Kamis, 12 Januari 2017

KEHADIRAN MURID DAN MASALAH YANG BERKAITAN DENGAN KEAKTIFAN


KEHADIRAN MURID DAN MASALAH YANG BERKAITAN DENGAN KEAKTIFAN

MAKALAH MANAJEMEN PESERTA DIDIK
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Peserta Didik

Dosen Pengampu : M. Mustafid Hamdi, S.Pd.I, M.Pd







Oleh :
Dewi Martalia Kurniasari
Nofita Diah Puspitasari

PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM DARUSSALAM

2016

KATA PENGANTAR

            Puji syukur kami panjatkan kehadiran kehadiran Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat-Nya  saya dapat menyelesaikan makalah ini.
            Shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad S.A.W yang diutus sebagai rahmat untuk sekalian alam dan membimbing umat ke jalan yang lurus.
            Ribuan terima kasih kami ucapkan kepada :
1.        Bapak M. Mustafid Hamdi, S.Pd.I, M.Pd yang telah memberikan pengarahan atas terselesaikannya makalah ini.
2.        Pihak-pihak yang membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini.
3.        Teman-teman semester III.
Makalah  ini disusun sebagai pemenuhan tugas mata kuliah Manajemen Peserta Didik. Kami menyadari tentunya makalah ini jauh dari kesempurnaan, oleh karenanya kami senantiasa mengharap adanya kritik dan saran guna perubahan yang lebih baik kedepannya. Kendati demikian, kami berharap makalah  ini bermanfaat bagi para pembaca. Akhir kata, permohonan maaf kami haturkan atas segala kekurangan dalam makalah ini.





Krempyang,  18 Agustus 2016


          Penulis








DAFTAR  ISI

HALAMAN JUDUL .......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... iii

BAB 1          PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang ....................................................................................... 1
B.       Rumusan Masalah ................................................................................... 1
C.       Tujuan Pembahasan ................................................................................ 1

BAB II         PEMBAHASAN
A.      Analisis Kehadiran Peserta Didik Berdasarkan Masalah-masalah yang Berkaitan dengan Keaktifan......................................................................2
B.       Pelaporan Peserta Didik.......................................................................... 5
C.       Keterampilan Peserta Didik dalam Bidang Kognitif, Afektif, dan Psikomotorik Berkaitan dengan Kemajuan dan Prestasi Belajar................................................... 6

BAB III       PENUTUP
A.    Kesimpulan ............................................................................................ 12
B.     Saran ...................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 13





 BAB  I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Kehadiran peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar merupakan aspek yang penting, dimana kehadiran ini memiliki pengaruh yang besar karena jika peserta didik tidak hadir di sekolah, tentu aktivitas belajar mengajar tidak dapat dilaksanakan. Kehadiran peserta didik di sekolah adalah suatu kondisi yang memungkinkan terjadinya interaksi belajar mengajar. Peserta didik yang hadir lebih memungkinkan untuk lebih aktif dalam interaksi tersebut, berbeda dengan peserta didik yang tidak hadir.
Keaktifan peserta didik tentunya juga akan membawa pengaruh terhadap hasil belajar yang akan dicapai nantinya. Tidak hanya dalam hal persentase kehadiran, namun kehadiran sendiri tentunya akan membawa dampak yang mana dalam hal ini berkaitan dengan penilaian baik kognitif, afektif, dan psikomotorik. Terlebih ditengah pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini, dimana dunia pendidikan semakin mudah dan serba online, bahkan pemindahan ilmu pengetahuan tidak lagi perlu bertatap muka. Berangkat dari hal ini seorang pendidik dituntut untuk mampu menyelesaikan berbagai masalah terkait kehadiran, pelaporan, juga hubungannya dengan kemajuan dan prestasi belajar peserta didik.

B.  Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut
1.    Bagaimana analisis kehadiran peserta didik berdasarkan masalah-masalah yang berkaitan dengan keaktifan?
2.    Bagaimanakah pelaporan kehadiran peserta didik?
3.    Bagaimana keterampilan peserta didik dalam bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik berkaitan dengan kemajuan dan prestasi belajar?

C.  Tujuan Pembahasan
Tujuan dibahasnya makalah ini antara lain
1.    Mengetahui dan memahami analisis kehadiran peserta didik berdasarkan masalah-masalah yang berkaitan dengan keaktifan.
2.    Mengetahui dan memahami pelaporan kehadiran peserta didik.
3.    Mengetahui dan memahami keterampilan peserta didik dalam bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik berkaitan dengan kemajuan dan prestasi belajar.

BAB II
PEMBAHASAN

A.  Analisis Kehadiran Peserta Didik Berdasarkan Masalah-masalah yang Berkaitan dengan Keaktifan
1.    Batasan Kehadiran dan Ketidakhadiran Peserta Didik
Kehadiran peserta didik di sekolah (school attandence) adalah kehadiran dan keikutsertaan peserta didik  secara fisik dan mental terhadap aktivitas sekolah pada jam-jam efektif di sekolah. Sedangkan ketidakhadiran adalah ketiadaan partisipasi secara fisik peserta didik terhadap kegiatan-kegiatan sekolah. Pada jam efektif sekolah seorang peserta didik memang harus berada di sekolah, jika tidak, maka harus dapat memberikan keterangan yang diketahui orang tua atau walinya. Pengertian kehadiran seperti yang dikemukakan di atas seringkali dipertanyakan, terutama pada saat teknologi pendidikan dan pengajaran telah berkembang pesat seperti sekarang ini. Jika aktivitas sekolah dapat dilakukan secara online melalui media televisi, apakah kehadiran peserta didik secara fisik di sekolah masih dipandang mutlak?
Jika pendidikan atau pengajaran dipandang sebagai sekedar penyampaian pengetahuan, sedangkan para peserta didik dapat menyerap pesan-pesan pendidikan melalui layar kaca di rumah, ketidakhadiran peserta didik di sekolah secara fisik mungkin tidak menjadi persoalan. Sebaliknya, jika pendidikan bukan sekedar penyerapan ilmu pengetahuan, melainkan lebih jauh membutuhkan keterlibatan aktif secara fisik dan mental dalam prosesnya, maka kehadiran secara fisik di sekolah tetap penting apapun alasannya, dan bagaimanapun teknologi yang dipergunakan. Pendidikan telah lama dipandang sebagai suatu aktivitas yang harus melibatkan peserta didik secara aktif, dan tidak sekedar penyampaian pengetahuan belaka.
Ada beberapa jenis ketidakhadiran peserta didik di sekolah. Pertama, ktidakhadiran tanpa memberi ijin atau membolos (truency). Kedua, ketidakhadiran beberapa jam pelajaran karena terlambat (tardiness). Ketiga, ketidakhadiran (permission). Dan ada pula peserta didik yang sebelum jam sekolah berakhir sudah meninggalkan sekolah. Terhadap peserta didik yang membolos, sekolah dapat memberikan peringatan lisan, kemudian peringatan tertulis dalam bentuk surat pemberitahuan kepada orang tua, hal ini penting agar orang tua memperhatikan kehadiran anak di sekolah. Terhadap peserta didik yang terlambat, jika peserta didik sudah terlalu sering terlambat, perlu adanya kontrak antara guru dengan peserta didik mengenai sanksi atas keterlambatannya, dapat juga dengan surat pemberitahuan kepada orang tua agar orang tua dapat ikut memperhatikan ketepatan waktu sekolah anaknya. Hal yang sama juga perlu diberlakukan kepada peserta didik yang kedapatan meninggalkan sekolah sebelum waktunya guna menciptakan ketertiban dan kelencaran pendidikan di sekolah.  
2.    Sebab-sebab Ketidakhadiran Peserta Didik
Ada banyak sumber penyebab ketidakhadiran peserta didik di sekolah. Pertama, ketidakhadiran yang bersumber dari keluarga. Ada kalanya suatu keluarga mendukung kehadiran peserta didik di sekolah, dan ada kalanya tidak. Pemecahan atas ketidakhadiran peserta didik yang bersumber dari keluarga demikian, tentu lebih ditujukan pada langkah kuratif bagi kehidupan keluarga. Diantara penyebab ketidakhadiran peserta didik karena faktor keluarga yaitu
a.    Kedua orang tua yang bekerja, sehingga pengawasan peserta didik menjadi kurang.
b.    Kedua orang tua yang bekerja, sehingga peserta didik harus berada di rumah.
c.    Adanya masalah dalam keluarga yang mempengaruhi jiwa peserta didik.
d.   Adanya kegiatan darurat ataupun musibah sehingga tidak memungkinkan untuk hadir di sekolah.
e.    Jarak rumah dengan sekolah yang jauh sehingga peserta didik malas hadir di sekolah.
f.     Fasilitas maupun sarana prasarana yang dimiliki peserta didik tidak memadai.
Kedua, ketidakhadiran yang disebabkan oleh peserta didik itu sendiri. Hal ini sering terjadi terutma pada peserta didik yang berjiwa labil serta kurang pengawasan orang tua. Adapun penyebab ketidakhadiran tersebut diantaranya
a.    Lupa tidak bersekolah.
b.    Moralnya tidak baik.
c.    Terjadi perkelahian antar peserta didik.
d.   Sakit yang tidak diketahhui kapan sembuhnya.
e.    Anggota kelompok peserta didik yang suka membolos.
f.     Prestasinya lemah.
Ketiga, ketidakhadiran yang bersumber dari sekolah. Sekolah juga dipersepsi oleh peserta didik tidak mengakomodasi keinginan mereka. Oleh karena itu ketidakhadiran mereka di sekolah, dapat juga bersumber dari lingkungan sekolah. Adapun penyebab ketidakhadiran tersebut diantaranya
a.    Lokasi sekolah tidak menyenangkan.
b.    Program sekolah tidak efektif atau tidak menarik.
c.    Terlalu sedikit peserta didik yang masuk.
d.   Biaya sekolah terlalu mahal.
e.    Fasilitas sekolah yang kurang.
f.     Bimbingan guru yang kurang.
g.    Suasana sekolah yang tidak kondusif.
Keempat, ketidakhadiran yang bersumber dari masyarakat, penyebab dari ketidakhadiran ini diantaranya
a.    Terjadi ledakan penduduk sehingga sumber daya yang ada tidak memungkinkan dipergunakan untuk hadir di sekolah.
b.    Situasi di masyarakat yang tidak kondusif.
c.    Kemacetan lalu lintas.
d.   Adanya pemogokan massal.
3.    Pendekatan Peningkatan Kehadiran Peserta Didik
Usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kehadiran peserta didik di sekolah adalah dengan melihat kasus per kasus, sebab antara peserta didik satu dengan peserta didik lainnya mempunyai masalah-masalah yang berbeda. Upaya tersebut dapat dilakukan menyesuaikan sumber-sumber ketidakhadiran peserta didik di sekolah. Perbaikan lingkungan rumah atau keluarga, usaha yang dapat dilakukan berkaitan dengan perbaikan lingkungan rumah dalam rangka meningkatkan kehadiran peserta didik di sekolah antara lain
a.    Mengantarkan peserta didik tepat pada waktunya atau lebih awal.
b.    Sekolah mengakomodasi alat transportasi menuju sekolah dengan baik.
c.    Penataan waktu tidur anak oleh orang tua.
d.   Mengupayakan agar anak memahami aturan dan tata tertib sekolah.
Perbaikan kondisi sekolah dapat diusahakan dengan usaha sebagai berikut
a.    Menggunakan tata tertib sekolah sebagai salah satu pendekatan untuk meningkatkan kehadiran peserta didik.
b.    Memberikan pengertian kepada peserta didik tentang pentingnya kehadiran di sekolah.
c.    Menjadikan kehadiran peserta didik sebagai prasayarat mengikuti ujian, atau sebagai bagian dari perhitungan nilai ujian.
d.   Memperbaiki kondisi sekolah agar peserta didik tertarik pada lingkungan sekolah.
e.    Melibatkan guru secara efektif dalam upaya peningkatan kehaddiran peserta didik.
f.     Selalu mempresensi siswa dalam tiap pergantian jam pelajaran.
Perbaikan terhadap peserta didik sendiri penting karena yang menentukan hadir tidaknya peserta didik adalah mereka sendiri. Usaha yang dapat dilakukan adalah secara preventif, kuratif, dan preservatif. Yang melakukan tentu saja sekolah, keluarga, dan masyarakat. Sebab jika ketiga wahana ini sama-sama berusaha dengan bahasa dan gerak langkah yang sama, maka kehadiran peserta didik di sekolah dapat ditingkatkan. Dan menekan angka ketidakhadiran.
Pengawasan terhadap peserta didik yang dilakukan secara bersama-sama ini akan menjadikan peserta didik yang ingin tidak hadir ke sekolah menjadi tidak berkutik. Kemanapun dia akan membolos tetap akan diketahui baik oleh pihak sekolah, orang tua, maupun wali.
 Perbaikan terhadap kondisi masyarakat dapat dilakukan manakala ada kerjasama yang erat antara sekolah dengan masyarakat. Jika sekolah tersebut didirikan untuk masyarakat, maka semestinya masyarakat mendukung terhadap keberlangsungan sekolah. Peserta didik tidak diperbolehkan memasuki tempat-tempat hiburan pada saat jam sekolah sedang berlangsung. Hal itu sebagai salah satu manifestasi dukungan yang patut dikembangkan. Demikian juga meminta keterangan pada peserta didik yang kedapatan berjalan-jalan di luar sekolah pada jam pelajarana dapat dilakukan oleh masyarakat karena hal tersebut dapat mendukung kehadiran peserta didik di sekolah.[1]

B.  Pelaporan Peserta Didik
Proses pendidikan akan berjalan dengan baik apabila interaksi antara guru dengan peserta didik berada dalam suasana yang mendukung. Pelaporan yang merupakan salah satu upaya pengelolaan kelas adalah upaya mengelola siswa di kelas yang dilakukan untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas terkait kehadiran peserta didik yang menunjang program pengajaran dengan jalan memotivasi siswa agar selalu berperan aktif dalam pendidikan di sekolah, dalam kegiatan ini guru harus dapat memotivasi dan mengendalikan kehadiran siswa dalam mengikuti pelajaran. Pada umumnya sekolah harus dapat mengendalikan kehadiran siswa tersebut, menerapkan atau menggunakan sistem absensi pada setiap siswa. Pengabsenan itu biasanya dilakukan setiap hari belajar, yaitu pada waktu jam pelajaran dimulai, dan sewaktu pelajaran diakhiri.
Ada beberapa alat yang dapat digunakan untuk melakukan pencatatan kehadiran siswa tersebut antara lain: 1) Papan absensi harian siswa perkelas diletakkan pada masing-­masing kelas dan diisi oleh guru kelas (wali kelas) atau badan pengurusan kelas. Hal ini dimaksudkan agar siswa dan guru akan dapat mengetahui siapa saja yang tidak hadir pada hari yang dimaksud. 2) Buku absensi harian peserta didik, buku ini dimiliki oleh semua guru, yang digunakan untuk mengabsensi kehadiran peserta didik setiap hari. Data yang ada pada absensi harian akan digunakan oleh guru untuk bahan pertimbangan laporan kemajuan belajar siswa. Data absensi peserta didik ini sangat diperlukan oleh kepala sekolah maupun dinas pendidikan setempat untuk tujuan peningkatan pembinaan pendidikan. Disamping peralatan di atas juga perlu dilakukan kegiatan pencatatan peserta didik di kelas. Pencatatan ini dapat dilakukan dengan menggunakan daftar peserta didik di kelas, grafik prestasi belajar, dan daftar kegiatan peserta didik. Adapun format buku presensi peserta didik adalah seagai berikut


C.  Keterampilan Peserta Didik dalam Bidang Kognitif, Afektif, dan Psikomotorik Berkaitan dengan Kemajuan dan Prestasi Belajar
1.    Pengertian dan Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, prestasi belajar siswa adalah  hasil  yang  telah  dicapai  dari  yang  telah dilakukan/dikerjakan.[2] Sejalan dengan pendapat itu Sunarya menyatakan prestasi belajar merupakan perubahan tingkah laku yang meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik yang merupakan ukuran keberhasilan siswa. Dari beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah keberhasilan yang dapat dicapai siswa yang terlihat dari pengetahuan, sikap, dan keahlian yang dimilikinya.
Setiap aktivitas yang dilakukan oleh seseorang tentu ada faktor yang mempengaruhinya, baik yang cenderung mendorong maupun menghambat. Demikian juga yang dialami dalam belajar. Ahmadi menyatakan ada beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa, diantaranya[3]
a.    Faktor Internal 
Faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri meliputi dua aspek, yaitu aspek fisiologis dan apek psikologis. 
1)   Faktor  Fisiologis (jasmaniah) 
Kondisi umum jasmani yang memadai (baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh), dapat mempengaruhi semangat dan intensitas dalam mengikuti pelajaran. Kondisi organ tubuh yang lemah, dapat menurunkan kualitas belajarnya sehingga materi yang dipelajarinya pun kurang atau tidak berbekas.
2)   Faktor Psikologis  
a) Tingkat kecerdasan / intelegensi siswa. 
b) Sikap siswa. 
c) Bakat siswa. 
d) Minat siswa. 
e) Motivasi siswa.
b.    Faktor Eksternal 
Faktor eksternal yang berpengaruh pada prestasi belajar siswa dapat dibagi menjadi beberapa bagian yaitu:
1)      Faktor sosial, yang terdiri atas:
a)      Lingkungan keluarga
Keluarga adalah lingkungan pertama yang memberi pengaruh pada seorang anak. Begitu pula dengan keberhasilan belajarnya pun siswa banyak sekali dipengaruhi oleh lingkungan keluarganya. Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa: cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga.
b)      Lingkungan sekolah
Sekolah adalah tempat dimana berlangsungnya proses belajar mengajar. Faktor sekolah yang mempengaruhi proses belajar siswa antara lain: metode mengajar guru,hubungan siswa dengan guru, hubungan siswa dengan siswa, keadaan gedung sekolah, sarana sekolah, metode belajar, tugas yang diberikan oleh guru dan sebagainya.
c)      Lingkungan masyarakat
Masyarakat terdiri atas sekelompok manusia yang menenpati daerah tertentu, menunjukkan integrasi berdasarkan pengalaman bersama berupa kebudayaan, memiliki sejumlah lembaga yang melayani kepentingan bersama, mempunyai kesadaran akan kesatuan tenpat tinggal dan bila perlu dapat bertindak bersama.
Dengan ini sudah barang tentu masyarakat mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap belajar siswa. Karena dalam masyarakat siswa berinteraksi dengan lingkungannya dan interaksi yang kurang tepat kerap kali terjadi sehingga dapat menghambat siswa untuk belajar. Dan diantara pengaruh tersebut adalah: kegiatan siswa dalam masyarakat, teman bergaul, mas media, bentuk kehidupan masyarakat.
2)   Faktor budaya
Faktor budaya yang termasuk mempengaruhi belajar adalah faktor yang disalurkan melalui media massa baik elektronik maupun surat kabar yang ada disekeliling kita. Begitu juga dengan adanya kemajuan teknologi saat ini yang mana segala informasi dapat secara cepat diterima oleh kalangan manapun. Melalui media diatas pengaruh budaya asing yang mana secara tidak langsung akan lebih mudah mempengaruhi perilaku anak, serta mempengaruhi pula dalam kegiatan belajarnya. Dengan banyaknya acara-acara yang ditayangkan ditelevisi maka banyak pula anak-anak yang menjadi malas belajar karena disibukkan dengan acara-acara yang ada di televisi, sehingga mengakibatkan semangat untuk meningkatkan prestasi anak didik lebih menurun.
3)   Faktor lingkungan fisik
Faktor lingkungan fisik yang dimaksud adalah lingkungan yang tidak jauh dari fisik individu itu sendiri. Faktor yang termasuk lingkungan fisik ialah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar yang terdapat dirumah sebagai sarana belajar siswa. Faktor inilah yang dipandang turut menentukan keberhasilan siswa.
4)   Faktor lingkungan spiritual atau keagamaan
Lingkungan spiritual atau keagamaan yang berada ditempat tinggal anak sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar anak. Masyarakat yang beragama maka lingkungan sebagai tempat tinggal untuk hidup akan damal, masyarakatnya karena tidak ada keributan, penuh dengan kerukunan dan saling menghormati sehingga dapat memberikan kenyamanan bagi anak yang sedang belajar. Keadaan yang temtram dan aman penuh dengan nuansa keagamaan inilah dapat memudahkan anak untuk berkonsentrasi dalam belajarnya.
5)   Faktor sumber belajar
Sumber belajar dapat berupa media atau alat bantu belajar serta bahan buku penunjang. Alat bantu belajar adalah semua alat yang dapat digunakan untuk membantu siswa dalam belajar. Belajar akan lebih menarik, kongkret, mudah dipahami, hemat waktu dan tenaga serta hasilnya lebih bermakna.

2.    Jenis Prestasi Belajar
Pada dasarnya sasaran belajar merupakan konsep penting dalam proses pembelajaran. Secara teoritis sasaran pembelajaran mencakup tiga aspek yaitu mengembangkan pengetahuan, sikap dan ketrampilan. Namun dalam kenyataannya hal itu bukanlah suatu hal yang terpisah sama sekali. Maka dari itu tidak tertutup kemungkinan untuk mengembangkan aspek-aspek tersebut secara bersama dalam suatu unit pembelajaran. Bloom dalam Taksonomi Bloom-nya mengklasifikasikan prestasi belajar dalam tiga ranah, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik.[4]
a.    Ranah Kognitif
Istilah “cognitive” berasal dari kata cognition yang berarti mengetahui. Dalam perkembangannya istilah kognitif menjadi populer sebagai suatu ranah psikologis manusia yang meliputi setiap perilaku mental yang berhubungan dengan pemahaman, pertimbangan, pengolahan informasi, pemecahan masalah, kesengajaan, dan keyakinan. Ranah psikologis yang berpusat di otak ini juga berhubungan dengan konasi dan afeksi.[5] Prestasi belajar dalam ranah kognitif terdiri dari enam kategori yaitu :
1)   Pengetahuan, mencapai kemampuan ingatan tentang hal yang telah dipelajari dan tersimpan dalam ingatan. Hubungan antara fakta dan konsep mata pelajaran. Hal ini dideteksi melalui keberhasilan menjawab tes dalam aspek pemahaman. Pengetahuan itu berkenaan dengan fakta, peristiwa, pengertian, kaidah, teori, prinsip, atau metode.
2)   Pemahaman, mencakup kemampuan menangkap arti dan makna tentang hal yang telah dipelajari.
3)   Penerapan, mencakup kemampuan menerapkan metode dan kaidah untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru, misalnya menggunakan prinsip.
4)   Analisis, mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik, misalnya mengurangi masalah menjadi bagian yang lebih kecil.
5)   Sintesis, mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru, misalnya kemampuan menyusun suatu program kerja.
6)   Evaluasi, mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang beberapa hal berdasarkan kriteria tertentu, misalnya kemampuan menilai hasil karangan.
b.    Ranah Afektif
Ranah afektif berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri. Prestasi belajar dalam ranah afektif terdiri dari lima kategori dimana pembagian domain ini disusun Bloom bersama dengan David Krathwol.
1)   Penerimaan (Receiving/Attending), kesediaan untuk menyadari adanya suatu fenomena di lingkungannya. Dalam pengajaran bentuknya berupa mendapatkan perhatian, mempertahankannya, dan mengarahkannya.
2)   Tanggapan (Responding), Memberikan reaksi terhadap fenomena yang ada di lingkungannya. Meliputi persetujuan, kesediaan, dan kepuasan dalam memberikan tanggapan.
3)   Penghargaan (Valuing), Berkaitan dengan harga atau nilai yang diterapkan pada suatu objek, fenomena, atau tingkah laku. Penilaian berdasar pada internalisasi dari serangkaian nilai tertentu yang diekspresikan ke dalam tingkah laku.
4)   Pengorganisasian (Organization), Memadukan nilai-nilai yang berbeda, menyelesaikan konflik di antaranya, dan membentuk suatu sistem nilai yang konsisten.
5)   Karakterisasi Berdasarkan Nilai-nilai (Characterization by a Value or Value Complex), Memiliki sistem nilai yang mengendalikan tingkah-lakunya sehingga menjadi karakteristik gaya-hidupnya.

c.    Ranah Psikomotorik
Ranah Psikomotor berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek keterampilan motorik seperti tulisan tangan, mengetik, berenang, dan mengoperasikan mesin.[6] Prestasi belajar dalam ranah psikomotorik terdiri dari tujuh  kategori yaitu:
1)   Persepsi, yang mencakup kemampuan memilah-milahkan (mendeskriminasikan) hal-hal secara khas, dan menyadari adanya perbedaan yang khas tersebut. Misalnya pemilahan warna, angka 6 (enam) dan 9 (sembilan).
2)   Kesiapan, yang mencakup kemampuan penempatan diri dalam keadaan di mana akan terjadi suatu gerakan atau rangkaian gerakan. Kemampuan ini mencakup jasmani dan rohani. Misalnya posisi start lomba lari.
3)   Gerakan terbimbing, mencakup kemampuan melakukan gerakan sesuai contoh, atau gerakan peniruan. Misalnya meniru gerak tari, membuat lingkaran di atas pola.
4)   Gerakan yang terbiasa, mencakup kemampuan melakukan gerakangerakan tanpa contoh. Misalnya melakukan lompat tinggi dengan tepat.
5)   Gerakan kompleks, yang mencakup kemampuan melakukan gerakan atau ketrampilan yang terdiri dari banyak tahap, secara lancar, efisien, dan tepat. Misalnya bongkar pasang peralatan secara tepat.
6)   Penyesuaian pola gerakan, yang mencakup kemampuan mengadakan perubahan dan penyesuaian pola gerak-gerik dengan persyaratan khusus yang berlaku. Misalnya keterampilan bertanding.
7)   Kreativitas, mencakup kemampuan melahirkan pola gerak-gerak yang baru atas dasar prakarsa sendiri. Misalnya kemampuan membuat tari kreasi baru.

BAB  III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
1.    Analisis kehadiran peserta didik mencakup beberapa masalah diantaranya batasan kehadiran peserta didik, penyebab ketidakhadiran dari berbagai sumber, serta pendekatan untuk meningkatkan kehadiran peserta didik.
2.    Pelaporan yang merupakan salah satu upaya pengelolaan kelas adalah upaya mengelola siswa di kelas yang dilakukan untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi kelas terkait kehadiran peserta didik yang menunjang program pengajaran dengan jalan memotivasi siswa agar selalu berperan aktif dalam pendidikan di sekolah. Pelaporan sendiri ditunjang dengan adanya papan absen dan buku absensi.
3.    Prestasi belajar adalah keberhasilan yang dapat dicapai siswa yang terlihat dari pengetahuan, sikap, dan keahlian yang dimilikinya. Prestasi  belajar sendiri dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Prestasi belajar dibagi menjadi tiga ranah yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik.

B.  Saran
Kehadiran merupakan aspek yang penting dalam menunjang proses pembelajaran dan akan mempengaruhi prestasi belajar karena kehadiran sendiri terkait dengan kegiatan belajar di sekolah. Atas dasar itu, seorang pendidik dan calon pendidik diharapkan mampu memperhatikan hal ini, baik dari penyebab ketidak hadiran hingga upaya meningkatkan kehadiran. Selain kehadiran banyak faktor lain yang dapat di efektifkan guna memperbaiki prestasi belajar peserta didik baik faktor internal maupun eksternal, juga pada ranah kognitif, afektif, maupun psikomotori, dimana setiap peserta didik mempunyai perbedaan prestasi belajar masing-masing.

DAFTAR  PUSTAKA

Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono. 2014. Psikologi Belajar (Jakarta : Rineka Cipta)
Ali Imron. 2012. Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah. (Jakarta: Bumi Aksara)
https://id.wikipedia.org/wiki/Taksonomi_Bloom, diakses pada 20 Agustus 2016
Muhibbin Syah. 2014. Psikologi Pendidikan. (Bandung: Rosda)


[1] Ali Imron, Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012) hlm. 82-93.
[2] Hasan Alwi. dkk., Kamus Besar Bahasa Indonesi. (Jakarta: Balai Pustaka, 2003) hlm. 895.
[3]  Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono, Psikologi Belajar (Jakarta : Rineka Cipta, 2014) hlm. 9.
[4] https://id.wikipedia.org/wiki/Taksonomi_Bloom
[5] Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Rosda, 2014) hlm. 65.
[6] https://id.wikipedia.org/wiki/Taksonomi_Bloom 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar