Kamis, 12 Januari 2017

FILSAFAT ESTETIKA BARAT

FILSAFAT ESTETIKA BARAT

Membahas tentang pendapat estetika dari para filsuf barat, yaitu Leo Tolstoy dalam estetika seni, Eli Siegel dalam estetika realitas, Monroe Beardsley dalam teori kreativitas, dan De Witt H. Parker dalam teori bentuk estetika.

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keindahan tidak dapat dilepaskan dari setiap manusia, karena pada dasarnya setiap manusia memiliki kecenderungan untuk menghadirkan keindahan dalam hidupnya, mulai dari pakaian, rumah, sekolah, tempat ibadah, buku dan lain lain ditampilka dengan membawa cita rasa estetik tertentu. Pentingnya keindahan dalam diri manusia mencerminkan harga dirinya, juga menunjukkan dirinya memiliki perasaan yang halus dan menghargai kualitas
Keindahan menurut etimologi berasal dari kata Latin bellum akar kata bonum yang berarti kebaikan. Menurut cakupannya keindahan dibedakan sebagai suatu kualitas abstrak (beauty) dan sebagai sebuah benda tertentu yang indah (the beautiful). Kedua hal itu dalam filsafat kadang-kadang dicampuradukkan begitu saja.
Berbagai pendapat mengenai teori keindahan banyak dikemukakan oleh para ahli. Seperti Leo Tolstoy tentang teori estetika seni, Eli Siegel tentang estetika realitas, Monroe Beardsley tentang teori kreativitas, dan De Witt H. Parker tentang teori bentuk estetika.

B. Rumusan masalah

Dari latar belakang diatas dapat ditarik masalah yaitu:
1. Bagaimana pendapat Leo Tolstoy tentang esetika seni?
2. Bagaimana pendapat Eli Siegel tentang estetika realitas?
3. Bagaimana pendapat Monroe Beardsley tentang teori kreativitas?
4. Bagaimana pendapat De Witt H. Parker tentang teori bentuk estetika?

C. Tujuan

Tujuan ditulisnya makalah ini antara lain:
1. Mengetahui pendapat Leo Tolstoy tentang teori estetika seni.
2. Mengetahui pendapat Eli Siegel tentang estetika realitas.
3. Mengetahui pendapat Monroe Beardsley tentang teori kreativitas.
4. Mengetahui pendapat De Witt H. Parker tentang teori bentuk estetika.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pendapat Leo Tolstoy (Rusia) tentang Estetika Seni

Dalam bahasa Rusia, keindahan adalah Kroasta artinya sesuatu yang mendatangkan rasa senang bagi yang melihat dengan mata. Pada saat itu bangsa Rusia belum memiliki pendapat mengenai keindahan dalam seni musik. Oleh karena itu, Leo Tolstoy berpendapat bahwa keindahan adalah suatu yang mendatangkan rasa nwnyenangkan bagi yang melihat.

B. Pendapat Eli Siegel tentang Teori Estetika Realitas

Bagi Eli Siegel, seni adalah kehidupan, dimana didalamnya terdapat hal-hal yang bertentangan. Bebrapa pokok dalam estetika realitas adalah adanya hubungan antara logika dan emosi. Hal ini muncul dalam bentuk karya seni dan desain yang dianggap menyenangkan, serta diterima menurut ketepatan berpikir, setiap karya seni memiliki kemajuan tertentu dan kehadiran relasi yang selalu ada, hal ini berkaitan dengan kontinuitas dan diskontinuitas yang dituangkan dalam estetika realitas.
Pokok-pokok yang diajukan Eli Siegel diantaranya:
1. Kebebasan dan keteraturan
2. Persamaan dan perbedaan
3. Kesatuan dan keberagaman
4. Impersonal dan personal
5. Alam semesta dan objek
6. Logika dan emosi
7. Kesederhanaan dan kompleksitas
8. Kontinuitas dan diskontinuitas
9. Dalam dan permukaan
10. Diam dan energik
11. Berat dan ringan
12. Outline dan warna
13. Gelap dan terang
14. Santai dan serius
15. Kebenaran dan imajinasi.

C. Pendapat Monroe Beardsley tentang Teori Kreativitas

Monroe Beardsley menjelaskan adanya tiga ciri yang menjadi sifat 'membuat baik (indah)' dari benda-benda estetis pada umumnya. Ketiga ciri tersebut yaitu:
1. Kesatuan (unity)
Yaitu benda estetis itu tersusun secara baik atau sempurna bentuknya, contoh : candi
2. Kerumitan (complexity)
Yaitu benda estetis atau karya seni kaya akan isi dan unsur yang saling berlawanan serta mengandung  perbedaan-perbedaan yang halus, contoh : lukisan
3. Kesungguhan (intensity)
Benda estetis yang baik harus memiliki kualitas tertentu yang menonjol bukan sekedar sesuatu yang kosong. Kualitas ini tidak menjadi masalah apa yang dikandungnya (misalnya suasan suram atau gembira) asalkan menjadi sesuatu yang intensif atau sungguh-sungguh.

D. Pendapat De Witt H. Parker tentang Teori Bentuk Estetika

Ciri umum bentuk estetis terbagi menjadi 6 asas yaitu:
1. Asas Kesatuan Utuh
Asas ini berarti setiap unsur dalam karya seni adalah perlu bagi nilai karya itu dan karya tersebut tidak memuat unsur-unsur yang tidak perlu, sebaliknya mengandung semua yang di perlukan. Nilai dari suatu karya sebagai keseluruhan tergantung pada hubungan timbal balik dari unsur-unsur tersebut, yakni setiap unsur memerlukan, menanggapi, dan menuntut setiap u sur lainnya.
2. Asas Tema
Dalam setiap karya seni terdapat satu (atau beberapa) ide induk atau peranan yang unggul berupa apa saja ( bentuk, warna, pola irama, atau tokoh) yang menjadi titik pemusatan dari nilai kedeluruhan karya itu. Ini menjadi kunci bagi penghargaan dan pemahaman orang terhadap karya seni itu.
3. Asas Variasi menurut Tema
Tema dari karya seni harus disempurnakan dan diperbaik dengan terus menerus mengumandangkannya. Agar tidak menimbulkan kebosanan, pengungkapan tema harus tetap dalam pokok yang sama namun dengan variasi.
4. Asas Keseimbangan
Keseimbangan merupakan kesamaan dari unsur-unsur yang berlawanan atau bertentangan. Dalam karya seni walaupun ada unsur-unsur yang tampaknya bertentangan, tetapi sesungguhnya aaling memerlukan karena menciptakan suatu kebulatan. Unsur yang saling berlawanan ini tidak memerlukan sesuatu yang sama, melainkan yang utama adalah kesamaan dalam nilai. Dengan kesamaan dari nilai-nilai yang saling bertentangan terdapat keseimbangan secara estetis, contoh: tokoh antagonis dan protagonis dalam suatu film atau drama.
5. Asas Perkembangan
Asas ini dimaksudkan bahwa kesatuan dari proses yang bagian awalnya menentukan bagian selanjutnya dan bersama-sama menciptakan suatu makna yang menyeluruh. Misalnya dalam sebuah cerita terdapat sebab akibat atau rangkaian yang saling berkait dengan ciri berupa perkembangan dari makna yang menyeluruh.
6. Asas Tatajenjang
Asas yang terakhir ini merupakan penyusunan khusus dari unsur-unsur dalam asas tersebut. Dalam karya seni yang rumit, kadang-kadang terdapat satu unsur yang memegang kedudukan yang penting. Unsur ini mendukung secara tegas tema yang bersangkutan dan mempunyai kepentingan yang jauh lebih besar daripada unsur-unsur lainnya.

Daftar Pustaka

Mawardi dan Nur Hidayati, 2007, IAD-ISD-IBD. Cetakan kelima. Bandung: Pustaka Setia.
Surajiyo, 2014, Ilmu Filsafat Suatu Pengantar. Cetakan keenam. Jakarta: Bumi Aksara.
Nanang Ganda Prawira dan Nanang Supriatna, Materi dan Strategi Pembelajaran Seni Rupa dan Seni Musik bagi Guru. Dari e-book di http://scribd.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar