KONSEP, ASAS DAN
DASAR PENDIDIKAN ISLAM MENURUT
AL-QURAN
MAKALAH FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM
Disusun
untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Peserta Didik
Dosen
Pengampu : H. M. Burhanuddin Ubaidillah Lc. MA
Oleh
:
Aqim
Durrotul Aimmah
Dewi
Martalia Kurniasari
PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM DARUSSALAM
2016
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kehadiran kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena atas
limpahan rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan
makalah ini.
Shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada junjungan
kita Nabi Muhammad S.A.W yang diutus sebagai rahmat untuk sekalian alam dan
membimbing umat ke jalan yang lurus.
Ribuan terima kasih kami ucapkan kepada :
1.
Bapak H.M. Burhanuddin Ubaidillah Lc. MA yang telah memberikan pengarahan atas terselesaikannya makalah ini.
2.
Pihak-pihak yang membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini.
3.
Teman-teman semester III.
Makalah ini disusun sebagai pemenuhan tugas mata
kuliah Filsafat Pendidikan Islam. Kami menyadari tentunya makalah ini jauh dari
kesempurnaan, oleh karenanya kami senantiasa mengharap adanya kritik dan saran
guna perubahan yang lebih baik kedepannya. Kendati demikian, kami berharap
makalah ini bermanfaat bagi para
pembaca. Akhir kata, permohonan maaf kami haturkan atas segala kekurangan dalam
makalah ini.
Krempyang, 21 Agustus 2016
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL ................................................................................................................. i
KATA
PENGANTAR .............................................................................................................. ii
DAFTAR
ISI ............................................................................................................................ iii
BAB
1 PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang .............................................................................................. 1
B.
Rumusan
Masalah ......................................................................................... 1
C.
Tujuan Pembahasan ...................................................................................... 1
BAB
II PEMBAHASAN
A.
Konsep
Pendidikan Islam dalam Berbagai Istilah............................................. 2
B.
Prinsip
atau Asas Pendidikan Islam Menurut Al-Quran.................................... 4
C.
Dasar
Pendidikan Islam Menurut Al-Quran..................................................... 7
BAB
III PENUTUP
A.
Kesimpulan
.................................................................................................. 12
B.
Saran ........................................................................................................... 12
DAFTAR
PUSTAKA ............................................................................................................. 13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Qur’an
merupakan sumber pendidikan dan ilmu pengetahuan yang memberi petunjuk kepada
manusia untuk mencapai kebahagiaan. Sementara pendidikan
dalam Islam merupakan sebuah rangkaian proses pemberdayaan manusia menuju kedewasaan,
baik secara akal, mental maupun moral, untuk menjalankan fungsi kemanusiaan
yang diemban sebagai seorang hamba dihadapan Tuhan-nya dan juga sebagai
pemelihara alam semesta. Dengan demikian, fungsi utama pendidikan adalah
mempersiapkan peserta didik dengan kemampuan dan keahlian yang diperlukan agar
memiliki kemampuan dan kesiapan untuk terjun ke tengah lingkungan masyarakat
yang berbekalkan Al-Qur’an dan sunnah.
Pendidikan sendiri dalam Islam memiliki beberapa
istilah yang berbeda, mulai dari konsep tarbiyah, ta’lim, dan ta’dib.
Selain itu, pendidikan harus memiliki dasar dan asas yang menopang dan
menyangganya, sehingga bangunan konsep pendidikan tersebut dapat berdiri kokoh
dan dapat digunakan sebagai acuan dalam praktik pendidikan. Dasar adalah tempat
untuk berdirinya sesuatu. Fungsi dasar adalah memberikan arah kepada tujuan
dicapai sekaligus sebagai landasan berdirinya sesuatu. Setiap negara mempunyai
dasar pendidikan sendiri yang merupakan pencerminan falsafah hidup suatu
bangsa. Berdasarkan kepada dasar itulah pendidikan suatu bangsa disusun.
B. Rumusan Masalah
Dari latar
belakang diatas dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut
1.
Bagaimanakah konsep
pendidikan Islam dalam berbagai istilah?
2.
Apa saja prinsip atau asas
pendidikan Islam menuurut Al-Quran?
3.
Apa saja dasar pendidikan
Islam menurut Al-Quran?
C. Tujuan Pembahasan
Tujuan pembahasan
makalah ini antara lain
1.
Mengetahui dan memahami
konsep pendidikan Islam dalam berbagai istilah.
2.
Mengetahui dan memahami
prinsip atau asas pendidikan Islam menuurut Al-Quran.
3.
Mengetahui dan memahami
dasar pendidikan Islam menurut Al-Quran.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Pendidikan Islam dalam Berbagai Istilah
Istilah
pendidikan dalam berbagai konteks Islam pada umumnya mengacu kepada term tarbiyah,
ta’lim, dan ta’dib. Dari ketiga istilah tersebut, term yang
paling populer digunakan dalam praktek pendidikan Islam adalah term tarbiyah.
Sedangkan term ta’lim dan ta’dib jarang sekali digunakan, padahal
kedua istilah tersebut telah digunakan sejak awal pertumbuhan Islam. Kendati
demikian, dalam hal-hal tertentu, ketiga term tersebut memiliki kesamaan makna.
Namun secara esensial, setiap term memiliki perbedaan sehingga perlu
dikemukakan uraian dan analisis terhadap ketiga term pendidikan Islam tersebut
dengan beberapa argumentai tersendiri dari beberapa pendapat ahli pendidikan
Islam.
1.
Istilah Tarbiyah
Istilah tarbiyah
berasal dari kata rabb. Walaupun kata ini memiliki banyak arti, akan
tetapi pengertian dasarnya menunjukkan makna tumbuh, berkembang, memelihara,
merawat, mengatur, dan memelihara eksistensinya. Dalam penjelasan lain, kata tarbiyah
berasal dari tiga kata, yaitu: 1) rabba-yarbu yang berarti bertambah,
tumbuh, dan berkembang (QS: Ar Ruum/30:39). 2) rabiya-yarba, yang
berarti menjadi besar. 3) rabba-yarubbu, yang berarti memperbaiki,
menguasai urusan, menuntun dan memelihara.
Kata rabb sebagaimana
yang terdapat dalam QS. Al Fatihah/1:2 mempunyai kandungan makna yang
berkonotasi dengan istilah tarbiyah. Sebab kata rabb (Tuhan) dan murabbi
(pendidik) berasal dari akar kata yang sama. Berdasarkan hal ini, maka
Allah adalah Pendidik Yang Maha Agung bagi seluruh alam semesta.
Dari uraian diatas,
secara filosofis mengisyaratkan bahwa proses pendidikan Islam adalah pendidikan
yang bersumber pada pendidikan yang diberikan Allah sebagai “pendidik” seluruh
ciptaan-Nya. Dalam konteks yang luas, pengertian pendidikan Islam yang
dikandung dalam term tarbiyah terdiri atas empat unsur pendekatan, yaitu
: 1) memelihara dan menjaga fitrah anak didik menjelang dewasa. 2)
mengembangkan seluruh potensi menuju kesempurnaan. 3) mengarahkan seluruh
fitrah menuju kesempurnaan. 4) melaksanakan pendidikan secara bertahap.
Penggunaan term tarbiyah
untuk menunjuk makna pendidikan Islam dapat difahami dengan merujuk pada
firman Allah
وَٱخْفِضْ لَهُمَا جَنَاحَ ٱلذُّلِّ مِنَ ٱلرَّحْمَةِ وَقُل
رَّبِّ ٱرْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِى صَغِيرًۭا
Artinya: “Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka
berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah
mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu
kecil".
(QS Al-Isra’:24)
2.
Istilah Ta’lim
Istilah ini telah
digunakan sejak periode awal pelaksanaan pendidikan Islam. Menurut para ahli,
kata ini lebih bersifat universal dibanding dengan tarbiyah maupun ta’dib.
Rasyid Ridha mengartikan ta’lim sebagai proses transmisi berbagai ilmu
pengetahuan pada jiwa individu tanpa batasan dan ketentuan tertentu.
Argumentasi tersebut merujuk pada ayat:
كَمَآ أَرْسَلْنَا فِيكُمْ رَسُولًۭا مِّنكُمْ يَتْلُوا۟
عَلَيْكُمْ ءَايَٰتِنَا وَيُزَكِّيكُمْ وَيُعَلِّمُكُمُ ٱلْكِتَٰبَ وَٱلْحِكْمَةَ
وَيُعَلِّمُكُم مَّا لَمْ تَكُونُوا۟ تَعْلَمُونَ
Artinya: Sebagaimana (Kami telah menyempurnakan nikmat Kami
kepadamu) Kami telah mengutus kepadamu Rasul diantara kamu yang membacakan
ayat-ayat Kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al
Kitab dan Al-Hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui.
(QS Al Baqarah:151)
Kalimat وَيُعَلِّمُكُمُ ٱلْكِتَٰبَ وَٱلْحِكْمَةَ dalam ayat tersebut
menjelaskan tentang aktivitas Rasulullah mengajarkan tilawadt al-Quran kepada
kaum muslimin.
Menurut Abdul Fattah Jalal,
apa yang dilakukan Rasulullah bukan hanya sekedar membuat umat Islam bisa
membaca, melainkan membawa kaum muslimin kepada nilai pendidikan pensucian diri
dari berbagai kotoran, sehingga memungkinkannya menerima hikmah serta
mempelajari segala yang bermanfaat untuk diketahui. Oleh karena itu, makna
tidak hanya terbatas pada pengetahuan yang lahiriyah, tetapi mencakup
pengetahuan teoritis, mengulang secara lisan, pengetahuan dan keterampilan yang
dibutuhkan dalam kehidupan, perintah untuk melaksanakan pengetahuan dan pedoman
untuk berperilaku.
Kecenderungan Abdul Fattah
Jalal sebagaimana dikemukakan diatas, didasarkan paa argumentasi bahwa manusia
pertama yang mendapat pengajaran langsung dari Allah adalah nabi Adam as. hal
ini secara eksplisit disinyalir dalam QS. Al Baqarah ayat 31, pada ayat
tersebut dijelaskan, bahwa penggunaan kata allama untuk memberikan
pengajaran kepada Adam as. memiliki nilai lebih yang sama sekali tidak dimiliki
oleh malaikat.[1]
3.
Istilah Ta’dib
Pendidikan diistilahkan dengan Ta’dib, berasal dari kata
“addaba” yang berarti memberi adab atau mendidik. Kata al-ta’dib diartikan
kepada proses mendidik yang lebih tertuju pada pembinaan dan penyempurnaan
akhlak atau budi pekerti peserta didik. Kata ta’dib tidak dijumpai langsung di
dalam al-Qur’an, tetapi pendidikan dapat dilihat pada praktek yang dilakukan
oleh Rasulullah. Rasul sebagai pendidik agung dalam pandangan Islam, sejalan
dengan Allah megutus beliau kepada manusia yaitu untuk menyempurnakan akhlak.
Allah juga menjelaskan, bahwa sesungguhnya Rasul adalah sebaik-baik contoh
teladan bagi kamu sekalian. Allah berfirman dalam Q.S. Al-Ahzab 21 yang artinya:
“Sesungguhnya
telah ada pada diri Rasulullah itu suri tauladan yang baik bagimu(yaitu) bagi
orang yang mengharap rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan dia banyak
menyebut Allah.”
Selanjutnya Rasulullah SAW meneruskan wewenang dan tanggung
jawab tersebut kepada orang tua selaku pendidik kodrati. Juga dalam ayat lain
Allah berfirman dalam QS.At-Tahriim ayat 6 yang artinya :
“Hai
orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka
yang bahan bakarnya adalah bahan manusia dan batu ; penjaganya malaika-malaikat
yang kasar,keras dan tidak mendurhakai Allah terhadap yang diperintahkan-Nya
kepada mereka dan selalu mengeerjakan apa yang diperintahkan”.
Sebagai proses pendidikan yang memerintahkan kepada anggota
keluarga untuk bertaqwa dan taat menjalankan perintah Allah dan menjauhi
larangan-Nya. Dengan demikian yang berstatus sebagai pendidik adalah orang tua
di dasarkan atas tanggung jawab keagamaan yaitu dalam bentuk kewajiban orang
tua terhadap anak, dan memberikan pendidikan akhlak kepada keluarga termasuk
anak-anak.[2]
B. Prinsip atau Asas Pendidikan Islam Menurut Al-Quran
Prinsip berarti
asas, yakni kebenaran yang menjadi pokok dasar seseorang berpikir, bertindak,
dan sebagainya. Dagobert D. Runes mengartikannya sebagai kebenaran yang
bersifat universal yang menjadi sifat dari sesuatu. Bila dikaitkan dengan
pendidikan, maka prinsip pendidikan dapat diartikan sebagai kebenaran yang
universal sifatnya dan menjadi dasar dalam merumuskan perangkat pendidikan.[3]
Prinsip pendidikan diambil dari dasar pendidikan, baik berupa agama maupun
ideologi negara yang dianut. Adapun dasar pendidikan Islam seperti yang
dikemukakan oleh Ahmad D. Marimba adalah Al-Quran dan Al-Hadits yang merupakan
sumber pokok ajaran Islam. Al-Syaibani memperluas lagi dasar tersebut mencakup
ijtihad, dan pendapat para u;ama’ terdahulu di kalangan umat Islam. Hal ini
berarti semua perangkat pendidikan Islam harus ditegakkan diatas ajaran Islam,
baik filsafat pendidikan, teori, maupun praktek.
Pandangan Islam
yang bersifat filosofi terhadap jagad raya, manusia, masyarakat, pengetahuan
dan akhlak, secara jelas tercermin dalam prinsip-prinsip pendidikan Islam.
Adapun prinsip-prinsip yang dimaksud adalah:
1.
Prinsip pendidikan Islam
Merupakan Implikasi dari Karakteristik Manusia
Ajaran Islam
mengemukakan tiga macam ciri-ciri manusia yang membedakannya dengan makhluk
lain, yaitu:
a.
Fitrah manusia adalah
mempercayai Allah SWT sebagai Tuhan, sehingga manusia mempunyai potensi
aktualisasi sifat-sifat Tuhan ke dalam dirinya yang harus dipertanggungjawabkan
sebagai amanah dalam bentuk ibadah.
b.
Kesatuan roh dan jasad,
dari segi jasad sebagian karakteristik manusia sama dengan binatang, yaitu
sama-sama memiliki dorongan untuk berkembang dan mempertahankan diri serta
memiliki keturunan. Namun dari segi roh, manusia memiliki dua daya, yaitu daya
fikir atau aql dan daya rasa atau qalb. Dengan daya pikir manusia
memperoleh ilmu pengetahuan, memperhatikan dan meneliti alam sekitar. Dengan
daya rasa, manusia berusaha mendekatkan diri kepada Tuhan. Dengan dua daya
tersebut, manusia mempunyai potensi untuk mengaktualisasi sifat-sifat Allah ke
dalam dirinya dan mempunyai kecenderungan untuk mencari Allah, mencintai-Nya,
beribadat kepada-Nya, membedakan kebaikan dan keburukan, serta memanfaatkan
alam untuk kesejahteraan hidup.
c.
Kebebasan berkehendak,
manusia memiliki karakter kebebasan berkemauan untuk memilih dan memutuskan
tingkah lakunya sendiri. Kebebasan ini meliputi berbagai dimensi seperti
kebebasan beragama, berbuat, berpendapat, berpikir, memiliki, berekspresi, dan
sebagainya. Walaupun diberikan kebebasan, namun hal itu tidak mutlak meskipun
ia dapat berbuat semaunya. Kebebasan dalam Islam adalah kebebasan yang
bertanggungjawab dan berketuhanan, tidak menghalangi kebebasan orang lain,
tidak melanggar norma dan aturan yang berlaku, menjunjung tinggi kebersamaan,
keadilan, serta tetap rasional atau logis.
2.
Prinsip Pendidikan Islam
adalah Pendidikan Integral
Pendidikan Islam
tidak mengenal adanya dikotomi atau pemisahan antara sains dan agama. Peserta
didik harus dapat memahami Islam sebagai a total way of life yang dapat
mengatur berbagai aspek kehidupan manusia. Jika pemahaman dikotomi tidak dapat
dihindari, minimal seorang pendidik harus dapat melakukan perubahan orientasi
mengenai konsep ilmu yang secara langsungdikaitkan dengan dalil-dalil
keagamaan, dan sebaliknya ajaran agama dikorelasikan dengan ilmu pengetahuan.
Dengan pendekatan ini akan mengembangkan wawasan anak didik secara integral
dalam agama dan ilmu pengetahuan.
3.
Prinsip Pendidikan Islam
adalah pendidikan yang Seimbang
Pandangan Islam
yang menyeluruh terhadap semua aspek kehidupan mewujudkan adanya keseimbangan
dimana didalamnya terdapat beberapa prinsip yang mendasar pendidikan Islam
yaitu:
a)
Keseimbangan antara
kehidupan duniawi dan ukhrawi
b)
Keseimbangan antara badan
dan roh
c)
Keseimbangan antara
individu dan masyarakat
Implikasinya dalam
pendidikan adalah bahwa dalam membentuk kepribadian yang harmonis sebagai
tujuan akhir pendidikan Isla, maka prinsip keseimbangan harus diperhatikan.
Kepribadian yang harmonis akan tumbuh ketika semua aspeknya bekerja secara
seimbang.
4.
Prinsip Pendidikan Islam
adalah Pendidikan Universal
Menurut Muhammad
Mursy, maksud prinsip pendidikan universal dalam Islam adalah pendidikan Islam
hendaklah meliputi seluruh aspek kepribadian manusia dan melihat manusia dengan
pandangan yang menyeluruh yang terdiri dari aspek jiwa, badan dan akal,
sehingga nantinya pendidikan Islam mampu diarahkan pada pendidikan jasmani,
jiwa dan akal. Sedangkan menurut Zakiah Daradjat, menggunakan istilah manusia
seutuhnya dalam menjelaskan prinsip universal ini. Menurutnya, pendidikan Islam
haruslah menumbuh-suburkan dimensi fisik, akal, agama, akhlak, kejiwaan, rasa
keindahan dan sosial masyarakat secara seimbang, serasi dan terpadu sehingga
membawa kebahagiaan dan kesejahteraan di dunia dan akhirat.
Implikasinya dalam
pendidikan Islam adalah meliputi seluruh dimensi kehidupan manusia dan tidak boleh
hanya memberi penekanan pada salah satu aspek saja dengan meninggalkan aspek
yang lainnya. Dalam pendidikan Islam diperlukan suatu modal (pattern) sistem
yang menyeluruh, baik dalam pelembagaan pendidikan yang berjenjang dan
bervariasi maupun dalam penerapan metode pendidikan. dengan pendekatan ini,
pendidikan Islam akan mampu melahirkan model supra sistem yaitu ”one for all
system”.
5.
Prinsip pendidikan Islam
adalah Dinamis
Pendidikan Islam menganut prinsip dinamis yang
tidak beku dalam tujuan-tujuan, kurikulum dan metode-metodenya, tetapi berupaya
selalu memperbaharui diri dan berkembang sesuai dengan perkembangan zaman.
Pendidikan Islam seyogyanya mampu memberikan respon terhadap
kebutuhan-kebutuhan zaman, tempat dan tuntutan perkembangan dan perubahan
social. Pendidikan Islam berusaha mengadakan perubahan yang diinginkan pada
tingkah laku individu dan keadaan masyarakat. Implikasinya adalah dengan
membentuk suatu sistem kelembagaan pendidikan yang berjenjang dari tingkat
dasar, menengah dan perguruan tinggi. Pendidikan Islam perlu bersifat dinamis
dan progresif yang menuju ke arah kesempurnaan hidup manusia.
C. Dasar Pendidikan Islam Menurut Al-Quran
Dasar diartikan
sebagai landasan untuk berdirinya sesuatu. Fungsi dasar ialah memberikan arah
kepada tujuan yang akan dicapai. Setiap negara mempunyaidasar pendidikannya
sendiri. Eksistensinya merupakan ceriman filsafat hidup suatu bangsa.
Berdasarkan dasr tersebut pendidikan suatu bangsa disusun. Oleh karena itu,
sistem pendidikan suatu bangsa senantiasa berbeda karena setiap negara
mempunyai flsafah hidup yang berbeda pula. Dalam konteks ini, dasar pendidikan
Islam dapat dibedakan atas dasar ideal dan dasar operasional.
1.
Dasar Ideal Pendidikan
Islam
a.
Al-Quran
Allah
menganugrahkan kitab suci Al-Quran kepada umat Islam dengan segala petunjuk
yang meliputi seluruh aspek kehidupan dan bersifat universal. Untuk itu, tentu
dasar pendidikan mereka bersumber kepada filsafah hidup yang berdasarkan pada
Al-Quran. Kedudukan Al-Quran sebagai sumber pokok pendidikan Islam dapat
dipahami dari firman Allah : (QS. 16;64) (QS. 38;29)
Muhammad Fahil
Al-Jamali menyatakan bahwa : “Pada hakikatnya Al-Quran merupakan pembendaharaan
besar tentang kebudayaan manusia, terutama bidang kerohanian. Pada umumnya
Al-Quran merupakan kitab pendidikan, kemasyarakatan, moril (akhlak) dan
spirituil (kerohanian). Demikian pula, An-Nadwi mempertegas bahwa, “Pendidikan
dan pengajaran umat Islam haruslah bersumber dari aqidah Islamiyyah, sekiranya
pendidikan Islam tidak didasarkan pada aqidah yang bersumberkan kepada Al-Quran
dan As-Sunnah, maka pendidikan yang dilaksanakan bukanlah pendidikan Islam,
tetapi pendidikan asing. Sebagai wahyu, Al-Quran mendorong manusia agar
menggunakan akalnya untuk mencari kebenaran.
Dengan akalnya,
manusia dapat menempuh berbagai cara dalam memahami kebenaran dengan
menggunakan ayat-ayat Al-Quran. Kebenaran dicari dengan cara merenungkan,
menggali, menafsirkan, memperbandingkan, menghubungkan serta mentakwilkan
informasi yang terkandung dalam wahyu. Kajian ini kemudian disusun dalam
pemikiran pendidikan.
b.
Sunnah
Dasar yang kedua
setelah Al-Quran adalah sunnah Rasulullah, karena Allah SWT telah menjadikan
Rasulullah sebagai teladan bagi umatnya sebagaimana firman Allah SWT :
لقد كان
لكم في رسول الله أسوة حسنة
Adapun
alasan dipergunakan kedua dasar yang kokoh di atas, karena keabsahan dasar
Al-Quran dan Sunnah sebagai pedoman hidup sudah mendapat jaminan Allah SWT dan
Rasulullah SAW.
Prinsip
menjadikan Al-Quran dan Sunnah sebagai dasar pendidikan Islam bukan hanya
dipandang sebagai kebenaran keyakinan semata. Lebih jauh, kebenaran yang
dikandungnya sejalan dengan kebenaran yang dapat diterima oleh akal yang sehat
dan bukti sejarah. Dengan demikian, wajar jika kebenaran kedua sumber tersebut
dijadikan dasar seluruh kehidupan, termasuk pendidikan.
c.
Perkataan, Perbuatan, dan
Sikap para Sahabat
Sikap dan
perbatan para sahabat serta ijtihad para ulama’ disebut sebagai dasar tambahan.
Dasar tambahan ini dapat dipakai selama tidak bertentangan dengan dasar pokok.
Hal ini dapat dilihat dari berbagai kebijakan pendidikan yang dilakukan para
sahabat.
d.
Ijtihad
Karena Al-Quran
dan Sunnah banyak mengandung arti umum, maka para ahli hukum dalam Islam
menggunakan “ijtihad” untuk menetapkan hukum yang tidak ada pada kedua kitab
sumber tersebut. Eksistensi ijtihad terasa sekali kebutuhannya setelah wafatnya
Rasulullah SAW dan tatkala Islam keluar dari tanah Arab.
2.
Dasar Operasional
Pendidikan Islam
Menurut Hasan
Langgulung, dasar operasional pendidikan Islam ada enam macam, yaitu historis,
sosiologis, ekonomi, politik dan administrasi, psikologis, dan filosofis.[4]
Keenam macam dasar itu berpusat pada dasar filosofis. Dengan agama, semua
aktivitas kependidikan menjadi bermakna, mewarnai dasar lain, dan
bernilai ubudiyah, Oleh karena itu, dasar operasional
pendidikan tersebut perlu ditambahkan dasar yang ketujuh, yaitu agama.
a. Dasar Historis
Dasar historis adalah
dasar yang berorientasi pada pengalaman pendidikan masa lalu, baik dalam bentuk
undang-undang maupun peraturan-peraturan, agar kebijakan yang ditempuh masa
kini akan lebih baik. Firman Allah SWT. dalam QS. Al-Hasyr ayat 18: “Dan
hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari
esok.” Misalnya, bangsa Arab memiliki kegemaran untuk bersastra, maka
pendidikan sastra di Arab menjadi penting dalam kurikulum masa kini. Sebab,
sastra selain menjadi identitas dan potensi akademik bagi bangsa Arab juga
sebagai sumber perekat bangsa.
b. Dasar Sosiologis
Dasar sosiologis adalah
dasar yang memberikan kerangka sosiobudaya dalam pelaksanaan pendidikan. Dasar
ini juga berfungsi sebagai tolok ukur dalam prestasi belajar. Artinya, tinggi
rendahnya suatu pendidikan dapat diukur dari tingkat relevansi output pendidikan
dengan kebutuhan dan keinginan masyarakat. Pendidikan yang baik adalah
pendidikan yang tidak kehilangan konteks atau tercerabut dari akar masyarakatnya.
Prestasi pendidikan hampir tidak berguna jika prestasi itu merusak tatanan
masyarakat. Demikian juga, masyarakat yang baik akan menyelenggarakan format
pendidikan yang baik pula.
c. Dasar Ekonomi
Dasar ekonomi adalah
yang memberikan perspektif tentang potensi-potensi finansial, menggali dan
mengatur sumber-sumber serta bertanggung jawab terhadap rencana dan anggaran
pembelanjaannya. Oleh karena pendidikan dianggap sebagai sesuatu yang luhur,
maka sumber-sumber finansial dalam menghidupkan pendidikan harus bersih, suci
dan tidak bercampur dengan harta benda yang syubhat. Ekonomi
yang kotor akan menjadikan ketidakberkahan hasil pendidikan. Peningkatan ilmu
pengetahuan bagi peserta didik tidak akan memiliki implikasi yang signifikan
terhadap perkembangan moral dan spiritual peserta didik. Allah SWT berfirman
kepada Nabi Dawud as. Dalam Hadis Qudsi: “Hai Dawud, hindari dan
peringatkan pada kaummu dari makanan syubhat karena sesungguhnya hati orang
yang memakan makanan syubhat itu tertutup dari-Ku.” Pada Hadis ini
diisyaratkan bahwa penggunaan harta syubhat (tidak jelas
halal-haramnya) tidak diperbolehkan, apalagi harta yang haram.
d. Dasar Politik dan
Administratif
Dasar politik dan
administrasi adalah dasar yang memberikan bingkai ideologis, yang digunakan sebagai
tempat bertolak untuk mencapai tujuan yang dicita-citakan dan direncanakan
bersama. Dasar politik menjadi penting untuk pemerataan pendidikan, baik secara
kuantitatif maupun kualitatif, Dasar ini juga berguna untuk menentukan
kebijakan umum dalam rangka mencapai kemaslahatan bersama, bukan
kemaslahatan hanya untuk golongan atau kelompok tertentu. Sementara dasar
administrasi berguna untuk memudahkan pelayanan pendidikan, agar pendidikan
dapat berjalan dengan lancar tanpa ada gangguan teknis dalam pelaksanaannya.
e. Dasar Psikologis
Dasar psikologis adalah
dasar yang memberikan informasi tentang bakat, minat, watak, karakter, motivasi
dan inovasi peserta didik, pendidik, tenaga administrasi, serta sumber daya
manusia yang lain. Dasar ini berguna juga untuk mengetahui tingkat kepuasan dan
kesejahteraan batiniah pelaku pendidikan, agar mereka mampu meningkatkan
prestasi dan kompetisi dengan cara yang baik dan sehat. Dasar ini pula yang
memberikan suasana batin yang damai, tenang, dan indah di lingkungan pendidikan,
meskipun dalam kedamaian dan ketenangan itu senantiasa terjadi dinamika dan
gerak cepat untuk lebih maju bagi pengembangan lembaga pendidikan.
f. Dasar Filosofis
Dasar filosofis adalah
dasar yang memberi kemampuan memilih yang terbaik, memberi arah suatu sistem,
mengontrol dan memberi arah kepada semua dasar-dasar operasional lainnya, Bagi
masyarakat sekuler dasar ini menjadi acuan terpenting dalam pendidikan. Sebab,
filsafat bagi mereka merupakan induk dari segala dasar pendidikan. Sementara
bagi masyarakat religius, seperti masyarakat Muslim, dasar ini sekadar menjadi
bagian dan cara berpikir di bidang pendidikan secara sistemik, radikal, dan
universal yang asas-asasnya diturunkan dan nilai ilahiyah.
g. Dasar Religius
Dasar religius adalah
dasar yang diturunkan dari ajaran agama. Dasar ini menjadi penting dalam
pendidikan Islam. Sebab dengan dasar ini, semua kegiatan pendidikan jadi
bermakna. Agama menjadi frame bagi semua dasar pendidikan Islam.
Aplikasi dasar-dasar yang lain merupakan bentuk realisasi diri yang
bersumberkan dari agama dan bukan sebaliknya. Apabila agama Islam menjadi frame bagi
dasar pendidikan Islam, maka semua tindakan kependidikan dianggap sebagai suatu
ibadah. Sebab, ibadah merupakan aktualisasi diri (self-actualization) yang
paling ideal dalam pendidikan Islam. DaIam masalah agama, Aktualisasi di sini
memiliki arti realisasi perilaku keagamaan yang pernah dijanjikan di alam arwah
antara ruh manusia dan Tuhan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.
Dalam konsep pendidikan
Islam terdapat tiga konsep sebagai istilah untuk mengungkapkan pendidikan itu
sendiri yaitu tarbiyah, ta’lim dan ta’dib.
2.
Asas atau prinsip
pendidikan Islam meliputi prinsip pendidikan Islam merupakan implikasi dari
karakteristik manusia, pendidikan Islam
merupakan pendidikan integral, pendidikan Islam merupakan pendidikan yang
seimbang, pendidikan Islam merupakanpendidikan universal, pendidikan Islam
adalah dinamis.
3.
Dasar pendidikan Islam
terbagi menjadi dua yaitu dasar ideal pendidikan Islam yang meliputi Al-Quran, sunnah, perkataan
perbuatan dan sikap sahabat, dan ijtihad. Kemudian dasar operasional pendidikan
meliputi dasar historis, dasr sosiologis, dasar ekonomi, dasar politik dan
admnistrasi, dasar psikologis, dasar filosofis, dan dasar religius
B. Saran
Terlepas dari
berbagai term yang mengkonsepkan pendidikan Islam, terlebih dengan adanya
prinsip dan dasar yang sesuai dengan Al-Quran, sebagai pelajar hendaknya
berfokus melaksanakan pendidikan yang dapat mengarahkan kehidupannya sesuai
ideologi Islam namun tetap sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Dimana
ideologi ini yang nantinya akan menjadi acuan agar proses dan hasil dari ilmu
pengetahuan terssebut tetap sesuai dengan ajaran agama Islam.
DAFTAR
PUSTAKA
Ahmad Tafsir, 2012, Ilmu
Pendidikan Islam. Bandung : Rosda.
Nizar, Samsul dan Ramayulis, 2009, Filsafat
Pendidikan Islam. Jakarta : Kalam Mulia.
Zubaedi, 2012, Filsafat Pendidikan
Islam. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar