MANAJEMEN HUTANG PIUTANG
Makalah
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Manajemen
Keuangan Pendidikan
Dosen Pengampu
:
Niken
Ristianah, M.Pd.I
Disusun Oleh:
1.
Binti Qurotul A’yun
2.
Mir’atus Soliha
SEKOLAH TINGGI
AGAMA ISLAM DARUSSALAM
JURUSAN
TARBIYAH
PROGRAM STUDI
MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
KREMPYANG
TANJUNGANOM NGANJUK
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur
kehadirat Allah SWT. Yang senantiasa memberikan petunjuk, bimbingan dan
inayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Manajemen Hutang Piutang”.
Sholawat serta
salam keharibaan Nabi Muhammad SAW yang menganjurkan umatnya untuk mengajar,
belajar dan mendengar serta menekankan bahwa menuntut ilmu merupakan kewajiban
bagi setiap muslim.
Dengan
terselesaikannya makalah ini, kami mengucapkan terimakasih kepada :
1.
Niken Ristianah, M.Pd.I. selaku dosen pengampu.
2.
Orang tua kami yang senantiasa memberi do’a serta dukungan kepada
kami.
3.
Pihak-pihak lain yang turut membantu terselesaikannya makalah ini.
Kami menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik
yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Nganjuk, 29
Maret 2017
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................... i
KATA PENGANTAR............................................................................. ii
DAFTAR ISI........................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN...................................................................... 1
A. Latar Belakang.......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah..................................................................... 1
C. Tujuan Pembahasan................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................ 2
A.
Pengertian Hutang................................................................... 2
B.
Macam-macam Hutang............................................................ 2
C.
Pengertian Piutang................................................................... 5
BAB III PENUTUP................................................................................ 6
A. Kesimpulan............................................................................... 6
B. Saran......................................................................................... 6
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................. 7
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam kegiatan
ekonomi, uang mempunyai peranan yang sangat penting. Dengan adanya uang,
kegiatan ekonomi masyarakat lebih lancar.
Uang digunakan untuk membeli barang atau jasa yang dibutuhkan. Uang juga
digunakan untuk menyimpan kekayaan dan membayar utang. Berikut
ini akan dijelaskan secara rinci mengenai hutang piutang.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana pengertian hutang?
2.
Apa macam-macam
hutang?
3.
Bagaimana pengertian piutang?
C.
Tujuan Pembahasan
1.
Untuk mengetahui pengertian hutang.
2.
Untuk mengetahui macam-macam
hutang.
3.
Untuk mengetahui pengertian piutang.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Hutang
Hutang
adalah kewajiban suatu badan usaha / perusahaan kepada pihak ketiga yang
dibayar dengan cara menyerahkan aktiva atau jasa dalam jangka waktu tertentu
sebagai akibat dari transaksi di masa lalu.[1] Hutang merupakan pengorbanan manfaat
ekonomi masa datang yang mungkin timbul karena kewajiban sekarang.
Menurut Munawir (2004) hutang adalah semua kewajiban
keuangan perusahaan kepada pihak lain yang belum terpenuhi, dimana hutang ini
merupakan sumber dana atau modal perusahaan yang berasal dari kreditor.[2]
Dari pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa hutang adalah salah satu sumber pendanaan eksternal yang digunakan oleh
perusahaan untuk mendanai kegiatan perusahaan. Dalam pengambilan keputusan penggunaan hutang perlu
dipertimbangkan biaya tetap yang timbul akibat dari hutang tersebut, yaitu
berupa bunga hutang yang menyebabkan semakin meningkatnya laverage keuangan.[3]
B.
Macam-macam Hutang
Hutang dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu hutang jangka
pendek dan hutang jangka panjang.
a. Hutang jangka pendek
Hutang jangka pendek merupakan hutang yang memiliki waktu 1 tahun
dalam pelunasannya. Hutang jangka pendek memiliki dua manfaat, yaitu
fleksibilitas dan biaya yang lebih murah. Selain itu juga ada beberapa jenis hutang jangka pendek,
yaitu:[4]
1. Hutang dagang, hutang yang timbul akibat
terjadi pembelian barang dagangan.
2. Hutang wesel, janji tertulis untuk membayar
sejumlah uang tertentu pada suatu tanggal tertentu dimasa depan dan dapat
berasal dari pembelian, pembiayaan, atau transaksi lainnya.
3. Penghasilan dibayar dimuka, biaya-biaya yang
sudah terjadi tetapi belum dilakukan pembayarannya.
4. Hutang jangka panjang yang segera jatuh tempo,
sebagian hutang jangka panjang yang sudah menjadi hutang jangka pendek, karena
segera jatuh tempo pembayarannya.
5. Biaya yang masih
harus dibayar, penerimaan uang untuk penjualan barang atau jasa yang belum
terealisasi.
Dapat disimpulkan bahwa hutang jangka pendek meliputi:
hutang dagang, hutang wesel, penghasilan dibayar dimuka, hutang jangka panjang
yang segera jatuh tempo, dan biaya yang masih harus dibayar.
b. Hutang jangka panjang
Hutang jangka panjang merupakan hutang yang
memiliki waktu pembayaran lebih dari satu tahun sejak tanggal neraca dan
sumber-sumber untuk melunasi hutang jangka panjang yang bukan bersumber dari
aktiva lancar. Hutang jangka
panjang meliputi:[5]
1. Hutang Obligasi
Obligasi
merupakan instrumen keuangan yang dikeluarkan oleh perusahaan dan dijual ke
investor. Perusahaan mengeluarkan surat berharga yang menjanjikan pembayaran
pada periode tertentu dan surat tersebut memuat beberapa perjanjian yang
spesifik.
2. Saham
Saham
merupakan bukti kepemilikan suatu perusahaan. Pemegang saham memperoleh
pendapatan dari dividen dan capital gain.
3. Hipotek
Hipotek
merupakan instrumen utang dengan pemberian hak tanggungan atas properti dan
pinjaman kepada pemberi pinjaman sebagai jaminan terhadap kewajibannya.
4. Hutang dari lembaga keuangan
Hutang
bisa langsung diperoleh melalui bank atau lembaga nonbank. Pinjaman dari
lembaga keuangan memiliki karakteristik adanya amortisasi dan jaminan. Pinjaman
langsung dibayar dengan cara amortisasi, yaitu secara bertahap sehingga akan
mengurangi beban pembayaran yang besar jika dilakukan pelunasan sekaligus.
5. Saham prefen
Saham prefen merupakan
bentuk saham tetapi memiliki karakteristik obligasi, saham preferen memperoleh
deviden yang besarnya tetap. Biasanya sejumlah presentase tertentu dari nominal
saham preferen untuk setiap periode.
6. Modal ventura
Modal
ventura merupakan bentuk penyertaan modal dari perusahaan pembiayaan kepada
perusahaan yang membutuhkan dana untuk jangka waktu tertentu.
Jadi, dalam hutang jangka panjang meliputi:
hutang obligasi, saham, hipotek, hutang dari lembaga keuangan, saham prefen dan
model ventura.
Di dalam hutang ada sebuah kebijakan. Kebijakan hutang merupakan kebijakan pendanaan perusahaan yang
bersumber dari eksternal. Kebijakan hutang menggambarkan hutang jangka panjang
yang dimiliki oleh perusahaan untuk membiayai operasional perusahaan. Penentuan
kebijakan hutang berkaitan dengan struktur modal karena hutang merupakan salah
satu komposisi dalam srruktur modal.
Kebijakan hutang sering diukur dengan menggunakan Debt Equity
Ratio (DER), yaitu perbandingan antara total hutang jangka panjang dengan
modal sendiri. Semakin rendah DER maka semakin kecil tingkat hutang yang
digunakan perusahaan dan kemampuan untuk membayar hutang semakin tinggi. Begitu
juga sebaliknya semakin tinggi DER semakin tinggi hutang yang digunakan dan
semakin tinggi risiko yang dimiliki perusahaan. Kebijakan
hutang akan memberikan dampak pendisiplinan bagi manajer untuk mengoptimalkan
penggunan dana yang tersedia. Kebijakan hutang berfungsi sebagai monitoring
atau pengontrolan terhadap tindakan manajer yang dilakukan dalam pengelolaan
perusahaan.[6]
C.
Pengertian Piutang
1.
Piutang merupakan
harta perusahaan yang timbul karena terjadinya transaksi penjualan secara
kredit atas barang dan jasa yang dihasilkan perusahaan.
2.
Piutang adalah
hak untuk menagih sejumlah uang yang timbul karena adanya suatu transaksi.
3.
Piutang dagang adalah tagihan
kepada pihak lain (kepada kreditor / langganan)
4.
Piutang adalah
aktiva atau kekayaan perusahaan yang timbul sebagai akibat dari dilaksanakannya
kebijakan penjualan kredit.
5.
Piutang adalah
semua tuntutan atau tagihan kepada pihak lain dalam bentuk uang yang timbul
dari adanya penjualan secara kredit.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa piutang adalah aktiva
lancar yang diharapkan dapat dikonversi menjadi kas dalam waktu satu tahun
dalam satu periode akuntasi, yang timbul dari hasil usaha pokok perusahaan dan
adanya usaha di luar kegiatan pokok perusahaan.
Zaki Badriwa mengklasifikasikan piutang menjadi:
1.
Piutang usaha
Piutang usaha adalah piutang yang timbul akibat transaksi penjualan secara
kredit dalam rangka kegiatan usaha perusahaan.
2.
Piutang non dagang
Piutang non dagang atau piutang lain-lain adalah piutang yang timbul bukan
dari transaksi penjualan barang dagangan, jasa dan diluar kegiatan usaha
perusahaan. Misalnya, piutang yang timbul dari adanya penjualan secara kredit
atas aktiva perusahaan yang sudah tidak produktif lagi.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.
Hutang adalah salah satu sumber pendanaan eksternal yang digunakan oleh
perusahaan untuk mendanai kegiatan perusahaan.
2. Hutang dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu hutang jangka pendek dan hutang jangka
panjang. Hutang jangka pendek meliputi: hutang dagang,
hutang wesel, penghasilan dibayar dimuka, hutang jangka panjang yang segera
jatuh tempo, biaya yang masih harus dibayar. Hutang jangka panjang: hutang
obligasi, saham, hipotek, hutang dari lembaga keuangan, saham prefen, modal
ventura.
3.
Piutang adalah aktiva
lancar yang diharapkan dapat dikonversi menjadi kas dalam waktu satu tahun
dalam satu periode akuntasi, yang timbul dari hasil usaha pokok perusahaan dan
adanya usaha di luar kegiatan pokok perusahaan.
B. Saran
Penulis
telah berusaha menyelesaikan
makalah ini dengan sebaik-baiknya. Akan tetapi, penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih
banyak kekurangan. Maka, penulis sangat mengharapkan saran terutama dari dosen
kami dan juga para pembaca untuk membantu demi membangun kesempurnaan makalah
ini.
DAFTAR PUSTAKA
Amin Widjaja Tunggal, Dasar-dasar Analisis Laporan
Keuangan. Jakarta: Rineka Cipta, 1995.
http://annisanurulhs.blogspot.co.id/2015/11/akuntansi-hutang-pengertian-hutang.html diakses pada tanggal 27 Maret 2017 pukul
15.15 WIS.
https://www.google.com/search?q=manajemen+keuangan+utang+piutang&ie=utf-8&oe=utf-8 diakses pada tanggal 27 Maret pukul 15.30
WIS.
Setia Mulyawan, Manajemen Keuangan. Bandung: Pustaka
Setia, 2015.
[1]http://annisanurulhs.blogspot.co.id/2015/11/akuntansi-hutang-pengertian-hutang.html diakses pada tanggal 27 Maret 2017 pukul
15.15 WIS.
[3] https://www.google.com/search?q=manajemen+keuangan+utang+piutang&ie=utf-8&oe=utf-8 diakses pada tanggal 27 Maret pukul 15.30 WIS.
[6] https://www.google.com/search?q=manajemen+keuangan+utang+piutang&ie=utf-8&oe=utf-8 diakses pada tanggal 27 Maret pukul 15.30 WIS.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar