Belajar, Mengajar dan Pembelajaran
Makalah
Makalah Ini Disusun Dalam Rangka Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Strategi Pembelajaran PAI
DosenPengampu : Mukani, M.Pd.I.
Oleh :
1.
Apriliana
2.
Nailatun nihayatan ni’ami
SEKOLAH TINGGI
AGAMA ISLAM DARUSSALAM
KREMPYANG
TANJUNGANOM NGANJUK
JAWA TIMUR
2017
KATA PENGANTAR
AlhamdulillahiRobbil’alamin,
puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat
RobbilSamawatiwalArd yang senantiasa mencurahkan
lipatan kasih sayang dalam debaran nadihinggayaumusSa’ah.
Sholatullahma’aSalamuhu
semoga senantiasa mengalir keharibaan Habibullahnabimuhammad SAW. Dan menetes
pula pada umatnya yang mengharapkan beliau sebagai SidjulQolbi fi DunyailaYaumilQiyamah.
Selanjutnya karyatulis
sederhana ini mengharap agar karya sederhana ini dapat bermanfaat khususnya untuk
dirisendiri dan umumnya untuk orang lain. Dengan terselesaikannya tugas makalah
yang berjudul Belajar, Mengajar dan Pembelajaran yang
merupakan tugas semester III dari matakuliah Filsafat Pendidikan
Dengan
terselesainya makalah ini kami berterimakasih kepada :
1. Bpk.H. M. BurhanuddinUbaidillah, Lc. M. Ag.
Selaku ketua STAIDA
2. Bpk. Mukani, M.Pd.I. selaku dosen pengampu
3. Semua pihak yang ikut andil dalam penyusunan karya
ini
Semoga magfiroh Allah
SWT senantiasa memeluk mereka dimanapun berada. Amin.
Sebagaimana usia biasa tentunya masih banyak
kekurangan dan kesalahan pada penyusunan karya ini, maka penyusun mengharap kritik
dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak demi tersempurnakanya karya
ini.
Krempyang, 01 Februari 20117
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................... i
KATA PENGANTAR......................................................................................... ii
DAFTAR ISI....................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1
A. LatarBelakang............................................................................................ 1
B. RumusanMasalah........................................................................................ 1
C. TujuanMakalah........................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................... 2
A. Pengertian Belajar ...................................................................................... 2
1. Makna Belajar....................................................................................... 2
2. Jenis-jenis Belajar
...............................................................................
3
3. Prinsip Belajar ……………………………………………………… 4
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi …………………………………. 5
B. Pengertian Mengajar................................................................................... 5
1. Pendekatan…………………………………………………………... 5
2. Model Mengajar ……………………………………………………. 6
3. Prinsip Mengajar …………………………………………………… 6
C. Pengertian Pembelajaran……………………………………………….... 7
1. Makna Pembelajaran………………………………………………… 7
2. Jenis-jenis Pembelajaran ……………………………………………. 8
BAB III PENUTUP............................................................................................ 9
A. Kesimpulan................................................................................................. 9
B. Saran........................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 10
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Pendidikan bagi sebagian besar orang, berarti berusaha
membimbing anak untuk menyerupai orang dewasa. Atau dapat dimaknai sebagai
proses mengubah tingkah laku anak didik agar menjadi manusia dewasa yang mampu
hidup mandiri dan sebagai anggota masyarakat dalam lingkungan alam sekitar,
dimana individu itu berada. Pendidikan tidak hanya mencakup pengembangan
intelektual saja,akan tetapi lebih ditekankan kepada proses pembinaan
kepribadian anak didik secara menyeluruh sehingga anak menjadi lebih dewasa.
Dari uraian tersebut dapat diketahui bahwa pentingnya melakukan belajar,
mengajar dan pembelajaran.
B. Rumusan
Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan Belajar?
2.
Apa yang dimaksud dengan
Mengajar?
3.
Apa yang dimaksud dengan Pembelajaran?
C. Tujuan
Masalah
1.
Mengetahui apa yang di maksud dengan
Belajar.
2.
Mengetahui apa yang di maksud dengan Mengajar.
3.
Mengetahui apa yang di maksud dengan Pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
Pendidikan adalah segala pengalaman belajar, mengajar dan pembelajaran
yang ada serta berlangsung dalam lingkungan setiap individu.
A. Pengertian
Belajar
Pendidikan adalah segala situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan
individu sebagai pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan
dan sepanjang hidup. Dalam arti sempit pendidikan adalah pengajaran yang di
selenggarakan umumnya di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal.
Belajar merupakan aktivitas manusia yang sangat vital dan secara terus
menerus akan dilakukan selama manusia tersebut masih hidup. Manusia tidak akan
mampu hidup sebagai manusia jika ia tidak di didik atau diajar oleh manusia
lainya. Bayi yang baru lahir telah membawa beberapa naluri atau insting dan
potensi-potensi yang diperlukan untuk kelangsungan hidupnya. Akan tetapi,
naluri dan potensi-potensi tersebut tidak akan berkembang baik tanpa pengaruh
dari luar, yaitu campur tangan manusia lain.[1]
1. Makna Belajar
Belajar merupakan komponen ilmu pendidikan yang berkenaan dengan tujuan
dan bahan acuan interaksi baik yang bersifat explisit maupun implicit
(tersembunyi). Teori-teori yang dikembangkan dalam komponen ini meliputi toeri
tentang tujuan pendidikan, organisasi kurikulum, isi kurikulum, dan modul-modul
pengembangan kurikulum. Kegiatan atau tingkah laku belajar terdiri dari
kegiatan psikis dan fisis yang saling bekerjasama secara terpadu dan
komprehensif integral. Dalam implementasinya, belajar adalah kegiatan individu
memperoleh pengetahuan, prilaku dan katrampilan dengan cara mengolah bahan
belajar. Untuk menangkap isi dan pesan belajar maka dalam belajar tersebut
individu menggunakan kemampuan pada ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.[2]
Berikut ini di jelaskan secara ringkas makna belajar menurut pandangan para
ahli pendidikan dan psikologi
a. Belajar menurut
pandangan Skinner
Belajar menurut pandangan B. F. Skinner adalah suatu proses adaptasi
atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif. Belajar juga
dipahami sebagai suatu prilaku, pada saat orang belajar, maka responnya menjadi
lebih baik. Sebaliknya bila ia tidak belajar, maka responya menurun. Jadi
belajar adalah suatu perubahan dalam kemungkinan, atau peluang terjadinya
respon.[3]
b. Belajar menurut
pandangan Robert M. Gagne
Menurut Robert M. Gagne (1970) belajar merupakan kegiatan yang kompleks,
dan hasil belajar berupa kapabilitas, timbulnya kapabilitas disebabkan,
stimulasi yang berasal dari lingkungan dan proses kognitif yang dilakukan oleh
pelajar. Setelah belajar orang mamiliki ketrampilan, pengetahuan, sikap, dan
nilai. Dengan demikian dapat ditegaskan, belajar adalah seperangkat proses
kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengolahan
informasi, dan menjadi kapabilitas baru. Belejar terjadi bila ada hasilnya yang
dapat diperlihatkan, anak-anak demikian juga orang dewas dapat mengingat
kembali pengetahuan yang telah pernah dipelajarinya.
c. Belajar Menurut
Pandangan Piaget
Jean piaget seorang psikolog Swiss (1896-1980) mempelajari, berpikir
pada anak-anak. Menurutnya ada dua proses yang terjadi dalam perkembangan dan
pertumbuhan kognitif anak yaitu proses “assimilation”,
dalam proses ini menyesuaikan atau mencocokkan informasi yang baru itu dengan
apa yang telah ia ketahui dengan mengubahnya bila perlu. Dan proses “accommodation”, yaitu anak menyusun dan
membangun kembali atau mengubah apa yang telah diketahui sebelumnya sehingga
informasi yang baru itu dapat disesuaikan dengan lebih baik.
Jadi dari beberapa pendapat tersebut dapat kita simpulkan bahwa belajar
merupakan pengaitan pengetahuan baru pada struktur kognitif yang sudah dimiliki
si pembelajar. Hal ini mempunyai arti bahwa dalam proses belajar, siswa akan
menghubung-hubungkan pengetahuan atau ilmu yang telah tersimpan dalam memorinya
dan kemudian menghubungkan dengan pengetahuan baru. Dari situ munculah proses
untuk mengubah performansi yang tidak terbatas pada ketrampilan, tetapi juga
meliputi fungsi-fungsi seperti skill, presepsi, emosi, proses berfikir,
sehingga dapat menghasilkan perbaikan informasi.
2. Jenis-Jenis
Belajar
Jenis-jenis belajar bisa dikelompokan berdasarkan tujuan dan hasil yang
diperoleh dari kegiatan belajar, cara atau proses yang ditempuh dalam belajar,
teknik atau metode belajar, dan sebagainya.
a. Jenis Belajar
Menurut A. De Block
Jenis belajar menurut fungsi psikis
1) Belajar Dinamik.
Bentuk belajar ini ciri khasnya terletak dalam belajar menghendaki sesuatu
secara wajar, sehingga orang tidak menghendaki sembarang hal. Berkehendak
adalah suatu aktivitas psikis yang didasari dan dihayati.[4]
2) Belajar Afektif.
Cirri khas belajar ini adalah menghayati dari nilai objek-objek yang dihadapi
melalui alam perasaan, baik berupa orang, benda maupun peristiwa. Serta mengungkapkan
perasaan dalam bentuk ekspresi yang wajar.
3) Belajar Kognitif
. yaitu orang belajar memperoleh dan menggunakan bentuk-bentuk representasi
yang mewakili objek-objek yang dihadapi baik itu orang, benda, maupun
peristiwa. Objek ini dipresentasikan dalam diri orang melalui tanggapan,
gagasan, atau lambang.
4) Belajar Sensori
motorik. Cirri khas belajar terletak pada belajar menghadapi dan menangani
objek-objek secara fisik, termasuk kejasmanian manusia sendiri, baikaktivitas
mengamati melalui alat-alat indra (sensorik), maupun bergerak dan menggerakkan
(motorik).[5]
Bentuk
belajarmenurut materi yang dipelajari.
1) Belajar
Teoritis. Jenis belajar ini bertujuan untuk mendapatkan semua data dan fakta
(pengetahuan) dalam suatu kerangka organisasi mental, sehingga dapat dipahami
dan digunakanuntuk memecahkan suatu problem.
2) Belajar Teknis.
Belajar ini mengembangkan ketrampilan-ketrampilan dalam menangani dan memegang
benda-benda serta menyusun bagian-bagian materi menjadi keseluruhan.
3) Belajar Sosial.
Belajar ini bertujuan mengekang dorongan dan kecenderungan spontan, demi
kehidupan bersama dan memberikan kelonggaran kepada orang lain untuk memenuhi
kebutuhanya.
4) Belajar Estetis.
Belajar ini bertujuan membentuk kemampuan menciptakandan menghayati keindahan
di berbagai bidang keindahan.[6]
Dari semua jenis-jenis
belajar di atas sebenarnya masih banyak jenis-jenis belajar lainya yang tidak
mungkin kami sebutkan semuanya.
3. Prinsip Belajar
Prinsip belajar adalah konsep-konsep ataupun asas (kaidah dasar) yang
harus diterapkan dalam proses belajar mengajar ini mengandung maksud bahwa
pendidik dapat melaksanakan tugasnya dengan baikapabila dapat menerapkan cara
mengajar sesuai dengan prinsip-prinsip tersebut. Sebagaimana prinsip berikut:
a. Dalam belajar
setiap siswa harus diusahakan partisipasi aktif, meningkatkan minat dan
membimbing untuk mencapai tujuan instruksional.
b. Belajar harus
dapat menimbulkan “reinforcement” dan motifasi yang kuat pada siswa untuk
mencapai tujuan instruksional.
c. Belajar perlu
lingkungan yang menantang dimana anak dapat mengembangkan kemampuanya
bereksplorasi dan belajar dengan efektif.
d. Belajar perlu
ada interaksi siswa dengan lingkunganya.
e. Belajar harus
dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai dengan tujuan intruksional yang
harus di capai.
f. Belajar
memerlukan sarana yang cukup sehingga siswa dapat belajar dengan tenang.
4. Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Belajar
Belajar adalah suatu proses yang menimbulkan terjadinya perubahan.
Menurut Purwanto (2002) berhasil atau tidaknya perubahan tersebut dipengaruhi
oleh berbagai macam faktoryang dibedakan menjadi dua golongan sebagai berikut:
a. Factor
kematangan atau pertumbhuhan
b. Factor
kecerdasan atau intelegensi
c. Factor latihan dan
ulangan
d. Factor motivasi
e. Factor pribadi
f. Factor keluarga
atau keadaan rumah tangga
g. Factor guru dan
cara mengajarnya
h. Factor alat-alat
yang digunakan dalam belajar mengajar
i.
Factor lingkungan dan keadaan yang tersedia
j.
Factor motivasi social.[7]
B. Pengertian Mengajar
Mengajar dapat dipahami sebagai praktik menularkan informasi untuk
proses pembelajaran. Mengajar merupakan gaya penyampaian dan perhatian terhadap
kebutuhan para pembelajar/siswa yang diterapakan diruang kelas atau lingkungan
mana pun dimana pembelajaran tersebut terjadi.[8]
Sikun Pribadi, guru besar IKIP Bandung berpendapat bahwa mengajar adalah
suatu kegiatan yang menyangkut mengenai pembinaan anak mengenai segi kognitif
dan psikomotor semata-mata, yaitu supaya anak lebih banyak pengetahuanya, lebih
cakap berfikir kritis, sistematis dan objektif, serta trampil dalam mengerjakan
sesuatu, misalnya trampil membaca, menulis, dan ketrampilan lainya. Sedangkan menurut K.H. Dewantara berpendapat
bahwa mengajar itu adalah sebagian dari pendidikan, dengan cara memberikan ilmu
pengetahuan serta kecakapan. Menurut
Oemar Hamalik (1992:1), mengajar diartikan sebagai usaha pemberian bimbingan
kepada siswa untuk belajar. Dengan kata lain mengajar adalah menciptakan
lingkungan dan berbagai kemudahan belajar bagi siswa. Sedangkan Nana Sudjana
(1989:7) mengatakan bahwa mengajar adalah membimbing kegiatan siswa belajar.
Mengajar adalah mengatur dan mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar
siswa sehingga dapat mendorong dan menumbuhkan siswa melakukan kegiatan belajar.[9]
Berdasarkan
beberapa pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa mengajar adalah suatu
proses kegiatan yang disengaja dan terencana untuk membimbing dan mengawasi
siswa dalam aktivitas belajar untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya.
1. Pendekatan dalam
Mengajar
Untuk mengatasi berbagai problematika dalam pelaksanaan pembelajaran,
tentu diperlukan model-model mengajar yang di pandang mampu mengatasi kesulitan
guru melaksanakan tugas mengajar dan juga kesulitan belajar peserta didik. Sebagai
berikut:
a. Pendekatan Inquiry
Pendekatan model ini bertolak belakang dari pandangan bahwa siswa
sebagai subjek dan objek dalam belajar, mempunyai kemampuan dasar untuk
berkembang secara optimal sesuai kemampuan yang dimilikinya proses mengajar
harus dipandang sebagai stimulus yang dapat menantang siswa untuk melakukan
kegiatan belajar. Pendekatan ini merupakan pendekatan mengajar yang berusaha
meletakkan dasar dan mengembangkan cara berfikir ilmiah, pendekatan ini
menempatkan siswa lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan kekreatifan dalam
memecahkan masalah. Siswa betul-betul ditempatkan sebagaisubjek yang belajar.
b. Pendekatan
Tingkah Laku
Beberapa istilah yang digunakan dalam pendekatan ini antara lain behavioral modification, behavioral therapy,
social learning theory. Pendekatan ini menekankan pada teori tingkah laku,
sebagai aplikasi dari teori belajar behaviorisme. Tingkah laku individu pada
dasarnya dikontrol oleh stimulus dan respons yang diberikan kepada individu.
Dalam pendekatan tingkah laku dimulai dari menyusun tahapan mengajar (strategi)
yang digunakan dalam pembelajaran.[10]
2. Model metode
mengajar
Metode pembelajaran memiliki banyak macam-macam dan
jenisnya, setiap jenis metode pembelajaran mempunyai kelebihan dan kelemahan
masing-masing. Tidak hanya menggunakan satu metode saja, mengkombinasikan
penggunaan beberapa metode yang sampai saat ini masih banyak digunakan dalam
proses belajar mengajar.
a. Metode
Ceramah (Preaching Method)
b. Metode
Diskusi
c. Metode Demontrasi ( Demonstration
method )
d. Metode Percobaan ( Experimental
Method )
e. Metode
Karya Wisata
f. Metode
Latihan Keterampilan
g. Metode Mengajar Beregu ( Team
Teaching Method )
h. metode Tanya Jawab.
3. Prinsip-prinsip
mengajar
Seorang guru sebagai
pengajar (Slameto, 1991:40) harus memerhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:
a.
Konteks
Dalam belajar sebagian besar tergantung pada konteks
belajar itu sendiri. Ciri-ciri konteks yang baik adalah membuat pelajar menjadi
lawan berinteraksi secara dinamis dan kuat sekali, terdiri dari pengalaman yang
actual dan konkret. Pengalaman yang konkret dan dinamis merupakan alat untuk
menyatakan pengertian yang sifatnya sederhana sehingga dapat ditiru untuk
diulanginya.
b.
Fokus
Belajar yang penuh makna dan efektif harus
diorganisasikan pada suatu fokus, pengajaran akan berhasil dengan penggunaan
vokalisasi. Untuk mencapai proses yang efektif, harus dipilih fokus yang
memiliki ciri-ciri yang baik, seperti: memobilisasi tujuan, memberi bentuk
uniformitas pada belajar, mengorganisasikan belajar sebagai suatu proses
eksplorasi dan penemuan.
c.
Sosialisasi
Kondisi sosial dalam suatu kelas banyak sekali
pengaruhnya dalam proses belajar pada kelas tersebut. Sehingga dalam hal ini
sosialisasi harus dilakukan. Sosialisasi yang baik akan memiliki ciri-ciri
sebagai berikut: adanya fasilitas sosial, perangsang, dan kelompok demokratis.
d.
Sequence
Dalam proses belajar mengajar dipandang sebagai
suatu pertumbuhan mental, siswa dapat mengalami kegagalan atau mungkin juga
sukses. Ciri-ciri sequence yang baik adalah pertumbuhan bersifat kontinyu,
tergantung pada tujuan, tergantung pada munculnya makna, merupakan perubahan
dari yang abstrak ke arah konkrit, sebagai gerakan dari kasar dan global ke
arah yang membedakan, dan pertumbuhan itu merupakan transformasi.
e.
Evaluasi
Evaluasi dilaksanakan untuk meneliti hasil dan
perubahan siswa, untuk mengetahui kesulitan-kesulitan yang melekat pada
perubahan tersebut. Kelima
prinsip mengajar di atas haruslah diperhatikan oleh guru, agar guru dapat
membimbing dan mengarahkan siswa,sehingga dapat menumbuhkan minat belajar
siswa. Dan yang terpenting tujuan pengajaran dapat tercapai dengan baik.[11]
C. Pengertian
Pembelajaran
Menurut "Wikipedia" pembelajaran adalah
setiap perubahan perilaku yang relatif permanen, terjadi sebagai hasil dari pengalaman. Pembelajaran adalah proses
interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar
dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan
tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata
lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat
belajar dengan baik.
1. Makna
Pembelajaran
Sering dikatakan
mengajar adalah mengorganisasikan aktivitas siswa dalam arti yang luas. Peranan
guru bukan semata-mata memberikan informasi, melainkan juga mengarahkan dan
member fasilitas belajar (directing and
facilitating the learning) agar proses belajar lebih memadai. Pembelajaran
mengandung arti setiap kegiatan yang dirancang untuk membantu seseorang
mempelajari suatu kemampuan dan nilai yang baru.
Menurut J.Drost,SJ berpendapat bahwa Proses belajar mengajar
atau pembelajaran membantu pelajar mengembangkan potensi intelektual yang ada
padanya. Proses pembelajaran yang juga merupakan proses pendidikan
dilangsungkan di dalam lembaga yang mengadakan proses pembelajaran itu. Sedangkan D, Sudjana
berpendapat bahwa Pembelajaran adalah upaya pendidik untuk
membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar.
Dari pengertian tersebut nampak bahwa pembelajaran
merupakan proses yang kompleks , di dalamnya mencakup proses/kegiatan belajar
dan kegiatan mengajar. Kegiatan belajar terutma terjadi pada siswa dengan
segala aktivitasnya dalam proses pembelajaran, sedangkan kegiatan mengajar
diperankan oleh guru atau dosen
dalam perannya sebagai fasilitator dan desainer proses pembelajaran.[12]
2. Jenis-jenis
Pembelajaran
Berikut ini adalah jenis-jenis pembelajaran
a. Pembelajaran interaksi
social. Pembelajaran ini menekan kan terbentuknya hubungan antara individu /
siswa yang satu dengan siswa yang lainya sehingga dalam konteks yang lebih luas
terjadi hubungan social individu, dengan individu lainya. Misalkan seperti
diskusi dalam kelas, serta kerja kelompok.
b. Pembelajaran
alam sekitar. Alam sekitar tidak berbeda untuk anak maupun orang dewasa, segala
kejadian di alam sekitarnya merupakan sebagian dari kehidupanya sendiri seperti
kelahiran, kematian, gotong royong dan lain-lain. Alam sekitar sebagai fundamen
pendidikan dan pengajaran memberikan dasar emosional sehingga anak menaruh
perhatian yang spontan terhadap alam sekitarnya.
c. Pembelajaran
individual. Sejak lama diketahui adanya perbedaan diantara berbagai individu
siswa yang tidak dapat tiada harus diperhatikan. Pembelajaran secara individual
tampak pada prilaku atau kegiatan guru dalam mengajar yang menitik beratkan
pada pemberian bimbingan belajar kepada masing-masing siswa secara individual,
misalnya seperti pemberian tugas sekolah yang dikerjakan secara individu
seperti memecahkan soal, melakukan pengamatan atau percobaan.
d. Pembelajaran
klasikal. Pembelajaran klasikal mencerminkan kemampuan utama guru yang
kebanyakan menggunakan metode ceramah, karena pembelajaran klasikal ini
merupakan kegiatan belajar dan mengajar yang dalam hal ini dituntut kemampuanya
menggunakan teknik penguatan dalam pembelajaran agar ketertiban belajar dapat
diwujudkan. Kebanyakan belajar secara klasikal cenderung menempatkan siswa
dalam posisi pasif, sebagai penerima bahan ajar.[13]
BAB
III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
1. Belajar
merupakan pengaitan pengetahuan baru pada struktur kognitif yang sudah dimiliki
si pembelajar. Hal ini mempunyai arti bahwa dalam proses belajar, siswa akan
menghubung-hubungkan pengetahuan atau ilmu yang telah tersimpan dalam memorinya
dan kemudian menghubungkan dengan pengetahuan baru.
2. Mengajar
adalah suatu proses kegiatan yang disengaja dan terencana untuk membimbing dan
mengawasi siswa dalam aktivitas belajar untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan sebelumnya.
3. Pembelajaran
merupakan proses yang kompleks , di dalamnya mencakup proses/kegiatan belajar
dan kegiatan mengajar. Kegiatan belajar terutma terjadi pada siswa dengan
segala aktivitasnya dalam proses pembelajaran, sedangkan kegiatan mengajar
diperankan oleh guru atau doses dalam perannya sebagai fasilitator dan desainer
proses pembelajaran
B. SARAN
Dengan terselesaikannya makalah ini mengajak kita untuk menyelami
lebih dalam tentang Strategi pembelajaran. Kami berharap masyarakat dapat menjadikan ini sebagai acuan untuk
meningkatkan pengetahuan dan pendekatan kita dalam menangani serta menciptakan strategi
pembelajaran yang efisien. Serta meningkatkan mutu pendidikan dimasa sekarang. Untuk itu kritik
dan saran sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR
PUSTAKA
Ø M.Thobroni.2015.Belajar dan Pembelajaran Teori dan Praktik.Yogyakarta:
Ar-Ruzz Media.
Ø Syaiful Sagala.2014.Konsep dan Makna Pembelajaran.Bandung:
Alfabeta Cv.
Ø Yatim Rianto.2009.Paradigma Baru Pembelajaran.Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Ø M.Thobroni.2015.Belajar dan Pembelajaran Teori dan Praktik.Yogyakarta:
Ar-Ruzz Media.
Ø Miftahul Huda.2015.Model-model Pengajaran dan Pembelajaran.Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Ø Ahmad Tahfsir.2013.Metodologi Pengajaran Agama Islam.Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
[1]
M.Thobroni,Belajar dan
Pembelajaran Teori dan Praktik,(Yogyakarta,Ar-Ruzz Media: 2015)15
[3]
Ibid,13
[4]
Yatim Rianto,Paradigma Baru
Pembelajaran,(Jakarta,Kencana Prenada Media Group: 2009)48
[5]
Ibid,49
[6]Ibid,59
[8]
Miftahul Huda,Model-model
Pengajaran dan Pembelajaran,(Yogyakarta,Pustaka Pelajar: 2015)6
[9]
Ahmad Tahfsir,Metodologi
Pengajaran Agama Islam,(Bandung,PT Remaja Rosdakarya: 2013)7
[11]
Ibid, 56
[13]
ibid, 186
Tidak ada komentar:
Posting Komentar