yaitu orang belajar memperoleh dan menggunakan bentuk-bentuk representasi yang mewakili objek-objek yang dihadapi baik itu orang, benda, maupun peristiwa. Objek ini dipresentasikan dalam diri orang melalui tanggapan, gagasan, atau lambang.
4)      Belajar Sensori motorik. Cirri khas belajar terletak pada belajar menghadapi dan menangani objek-objek secara fisik, termasuk kejasmanian manusia sendiri, baikaktivitas mengamati melalui alat-alat indra (sensorik), maupun bergerak dan menggerakkan (motorik).[5]
Bentuk belajarmenurut materi yang dipelajari.
1)      Belajar Teoritis. Jenis belajar ini bertujuan untuk mendapatkan semua data dan fakta (pengetahuan) dalam suatu kerangka organisasi mental, sehingga dapat dipahami dan digunakanuntuk memecahkan suatu problem.
2)      Belajar Teknis. Belajar ini mengembangkan ketrampilan-ketrampilan dalam menangani dan memegang benda-benda serta menyusun bagian-bagian materi menjadi keseluruhan.
3)      Belajar Sosial. Belajar ini bertujuan mengekang dorongan dan kecenderungan spontan, demi kehidupan bersama dan memberikan kelonggaran kepada orang lain untuk memenuhi kebutuhanya.
4)      Belajar Estetis. Belajar ini bertujuan membentuk kemampuan menciptakandan menghayati keindahan di berbagai bidang keindahan.[6]
Dari semua jenis-jenis belajar di atas sebenarnya masih banyak jenis-jenis belajar lainya yang tidak mungkin kami sebutkan semuanya.
3.      Prinsip Belajar
Prinsip belajar adalah konsep-konsep ataupun asas (kaidah dasar) yang harus diterapkan dalam proses belajar mengajar ini mengandung maksud bahwa pendidik dapat melaksanakan tugasnya dengan baikapabila dapat menerapkan cara mengajar sesuai dengan prinsip-prinsip tersebut. Sebagaimana prinsip berikut:
a.       Dalam belajar setiap siswa harus diusahakan partisipasi aktif, meningkatkan minat dan membimbing untuk mencapai tujuan instruksional.
b.      Belajar harus dapat menimbulkan “reinforcement” dan motifasi yang kuat pada siswa untuk mencapai tujuan instruksional.
c.       Belajar perlu lingkungan yang menantang dimana anak dapat mengembangkan kemampuanya bereksplorasi dan belajar dengan efektif.
d.      Belajar perlu ada interaksi siswa dengan lingkunganya.
e.       Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai dengan tujuan intruksional yang harus di capai.
f.       Belajar memerlukan sarana yang cukup sehingga siswa dapat belajar dengan tenang.
4.      Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar
Belajar adalah suatu proses yang menimbulkan terjadinya perubahan. Menurut Purwanto (2002) berhasil atau tidaknya perubahan tersebut dipengaruhi oleh berbagai macam faktoryang dibedakan menjadi dua golongan sebagai berikut:
a.       Factor kematangan atau pertumbhuhan
b.      Factor kecerdasan atau intelegensi
c.       Factor latihan dan ulangan
d.      Factor motivasi
e.       Factor pribadi
f.       Factor keluarga atau keadaan rumah tangga
g.      Factor guru dan cara mengajarnya
h.      Factor alat-alat yang digunakan dalam belajar mengajar
i.        Factor lingkungan dan keadaan yang tersedia
j.        Factor motivasi social.[7]
B.     Pengertian Mengajar
Mengajar dapat dipahami sebagai praktik menularkan informasi untuk proses pembelajaran. Mengajar merupakan gaya penyampaian dan perhatian terhadap kebutuhan para pembelajar/siswa yang diterapakan diruang kelas atau lingkungan mana pun dimana pembelajaran tersebut terjadi.[8]
Sikun Pribadi, guru besar IKIP Bandung berpendapat bahwa mengajar adalah suatu kegiatan yang menyangkut mengenai pembinaan anak mengenai segi kognitif dan psikomotor semata-mata, yaitu supaya anak lebih banyak pengetahuanya, lebih cakap berfikir kritis, sistematis dan objektif, serta trampil dalam mengerjakan sesuatu, misalnya trampil membaca, menulis, dan ketrampilan lainya.  Sedangkan menurut K.H. Dewantara berpendapat bahwa mengajar itu adalah sebagian dari pendidikan, dengan cara memberikan ilmu pengetahuan serta kecakapan. Menurut Oemar Hamalik (1992:1), mengajar diartikan sebagai usaha pemberian bimbingan kepada siswa untuk belajar. Dengan kata lain mengajar adalah menciptakan lingkungan dan berbagai kemudahan belajar bagi siswa. Sedangkan Nana Sudjana (1989:7) mengatakan bahwa mengajar adalah membimbing kegiatan siswa belajar. Mengajar adalah mengatur dan mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar siswa sehingga dapat mendorong dan menumbuhkan siswa melakukan kegiatan belajar.[9] Berdasarkan beberapa pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa mengajar adalah suatu proses kegiatan yang disengaja dan terencana untuk membimbing dan mengawasi siswa dalam aktivitas belajar untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
1.      Pendekatan dalam Mengajar
Untuk mengatasi berbagai problematika dalam pelaksanaan pembelajaran, tentu diperlukan model-model mengajar yang di pandang mampu mengatasi kesulitan guru melaksanakan tugas mengajar dan juga kesulitan belajar peserta didik. Sebagai berikut:
a.       Pendekatan Inquiry
Pendekatan model ini bertolak belakang dari pandangan bahwa siswa sebagai subjek dan objek dalam belajar, mempunyai kemampuan dasar untuk berkembang secara optimal sesuai kemampuan yang dimilikinya proses mengajar harus dipandang sebagai stimulus yang dapat menantang siswa untuk melakukan kegiatan belajar. Pendekatan ini merupakan pendekatan mengajar yang berusaha meletakkan dasar dan mengembangkan cara berfikir ilmiah, pendekatan ini menempatkan siswa lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan kekreatifan dalam memecahkan masalah. Siswa betul-betul ditempatkan sebagaisubjek yang belajar.
b.      Pendekatan Tingkah Laku
Beberapa istilah yang digunakan dalam pendekatan ini antara lain behavioral modification, behavioral therapy, social learning theory. Pendekatan ini menekankan pada teori tingkah laku, sebagai aplikasi dari teori belajar behaviorisme. Tingkah laku individu pada dasarnya dikontrol oleh stimulus dan respons yang diberikan kepada individu. Dalam pendekatan tingkah laku dimulai dari menyusun tahapan mengajar (strategi) yang digunakan dalam pembelajaran.[10]
2.      Model metode mengajar
Metode pembelajaran memiliki banyak macam-macam dan jenisnya, setiap jenis metode pembelajaran mempunyai kelebihan dan kelemahan masing-masing. Tidak hanya menggunakan satu metode saja, mengkombinasikan penggunaan beberapa metode yang sampai saat ini masih banyak digunakan dalam proses belajar mengajar.
a. Metode Ceramah (Preaching Method)
b. Metode Diskusi
c. Metode Demontrasi ( Demonstration method )
d. Metode Percobaan ( Experimental Method )
e. Metode Karya Wisata
f. Metode Latihan Keterampilan
g. Metode Mengajar Beregu ( Team Teaching Method )
h. metode Tanya Jawab.
3.      Prinsip-prinsip mengajar
Seorang guru sebagai pengajar (Slameto, 1991:40) harus memerhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:
a.       Konteks
Dalam belajar sebagian besar tergantung pada konteks belajar itu sendiri. Ciri-ciri konteks yang baik adalah membuat pelajar menjadi lawan berinteraksi secara dinamis dan kuat sekali, terdiri dari pengalaman yang actual dan konkret. Pengalaman yang konkret dan dinamis merupakan alat untuk menyatakan pengertian yang sifatnya sederhana sehingga dapat ditiru untuk diulanginya.
b.      Fokus
Belajar yang penuh makna dan efektif harus diorganisasikan pada suatu fokus, pengajaran akan berhasil dengan penggunaan vokalisasi. Untuk mencapai proses yang efektif, harus dipilih fokus yang memiliki ciri-ciri yang baik, seperti: memobilisasi tujuan, memberi bentuk uniformitas pada belajar, mengorganisasikan belajar sebagai suatu proses eksplorasi dan penemuan.
c.       Sosialisasi
Kondisi sosial dalam suatu kelas banyak sekali pengaruhnya dalam proses belajar pada kelas tersebut. Sehingga dalam hal ini sosialisasi harus dilakukan. Sosialisasi yang baik akan memiliki ciri-ciri sebagai berikut: adanya fasilitas sosial, perangsang, dan kelompok demokratis.
d.      Sequence
Dalam proses belajar mengajar dipandang sebagai suatu pertumbuhan mental, siswa dapat mengalami kegagalan atau mungkin juga sukses. Ciri-ciri sequence yang baik adalah pertumbuhan bersifat kontinyu, tergantung pada tujuan, tergantung pada munculnya makna, merupakan perubahan dari yang abstrak ke arah konkrit, sebagai gerakan dari kasar dan global ke arah yang membedakan, dan pertumbuhan itu merupakan transformasi.
e.       Evaluasi
Evaluasi dilaksanakan untuk meneliti hasil dan perubahan siswa, untuk mengetahui kesulitan-kesulitan yang melekat pada perubahan tersebut. Kelima prinsip mengajar di atas haruslah diperhatikan oleh guru, agar guru dapat membimbing dan mengarahkan siswa,sehingga dapat menumbuhkan minat belajar siswa. Dan yang terpenting tujuan pengajaran dapat tercapai dengan baik.[11]
C.     Pengertian Pembelajaran
Menurut "Wikipedia" pembelajaran adalah setiap perubahan perilaku yang relatif permanen, terjadi sebagai hasil dari pengalaman. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.
1.      Makna Pembelajaran
Sering dikatakan mengajar adalah mengorganisasikan aktivitas siswa dalam arti yang luas. Peranan guru bukan semata-mata memberikan informasi, melainkan juga mengarahkan dan member fasilitas belajar (directing and facilitating the learning) agar proses belajar lebih memadai. Pembelajaran mengandung arti setiap kegiatan yang dirancang untuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan dan nilai yang baru.
Menurut J.Drost,SJ berpendapat bahwa Proses belajar mengajar atau pembelajaran membantu pelajar mengembangkan potensi intelektual yang ada padanya. Proses pembelajaran yang juga merupakan proses pendidikan dilangsungkan di dalam lembaga yang mengadakan proses pembelajaran itu. Sedangkan D, Sudjana  berpendapat bahwa Pembelajaran adalah upaya pendidik untuk membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar.
Dari pengertian tersebut nampak bahwa pembelajaran merupakan proses yang kompleks , di dalamnya mencakup proses/kegiatan belajar dan kegiatan mengajar. Kegiatan belajar terutma terjadi pada siswa dengan segala aktivitasnya dalam proses pembelajaran, sedangkan kegiatan mengajar diperankan oleh guru atau dosen dalam perannya sebagai fasilitator dan desainer proses pembelajaran.[12]
2.      Jenis-jenis Pembelajaran
Berikut ini adalah jenis-jenis pembelajaran
a.       Pembelajaran interaksi social. Pembelajaran ini menekan kan terbentuknya hubungan antara individu / siswa yang satu dengan siswa yang lainya sehingga dalam konteks yang lebih luas terjadi hubungan social individu, dengan individu lainya. Misalkan seperti diskusi dalam kelas, serta kerja kelompok.
b.      Pembelajaran alam sekitar. Alam sekitar tidak berbeda untuk anak maupun orang dewasa, segala kejadian di alam sekitarnya merupakan sebagian dari kehidupanya sendiri seperti kelahiran, kematian, gotong royong dan lain-lain. Alam sekitar sebagai fundamen pendidikan dan pengajaran memberikan dasar emosional sehingga anak menaruh perhatian yang spontan terhadap alam sekitarnya.
c.       Pembelajaran individual. Sejak lama diketahui adanya perbedaan diantara berbagai individu siswa yang tidak dapat tiada harus diperhatikan. Pembelajaran secara individual tampak pada prilaku atau kegiatan guru dalam mengajar yang menitik beratkan pada pemberian bimbingan belajar kepada masing-masing siswa secara individual, misalnya seperti pemberian tugas sekolah yang dikerjakan secara individu seperti memecahkan soal, melakukan pengamatan atau percobaan.
d.      Pembelajaran klasikal. Pembelajaran klasikal mencerminkan kemampuan utama guru yang kebanyakan menggunakan metode ceramah, karena pembelajaran klasikal ini merupakan kegiatan belajar dan mengajar yang dalam hal ini dituntut kemampuanya menggunakan teknik penguatan dalam pembelajaran agar ketertiban belajar dapat diwujudkan. Kebanyakan belajar secara klasikal cenderung menempatkan siswa dalam posisi pasif, sebagai penerima bahan ajar.[13]





BAB III
PENUTUP


A.    KESIMPULAN
1.      Belajar merupakan pengaitan pengetahuan baru pada struktur kognitif yang sudah dimiliki si pembelajar. Hal ini mempunyai arti bahwa dalam proses belajar, siswa akan menghubung-hubungkan pengetahuan atau ilmu yang telah tersimpan dalam memorinya dan kemudian menghubungkan dengan pengetahuan baru.
2.      Mengajar adalah suatu proses kegiatan yang disengaja dan terencana untuk membimbing dan mengawasi siswa dalam aktivitas belajar untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
3.      Pembelajaran merupakan proses yang kompleks , di dalamnya mencakup proses/kegiatan belajar dan kegiatan mengajar. Kegiatan belajar terutma terjadi pada siswa dengan segala aktivitasnya dalam proses pembelajaran, sedangkan kegiatan mengajar diperankan oleh guru atau doses dalam perannya sebagai fasilitator dan desainer proses pembelajaran
B.     SARAN

Dengan terselesaikannya makalah ini mengajak kita untuk menyelami lebih dalam tentang  Strategi pembelajaran. Kami berharap masyarakat dapat menjadikan ini sebagai acuan untuk meningkatkan pengetahuan dan pendekatan kita dalam menangani serta menciptakan strategi pembelajaran yang efisien. Serta meningkatkan mutu pendidikan dimasa sekarang. Untuk itu kritik dan saran sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.












DAFTAR PUSTAKA


Ø  M.Thobroni.2015.Belajar dan Pembelajaran Teori dan Praktik.Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Ø  Syaiful Sagala.2014.Konsep dan Makna Pembelajaran.Bandung: Alfabeta Cv.
Ø  Yatim Rianto.2009.Paradigma Baru Pembelajaran.Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Ø  M.Thobroni.2015.Belajar dan Pembelajaran Teori dan Praktik.Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Ø  Miftahul Huda.2015.Model-model Pengajaran dan Pembelajaran.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Ø  Ahmad Tahfsir.2013.Metodologi Pengajaran Agama Islam.Bandung: PT Remaja Rosdakarya.




[1] M.Thobroni,Belajar dan Pembelajaran Teori dan Praktik,(Yogyakarta,Ar-Ruzz Media: 2015)15
[2] Syaiful Sagala,Konsep dan Makna Pembelajaran,(Bandung,Alfabeta Cv: 2014)11
[3] Ibid,13
[4] Yatim Rianto,Paradigma Baru Pembelajaran,(Jakarta,Kencana Prenada Media Group: 2009)48
[5] Ibid,49
[6]Ibid,59
[7] M.Thobroni,Belajar dan Pembelajaran Teori dan Praktik,(Yogyakarta,Ar-Ruzz Media: 2015)30
[8] Miftahul Huda,Model-model Pengajaran dan Pembelajaran,(Yogyakarta,Pustaka Pelajar: 2015)6
[9] Ahmad Tahfsir,Metodologi Pengajaran Agama Islam,(Bandung,PT Remaja Rosdakarya: 2013)7
[10]Syaiful Sagala,Konsep dan Makna Pembelajaran,(Bandung,Alfabeta Cv: 2014) 200
[11] Ibid, 56
[12] Syaiful Sagala,Konsep dan Makna Pembelajaran,(Bandung,Alfabeta Cv: 2014)61
[13] ibid, 186