MANAJEMEN KONFLIK DALAM ORGANISASI PENDIDIKAN
Makalah Ini Disusun Dalam Rangka Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Manajemen Konflik
Dosen Pengampu : Idam Musthofa, M. Pd.
Oleh :
Apriliana
Nailatun Nihayatan Niami
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM DARUSSALAM
KREMPYANG TANJUNGANOM NGANJUK
2017
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi Robbil’alamin, puji syukur senantiasa kami panjatkan
kehadirat Robbil Samawati wal Ard yang
senantiasa mencurahkan lipatan kasih sayang dalam debaran nadi hingga yaumus
Sa’ah.
Sholatullah
ma’a Salamuhu semoga
senantiasa mengalir ke haribaan Habibullah
nabi muhammad SAW. Dan menetes pula pada umatnya yang mengharapkan beliau
sebagai Sidjul Qolbi fi Dunya ila Yaumil
Qiyamah.
Selanjutnya
karya tulis sederhana ini mengharap agar karya sederhana ini dapat bermanfaat
khususnya untuk diri sendiri dan umumnya untuk orang lain. Dengan
terselesaikannya tugas makalahyang berjudul Manajemen Konflik dalam Organisasi Pendidikan
yang merupakan tugas semester IV dari mata kuliah Manajemen
Konflik.
Dengan terselesainya makalah ini kami
berterimakasih kepada :
1.
Bpk. Burhanuddin, Lc. M. Ag. Selaku ketua STAIDA
2.
Idam Musthofa M. Pd. selaku dosen pengampu
3.
Semua pihak yang ikut andil dalam penyusunan
karya ini
Semoga magfiroh Allah SWT senantiasa memeluk mereka
dimanapun berada. Amin.
Sebagai manusia biasa tentunya masih banyak kekurangan dan kesalahan pada
penyusunan karya ini, maka penyusun mengharap kritik dan saran yang bersifat
membangun dari berbagai pihak demi tersempurnakanya karya ini.
Krempyang, 07 Maret 2017
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................... i
KATA PENGANTAR......................................................................................... ii
DAFTAR ISI....................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1
A. Latar Belakang........................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah....................................................................................... 1
C. Tujuan Makalah.......................................................................................... 1
BAB
II PEMBAHASAN.................................................................................... 2
A.
Organisasi dan Konflik............................................................................... 2
1.
Pengertian Organisasi........................................................................... 2
2.
Pengertian Konflik................................................................................ 3
B.
Penyebab Konflik dalam Organisasi Pendidikan....................................... 3
C.
Pengelolaan Strategi Manajemen Konflik.................................................. 4
BAB
III PENUTUP............................................................................................ 9
A. Kesimpulan................................................................................................. 9
B. Saran........................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 10
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Keberadaan
manusia didunia ini tidak ada yang luput dari keanggotaan suatu organisasi.
Organisasi merupakan sebuah wadah dimana orang berinteraksi untuk mencapai
tujuan bersama. Dimana di dalamnya terjadi interaksi antara satu dengan yang lainya, memiliki
kecenderungan timbulnya konflik. Konflik sangat erat kaitanya dengan perasaan
manusia. Perasaan-perasaan tersebut sewaktu-waktu dapat memicu timbulnya
kemarahan, keadaan tersebut akan mempengaruhi seseorang dalam melaksanakan
kegiatanya secara langsung maupun tidak langsung.
Tersedianya
sumber daya di dalam suatu organisasi pendidikan baik sumber daya manusia,
dana, kurikulum sarana dan prasarana, belum menjamin kesuksesan suatu
organisasi pendidikan. Untuk itu perlu adanya menejemen konflik.
Dalam makalah
ini penulis akan menguraikan mengenai apa sebenarnya organisasi pendidikan, penyebab
konflik dalam organisasi pendidikan dan bagaimana pengelolaanya.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa yang dimaksud dengan organisasi dan konflik?
2.
Apa penyebab konflik dalam organisasi pendidikan?
3.
Bagaimana pengelolaan strategi manajemen konflik?
C.
Tujuan Masalah
1.
Mengetahui pengertian organisasi dan konflik.
2.
Mengetahui penyebab konflik dalam organisasi
pendidikan.
3.
Mengetahui bagaimana pengelolaan strategi
manajemen konflik.
BAB
II
PEMBAHASAN
Organisasi dan
konflik merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia maka penulis
akan memaparkan sedikit tentang :
A. Organisasi dan
Konflik
1. Pengertian
Organisasi
Organisasi didefinisikan beragam oleh berbagai ahli.
Variasi definisi didasarkan pada sudut pandang dan waktu ahli ketika
mendefinisikan. Perkembangan kajian yang kompleks yang dicirikan oleh
koneksitas organisasi yang tidak terbatas antara unit-unit organisasi dengan
lingkunganya. Dalam bukunya Manajemen Pendidikan, Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia mengutip dari Gibson, Ivancevich, dan Donnelly (1996:6)
mendefinisikan organisasi sebagai wadah yang memungkinkan masyarakat dapat
meraih hasil yang sebelumnya tidak dapat dicapai oleh individu
secara sendiri-sendiri. Lebih jauh mereka menyebutkan bahwa organisasi adalah
suatu unit terkoordinasi terdiri setidaknya dua orang berfungsi mencapai satu
sasaran tertentu atau serangkaian sasaran. Definisi ini menekankan pada upaya
peningkatan pencapaian tujuan bersama secara lebih efektif dan efisien melalui
koordinasi antar unit organisasi.
Menurut
Tim Dosen Administrasi yang dikutip dari Oteng
Sutisna, yakni organisasi adalah mekanisme yang
mempersatukan kegiatan-kegiatan untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan. Definisi
ini menekankan pada mekanisme kerja dalam organisasi untuk mencapai tujuan
organisasi. [1]
Dari beberapa definisi di atas, penulis menyimpulkan
bahwa organisasi adalah suatu sistem interaksi antara orang yang ditujukan untuk
mencapai tujuan organisasi, dimana sistem tersebut memberikan arahan atau perilaku bagi anggota organisasi.
2. Pengertian
Konflik
Kata konflik
menurut bahasa Yunani configere
yang berarti berbenturan. Arti kata ini menunjuk pada semua bentuk
benturan, tabrakan, ketidaksesuaian, ketidak serasian, pertentangan,
perkelahian, oposisi, dan interaksi-interaksi yang antagonis. Menurut
Hendyat Soetopo yang
dikutip dari Kartini Kartono,
mendefinisikan konflik
adalah relasi-relasi psikologis yang antagonis, berkaitan dengan tujuan-tujuan
yang tidak bias disesuaikan, interes-interes eksklusif yang tidak bias
dipertemukan, sikap-sikap emosional yang bermusuhan, dan struktur-struktur
nilai yang berbeda.
Menurut
Hendyat Suetopo
yang dikutip dari Luthans (1981) mendefinisikan
konflik adalah perbedaan pendapat, persaingan dan permusuhan serta kondisi yang
ditimbulkan oleh adanya kekuatan yang saling bertentangan. Kekuatan ini bersumber pada keinginan manusia.[2]
Berdasarkan uraian diatas
penulis menyimpulkan secara umum konflik adalah suatu pertentangan,
ketidak sesuaian kepentingan, tujuan, dan sebagai segala macam interaksi
pertentangan antara dua atau lebih pihak.
Sedangkan
konflik organisasi adalah ketidak sesuaian antara dua atau lebih anggota atau
kelompok organisasi yang timbul karena adanya kenyataan bahwa mereka harus
membagi sumber daya yang terbatas atau kegiatan-kegiatan kerja dan arena
kenyataan bahwa mereka mempunyai perbedaan status, tujuan, nilai serta
presepsi. .
B. Penyebab Konflik
dalam Organisasi Pendidikan
Menurut
Hendyat Suetopo
yang dikutip dari Smith, Mazzarella, dan Piele bahwa sumber-sumber terjadinya konflik
dalam organisasi termasuk organisasi sekolah (pendidikan) antara lain :
a.
Masalah
komunikasi
Konflik
terjadi karena salah komunikasi atau distorsi yang bisa terjadi pada
masing-masing atau gabungan unsur komunikasi.
b.
Struktur
organisasi
Struktur
organisasi yang secara potensial memicu konflik dikarenakan masing-masing unit
organisasi mempunyai tugas dan kepentingan yang saling bergesekan dan
berbenturan.
c.
Faktor manusia
Yaitu
karena kepribadian yang sangat beragam dan unik.
Hendyat
Suetopo
didalam bukunya menyatakan bahwa beberapa faktor yang mempengaruhi konflik
antara lain :
a.
Ciri umum
pihak-pihak yang berkonflik.
b.
Hubungan
pihak-pihak yang berkonflik sebelum terjadi konflik.
c.
Sifat masalah
yang menimbulkan konflik.
d.
Lingkungan
sosial dimana konflik terjadi.
e.
Kepentingan
pihak-pihak yang berkonflik.
f.
Strategi yang
bisa digunakan oleh pihak-pihak yang berkonflik.
g.
Konsekuensi
konflik terhadap yang berkonflik dan terhadap pihak lain.
Menurut Hendyat Sutopo yang dikutip dari
Smith dkk. Mengemukakan proses terjadinya konflik melalui tahap-tahap berikut :
a.
Tahap antipasi
yakni merasakan munculnya gejala perubahan yang mencurigakan.
b.
Tahap menyadari
yakni perbedaan mulai diekspresikan dalam bentuk suasana yang tidak
mengenakkan.
c.
Tahap
pembicaraan yakni pendapat-pendapat berbeda mulai muncul.
d.
Tahap perdebatan
terbuka yakni pendapat-pendapat berbeda mulai dipertajam dan lebih terumuskan
dengan baik dan kentara.
e.
Tahap konflik terbuka
yakni masing-masing pihak berusaha memaksakan pendirian kepada pihak lain.[3]
C. Pengelolaan
Strategi Manajemen Konflik
Suatu organisasi perlu mempunyai pedoman untuk
memanajemeni konflik yang terjadi, yakni antara lain :
1. Prosedur untuk
menyelesaikan konflik. Konflik yang terjadi dalam organisasi harus segera
diselesaikan agar tidak mengganggu produksi dan operasi organisasi tersebut
untuk mencapai tujuannya.
2. Siapa yang
bertanggung jawab menyelesaikan konflik dan siapa yang bertanggung jawab untuk
mengambil keputusan jika terjadi konflik.
3. Apakah kewajiban
dan tanggung jawab pihak-pihak yang terlibat konflik. Sebagai contoh, siswa
yang terlibat konflik harus merahasiakannya dan wajib mengutamakan penyelesaian
konflik didalam organisasi dengan tidak meminta bantuan dari orang luar atau
pengadilan.[4]
Strategi
manajemen konflik diterapkan Untuk menjadikan konflik dan pemecahannya sebagai
pendinamisasi dan pengoptimalan mencapaian tujuan organisasi. Hal ini
bergantung pemimpin organisasi, apakah memiliki pandangan tradisional,
behavioral, atau pandangan interaksi dalam memandang organisasi yang
dipimpinya. Bagaimanapun, konflik pasti terjadi dalam organisasi, baik yang
berskala besar ataupun kecil. Oleh sebab itu, konflik-konflik itu perlu
dikelola agar menjadi potensi untuk mengefektifkan organisasi.
Menurut
Hendyat Suetopo yang dikutip dari Blake (dalam Scmuck 1976) menunjukan beberapa
cara jika menggunakan strategi manajemen tertentu :
1.
Jika menggunakan strategi menang-kalah, cara yang
ditempuh bisa :
a.
Menghilangkan pergolakan dengan menggunakan
pertimbangan satu pihak.
b.
Diadakan resolusi dengan keputusan pihak luar.
c. Persetujuan
melalui wasit.
2.
Menghindari konflik dengan mengurangi interdependensi
:
a.
Satu pihak menarik diri untuk bertindak lebih lanjut.
b.
Mencari kesamaan-kesamaan jika terjadi konflik
interes.
c.
Memisahkan pihak-pihak yang berkonflik.
3.
Mengusahakan kesepakatan melalui pemecahan masalah
secara kreatif :
Secara umum, cara ini dilakukan dengan cara menentukan
masalah pokoknya, mengidentifikasi alternatif, mengevaluasi alternatif , menentukan alternatif terbaik,
implementasi alternatif dan follow-up.
Penulis dapat menyarankan penggunaan
strategi manajemen konflik bagi para pimpinan satuan pendidikan ketika
menghadapi konflik sebagaimana ditampilkan pada tabel berikut :
No
|
Strategi
|
Situasi
|
Prosedur
|
(1)
|
(2)
|
(3)
|
(4)
|
1
|
Kompetensi
|
Cepat, menentukan, vital, darurat, isu penting, dan
perilaku tidak kompetetif ada satu pihak yang ingin menang.
|
Kekuasaan digunakan menyelesaikan konflik.
|
2
|
Kolaborasi
|
Ketika keduanya peduli untuk kompromi, kepentingan
belajar, ada perbedaan perspektif, mencapai konsensus, persahabatan.
|
Pihak-pihak yang berkonflik diminta untuk saling
memahami, menemukan solusi baru dan menghasilkan komitmen dan kepuasan.
|
3
|
Kompromi
|
Ketika
tujuan dianggap penting, isu kompleks, solusi di bawah tekanan, dan
kolaborasi tidak sukses.
|
Dikompromikan,
ada tawar menawar, memanfaatkan penengah, hasilnya cenderung ada yang
dikorbankan pada aspek tertentu atas dasar kompromi.
|
4
|
Penghindaran
|
Isu
tidak penting, ada isu lain lebih penting, ada pihak lain yang dapat
mengatasinya lebih efektif.
|
Pimpinan
menghindari pihak-pihak yang diisukan berkonflik.
|
5
|
Penyesuaian
|
Ketika
menemukan kekeliruan, mencapai posisi lebih baik, isu lebih penting dari pada
diri sendiri, memuaskan pihak lain, dan memelihara kooperasi, mempertahankan
keharmonisan dan stabilitas belajar dari kesalahan.
|
Menyadarkan
pihak yang berkonflik bahwa persahabatan, keharmonisan, dan stabilitas perlu
dikedepankan daripada solusi yang dihasilkan
.
|
6
|
Negosiasi
(konfrontasi)
|
Ketika
masing-masing memiliki kekuasaan yang sama, memiliki solusi yang dapat
diterima.
|
Memanfaatkan
pihak ketiga, melakukan bargaining, dan menemukan solusi yang sama-sama
menguntungkan.
|
7
|
Pemecahan
masalah secara integratif (konfrontasi)
|
Ketika
hanya ada kepercayaan minimum dari pihak yang berkonflik, tak ada waktu untuk
mendapatkan solusi secara cepat, organisasi memperoleh keuntungan dari
pertemuan perspektif yang berbeda dalam membuat keputusan kunci.
|
Pimpinan
mengintegrasikan pihak-pihak yang berkonflik untuk meningkatkan kepercayaan
dalam rangka menemukan solusi secara integratif untuk kepentingan organisasi.
|
8
|
Perancangan
ulang organisasi
|
Ketika
sumber konflik datang dari kondisi kerja, pekerjaan dapat dimudahkan melalui
pembagian tanggung jawab, aktivitas membutuhkan koordinasi
antar-unit/depertemen.
|
Pimpinan
melakukan penstrukturan organisasi ulang dengan melibatkan pihak-pihak yang
berkonflik secara fair, memanfaatkan mediator.
|
9
|
Perbaikan
praktik organisasi
|
Ketika
konflik berkaitan dengan praktik-praktik organisasi
|
Rumuskan
sub tujuan bersama, hilangkan praktik organisasi bermakna ganda, perbaiki
kebijakan, prosedur dan peranan yang dikonflikkan, modifikasi komunikasi
multiarah, putarlah personil, buatlah sistem penghargaan yang sehat dan
program pelatihan berkelanjutan.
|
Prinsipnya, pimpinan satuan pendidikan
harus memiliki kekuatan dan otoritas sebagai pemimpin pendidikan. Ia harus
dapat mendayagunakan kekuatan yang ada pada dirinya dan mampu memanfaatkan otoritas
yang ada pada dirinya untuk mengarahkan sikap dan perilaku bawahan. Kemampuan
pimpinan dalam menempatkan kekuatan dan otoritas pada proporsi yang wajar pada
akhirnya sangat membantu pemecahan konflik, sebagai mana yang diharapkan.
Melalui pijakan ini timbul suasana yang memungkinkan diarahkannya suatu konflik
menjadi sesuatu yang menguntungkan bagi organisasi.[5]
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Dari
pemaparan kami diatas maka :
Penulis menyimpulkan bahwa organisasi adalah suatu sistem interaksi antara orang yang ditujukan untuk
mencapai tujuan organisasi, dimana sistem tersebut memberikan arahan atau perilaku bagi anggota organisasi.
Secara umum konflik adalah suatu pertentangan, ketidak
sesuaian kepentingan, tujuan, dan sebagai segala macam interaksi pertentangan
antara dua atau lebih pihak.
Sedangkan
konflik organisasi adalah ketidak sesuaian antara dua atau lebih anggota atau
kelompok organisasi yang timbul karena adanya kenyataan bahwa mereka harus
membagi sumber daya yang terbatas atau kegiatan-kegiatan kerja dan arena
kenyataan bahwa mereka mempunyai perbedaan status, tujuan, nilai serta
presepsi. .
Konflik
terjadi tidak dengan sendirinya dan banyak faktor-faktor yang mendominasi
munculnya konflik dalam organisasi pendidikan.
Prinsipnya, pimpinan satuan pendidikan
harus memiliki kekuatan dan otoritas sebagai pemimpin pendidikan. Melalui
pijakan ini timbul suasana yang memungkinkan diarahkannya suatu konflik menjadi
sesuatu yang menguntungkan bagi organisasi.
B.
SARAN
Dengan terselesaikannya makalah ini mengajak kita untuk menyelami
lebih dalam tentang manajemen konflik dalam organisasi pendidikan. Kami berharap masyarakat dapat menjadikan ini
sebagai acuan untuk meningkatkan pengetahuan dan pendekatan kita pada Allah SWT.
Kritik dan saran sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Tim Dosen Administrasi, 2014, Manajemen Pendidikan, Bandung
: Alfabeta.
Hendyat Soetopo, 2010, Perilaku Organisasi, Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Wirawan, 2013,
Konflik dan
Manajemen Konflik, Jakarta : Salemba Humanika.
[1] Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas
Pendidikan Indonesia, Manajemen Pendidikan (Bandung : Alfabeta, 2014), 69-70.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar